Kamis, 16 Desember 2010

Hijrah Menghadapi Radikalisme Dosa Yahudi

Penyimpangan Yahudi dan Nasrani dari Ajaran Tauhid.

Ajaran tauhid adalah missi semua Nabi dan Rasul Allah;

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلاَّ نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا فَاعْبُدُونِ
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum engkau, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada ilah (yang hak untuk dipertuhankan) melainkan Aku, maka ibadatilah olehmu sekalian akan Aku". (QS. 21/Al-Anbiyaa' : 25)

Tetapi Yahudi melawan ajaran Allah itu dengan menggunakan ajaran yang dibuatnya sendiri dan Nasrani mengikuti kesesatan yang dibuat oleh Yahudi.

Penyimpangan Yahudi dan Nasrani dari ajaran tauhid yang diwahyukan Allah itu difrmankan Allah dalam Al-Qur'an yang antara lain adalah
Pertama : Memberikan pemujaan dan hak ketuhanan yang disembah kepada selain Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ

Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dila`nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? (QS. 9/At-Taubah : 30)

Kedua : Memberikan hak ketuhanan kpada selain Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa untuk ditaati, dipatuhi, hak untuk membuat syari’at serta undang-undang dalam kehidupan.
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ

Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putera Maryam; padahal tidaklah mereka diperintah kecuali memperhambakan diri mengibadati hanya kepada Ilah (Sesembahan) Yang Mahaesa; tidak ada ilah (sesembahan yang hak dipertuhankan) selain Dia. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS. 9/At-Taubah : 31)


Ketiga : Membuat kitab sesuai dengan selera mereka sendiri dan mereka merubah kitab suci dari aslinya.

فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلاً
Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. (QS. 2/Al-Baqarah : 79)

مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ

Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merubah perkataan dari tempat-tempatnya. (QS. 4/An-Nisaa’  : 46)

Keempat : Suka mencampuradukkan antara yang haq dan yang bathil dan menyembunyikan kebenaran.
يَاأَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَلْبِسُونَ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui? (QS. 3/Ali ‘Imraan : 71)


Ada tiga biang kesalahan yang diperintahkan Rasulullah kepada kita agar waspada yang beliau sabdakan sebagai berikut :
إِيَّاكُمْ وَالْكِبْرَ فَإِنَّ إِبْلِيْسَ حَمَلَهُ الْكِبْرُ عَلَى أَنْ لاَ يَسْجُدَ لأَِدَمَ وَإِيَّاكُمْ وَالْحِرْصَ فَإِنَّ آدَمَ حَمَلَهُ الْحِرْصُ عَلَى أَنْ أَكَلَ مِنَ الشَّجَرَةِ وَإِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ ابْنَىْ آدَمَ إِنَّمَا قَتَلَ أَحَدُهُمَا صَاحِبَهُ حَسَدًا فَهُنَّ أَصْلُ كُلِّ خَطِيْئَةٍ  (رواه ابن عساكر عن ابن مسعود)
Waspada dan jauhilah sombong karena sesungguhnya iblis terbawa sifat sombong sehingga ia menolak perintah Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa untuk ia bersujud menghormati Adam 'alaihis-salaam; waspada dan jauhilah serakah karena sesungguhnya Adam 'alaihis-salaam terbawa sifat serakah sehingga ia makan dari pohon yang dilarang oleh Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa. Dan waspada serta jauhilah dengki kare sesungguhnya kedua putra Adam 'alaihis-salaam, salah seorang dari keduanya membunuh saudaranya hanya karena dengki. Maka ketiga sifat tercela itulah asal segala kesalahan (HR. Ibnu 'Asyakir dari Ibnu Mas'ud)

Kemudian marilah kita mengenal asal segala kesalahan itu adalah akar segala dosa, radikalisme dosa, fundamentalisme dosa.

Rencana Jahat Yahudi pada Nabi Isa :

Terdapat laporan tentang peristiwa yang terjadi pada tahun 30 M
'Isa 'alaihis-salam di tahun terakhir dari masa hidupnya menggunakan kekuatan fisik untuk mengusir para pedagang uang keluar dari tempat ibadah. Inilah satu-satunya peristiwa selama pelayanan rohaninya dimana ia menggunakan kekuatan fisik untuk melawan.

Ketika bangsa Yahudi pengikut 'Isa 'alaihis-salam datang ke Yerusalem untuk membayar zakat, mereka hanya dapat melakukan itu dengan satu koin khusus, setengah shekel, yakni sebuah koin yang beratnya setengan ounce dari perak murni, besarnya sekitar ukuran koin seperempat dolar. Ini adalah satu-satunya koin pada waktu itu yang terbuat dari perak murni dan bobotnya meyakinan, tanpa citra wajah Kaisar penyembah berhala, dan karena itu bagi pengikut 'Isa 'alaihis-salam adalah satu-satunya jenis koin yang bisa diterima oleh Allah.
Sayangnya koin jenis ini tidak tersedia secara memadai, pedagang uang telah memborongnya, lalu mereka menaikkan harganya terhadap apa yang dapat diterima pasar.
1 ounce = 31,103 gram
Mereka menggunakan monopoli yang mereka miliki atas koin-koin ini untuk meraup keuntungan melebihi batas kewajaran, memaksa pengikut 'Isa 'alaihis-salam untuk membayar berapapun juga harga yang diminta pedagang uang.
'Isa 'alaihis-salam menghalau pedagang uang itu keluar karena monopoli mereka atas koin-koin ini secara total melanggar kesucian rumah Allah. Para pedagang uang itu menuntut kematiannya beberapa hari kemudian. Baca :  The History of the “Money Changers”
  
Inilah yang diceritakan bahwa orang-orang Yahudi dengan segala tipu dayanya ingin membunuh Nabi Isa, diantaranya dengan fitnahan keji  "Ingin menjadi Raja Yahudi" yang disampaikannya pada penguasa Romawi. Tetapi Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa menyelamatkan Nabi Isa 'alaihis-salaam dan sebagai gantinya Yudas Iskariot tersalib di Golgota.
Kemudian orang-orang Yahudi menindaklanjuti rencana jahatnya dengan menjadikan Saul (Paulus) mengajarkan ajaran tandingan. Saul mendirikan ajaran baru yang mempertuhankan Isa 'alaihis-salamm dan Ruhul Qudus, kemudian menjadikan Mariyam sebagai ibu Tuhan. Saul berhasil mengadopsi adat istiadat Romawi dan filsafat Yunani ke dalam Nasrani. Demikian pula ajaran kepercayaan kepada unsur ketuhanan yang diyakininya ada pada api, matahari, cahaya serta dewa-dewa seperti dalam agama Figria, Hindu, Budha. Saulpun telah menghapus khitan dan menghalalkan babi.

Pengakuan Yahudi Menolak Mengakui Allah : Keselamatannya Karena Akal Sendiri

Pada peristiwa tahun 30 M itu justru orang-orang Yahudi menampilkan kesombongannya terhadap missi Nabi Isa melaksanakan peribadatan di Rumah Allah dan membayar zakat mentaati Allah.
Pada saat yang sama kepentingan Yahudi yang tidak beriman itu terbawa keserakahannya dengan menguasai perdagangan uang dan kedengkiannya berkobaran semangat menjual data palsu kepada penguasa Romawi berupa fitnah Nabi Isa memimpin kaum beriman dikatakannya ingin menjadi raja.

Diantara pernyataan-pernyataan Yahudi adalah :
"Sesungguhnya telah berulang terjadi, penguasa goyim (non-Yahudi) itu hendak memusnahkan bangsa Israil. Ingatlah tatkala para Fir'aun hendak memusnahkan bangsa Israil, yang terkena bahaya adalah Fir'aun dan tentaranya sendiri, sedangkan bangsa Israil selamat".
Yahudi mengakui demikian, tentu karena Yahudi adalah Yahudi bukan karena Allah yang Mahakuasa.
Yahudi juga menyatakan :
"Manakala bangsa Arab baru, atas nama Islam mengambil Yatsrib da Khaibar dari tangan bangsa Israil dan bangsa Israil terusir, bangsa Israil bisa merasuk ke dalamnya sehingga merekapun pecah karena jarum berbisa Yahudi telah ada dalam dada-dadanya".
Inilah testimonial Yahudi bahwa suntikan berbisa Yahudi telah merasuk kedalam dada non-Yahudi sehingga Ali bin Abi Thalib dibunuh mengakhiri kepemimpinan dunia diatas jejak kenabian dan terpecahbelahnya umat muslimin dalam faham teologi, kemudian aliran sufi dan madzhab fiqih telah dimulai.

Kemudian tak kurang lagi Yahudi menyatakan :
"Tatkala Yahudi Andalusia terusir, Yahudipun mendapat keuntungan besar karena akal Yahudi sendiri. Yahudi tersingkir dari Spanyol, tetapi ditemukan benua baru yang sangat menguntungkan bangsa Israil".
Itulah ditemukannya benua Amerika. Amerika tetap dan terus dijadikan sebagai Amerika untuk kepentingan akar (radikalisme, fundamentalisme) segala kesalahan dan dosa.
Kemudian pada kenyataannya yang kita saksikan adalah klaim Yahudi yang menyatakan sebagai berikut :
"Wahai penakluk Eropa, bangsa Yahudi bukanlah kambing perahan. Dan bangsa Yahudi bekerja memasuki hati-hatimu dan ke dalam jantungmu. Pada suatu saat jantung dan hatimu berhenti dan bangsa Yahudi mengganti dengan hati dan jantung yang lain sehingga otakmu akan menuruti hati yang baru".


Hijrah Diperintahkan Allah.
وَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَاهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيلاً
Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan berhijrahlah meninggalkan mereka dengan cara yang baik. (QS. 73/Al-Muzzammil : 10)
Dalam berhijrah yang diperintahkan Allah dalam firman-Nya ini, hijrah berarti meninggalkan orang-orang yang menentang ajaran Allah dan Rasul-Nya. Jadi, meninggalkan orang-orangnya dalam penentangan terhadap Allah.

Perintah berhijrah pada perintah Allah yang lain adalah :
وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ
Dan ar-rujz tinggalkanlah (berhijrah daripadanya), (QS. 74/Al-Muddatstsir : 5)
Dalam berhijrah yang diperintahkan Allah dalam firman-Nya ini, hijrah berarti meninggalkan perbuatan dosa, missi dan tujuannya serta adzab karena dosa itu.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ تَدْرُونَ مَنِ الْمُسْلِمُ قَالُوا اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ قَالَ تَدْرُونَ مَنِ الْمُؤْمِنُ قَالُوا اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ مَنْ أَمِنَهُ الْمُؤْمِنُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ السُّوءَ فَاجْتَنَبَهُ
Dari Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash ia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallama bersabda : Kalian mengetahui siapakah orang muslim itu ?
Para sahabat berkata : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.
Rasulullah bersabda : Yaitu orang yang umat muslimin selamat dari lisan dan tangannya.
Rasulullah bersabda : Kalian tahu siapakah orang mukmin itu
Para sahabat berkata : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.
Rasulullah bersabda : Yaitu orang yang umat mukminin terjaga amanatnya akan jiwa dan hartanya. Sedangkan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan keburukan dan menjauhinya (HR. Ahmad)


Hijrah untuk Menjayakan Ajaran Kebenaran dari Allah

Sekalipun demikian, setiap peristiwa sejarah manusia sebagaimana peristiwa alam adalah rencana Allah yang berjalan dan menjadi kenyataan. Berhijrah dari dosa, berhala dan adzab menuju ketaatan dan surga, meninggalkan keterpurukan dan kebangkrutan menuju kejayaan di dunia dan di akhirat telah difirmankan Allah menjadi perintah kepada hamba-hamba-Nya. Oleh karena itu, dalam hal apapun inilah yang Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman :
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan ajaran yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala ajaran-ajaran meskipun orang-orang musyrik benci. (QS. 61/As-Shaff : 9)

Pada 592 tahun setelah Isa 'alaihis-salam diumpankan oleh kaumnya pada penguasa Romawi untuk divonis hukum mati disalib, pada tahun 622 M Rasulullah masuk Yatsrib hijrah dari Makkah. Bagitu masuk Yatsrib Rasulullah membangun masjid dan mengikat seluruh komponen masyarakat Yatsrib kedalam ikatan perjanjian saling mempersaudarai intern orang-orang beriman dan antara orang-orang beriman bersama Rasulullah dengan orang-orang Yahudi Bani Quraizhah, Bani Nadhir dan Bani Qainuqa’. Ikatan perjanjian itu adalah Shahifah Nabawiyah.
Rasulullah hijrah dari kemusyrikan, dosa dan kema'shiyatan masyarakat Makkah menuju tegaknya kepemimpinan kenabian sehingga tipu daya dari radikalisme dosa Yahudi di Yatsrib yang kemudian dinamakan Madinah dan di Khaibar menjadi tidak bekerja lagi dan Makkah dibebaskan dari mempertuhankan selain Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar