Kamis, 10 November 2011

Prinsip Muamalah Dinar

وَمِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِقِنْطَارٍ يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِدِينَارٍ لاَ يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ إِلاَّ مَا دُمْتَ عَلَيْهِ قَائِمًا ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لَيْسَ عَلَيْنَا فِي اْلأُمِّيِّينَ سَبِيلٌ وَيَقُولُونَ عَلَى اللهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Di antara Ahli Kitab ada orang yang jika engkau mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika engkau mempercayakan kepadanya satu Dinar, tidak dikembalikannya padamu, kecuali jika engkau selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: "Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi". Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui. (QS. 3/Aali 'Imraan : 75)

Firman Allah Subhaanahu wa Ta'alaa tersebut mengingatkan kepada hamba-hamba-Nya bahwa di kalangan ahli kitab (Yahudi) ada orang yang  berkhianat. Demikian pula agar hamba-hamba Allah waspada terhadap praktik-praktik tipu daya dan pemerdayaan mereka. Sedangkan prinsip etnosentrisme Yahudi yang dikatakannya "Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi (non Yahudi, yang disebut Goyyim oleh mereka)" adalah prinsip 'ushbah insiders Yahudi konspirator yang apabila seseorang berada di dalamnya adalah maghdhuubi 'alaihim (dilaknat Allah) atau bila berada di bawah pengaruh prinsip itu adalah adh-dhaalliin (tertipu).
Ayat Allah tersebut memastikan yang dikaruniakan Allah kepadanya nikmat ialah yang bermuamalahkan Dinar.

Malik bin Dinar mengatakan :
إِنَّمَا سُمِّيَ الدَّيِنْارُ ِلأَنَّهُ دِيْنٌ وَنَارٌ. وَقِيْلَ: مَعْنَاهُ مَنْ أَخَذَهُ بِحَقِّهِ فَهُوَ دِيْنُهُ. وَمَنْ أَخَذَهُ بِغَيْرِ حَقِّهِ فَلَهُ النَّارُ
Sesungguhnya Dinar itu disebut Dinar karena adalah Din dan Nar. Dan dikatakan : Maknanya, barangsiapa mengambilnya dengan yang  dirinya memang berhak maka ia adalah Din (ajaran hidupnya yang hak dari Rabb)-nya. Dan barangsiapa mendapatkan dan menggunakan Dinar dengan yang dirinya tidak berhak, maka baginya adalah Nar (neraka) (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim).

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا يَسُرُّنِي أَنَّ لِي أُحُدًا ذَهَبًا تَأْتِي عَلَيَّ ثَالِثَةٌ وَعِنْدِي مِنْهُ دِينَارٌ إِلاَِّ دِينَارٌ أَرْصُدُهُ لِدَيْنٍ عَلَيَّ
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, ia berkata : Sesungguhnya Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda : Seandainya aku memiliki emas sebesar bukit Uhud dan didatangkan kepadaku lagi gunung yang ketiga, disamping itu aku memiliki satu dinar, maka yang membuat aku senang hanyalah satu dinar yang dapat aku gunakan untuk membayar hutang (HR. Bukhari dan Muslim)

Pernyataan Rasulullah yang diriwayatkan Abu Hurairah tersebut merupakan prinsip mempermuamalahkan Dinar. Sedang pernyataan 'ushbah insiders Yahudi pada Al-Qur'an, surat 3/Aali 'Imraan : ayat 75 tersebut diatas untuk menguasai emas atau Dinar yang dengan demikian berarti menguasai dan mengendalikan harga pasar yang dengan demikian mengendalikan ekonomi.
Yang terjadi pada zaman Nabi 'Isa 'alaihis-salaam, para money changers Yahudi menguasai Dinar untuk mengendalikan pasar sementara itu kaisar dan Nabi 'Isa diadu domba hingga dijatuhkannya hukuman mati dengan disalib atas Nabi 'Isa.

Demikian pula yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam bahwa sebelum hijrah, ekonomi Yatsrib yang kemudian disebut Madinah didominasi Yahudi
Jumlah mereka diperkirakan mencapai lima puluh persen dari penduduk Yatsrib. Mereka membangun ekonomi di Yatsrib dari nol. Semula mereka adalah pendatang. Karena gigih, akhirnya mereka memonopoli industri besi, menguasai pertanian, serta mengendalikan keuangan dan pasar. Mereka pun makmur. Untuk mempertahankan kontrol mereka, mereka pun memprovokasi dan memecah belah masyarakat Yatsrib. Perseteruan suku utama bangsa Arab di Yatsrib yaitu Suku Aus dan Suku Khazraj dilestarikan oleh orang-orang Yahudi hingga pada tingkat peperangan saling membunuhpun terjadi. http://wakalanusantara.com/detilurl/Hijrah.dari.Sistem.Ekonomi.Yahudi/130
Menurut Ahmad Thomson dalam Sistem Dajjal, yahudisasi tersebut bermula dari kehadiran bank-bank di Eropa yang didirikan orang-orang Yahudi.
Pada mulanya bank-bank ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan dinar (uang emas) dan dirham (uang perak) agar aman. Jika ada orang yang menitipkan uang emas atau uang peraknya di bank, sang bankir memberinya tanda terima (kertas). Bankir pun berjanji akan membayar kembali uang emas dan uang perak tersebut secara tunai kepada pembawa pada saat tanda terima itu dipertunjukkan kembali kepada bank. Kertas yang berisi tanda terima ini kemudian dapat dijadikan alat tukar meskipun belum ditukarkan dengan uang emas atau uang perak yang ada di bank. Pada perkembangan selanjutnya, bankir pun mencetak uang kertas sebanyak-banyaknya yang jumlahnya jauh lebih banyak dari pada jumlah uang emas dan uang perak yang ada di bank. http://wakalanusantara.com/detilurl/Hijrah.dari.Sistem.Ekonomi.Yahudi/130
Yang terjadi adalah umat manusia pada bersaing untuk dapat menguasai kekayaan, jabatan, pengaruh sejak dengan perang dagang, perang politik, perang diplomatik sampai dengan perang senjata semuanya dengan dan untuk uang kertas kosong nilai intrinsiknya sementara sebagaimana firman Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa pada Al-Qur'an, surat 3/Aali 'Imraan : 75  'ushbah Yahudi mengeruk sebanyak-banyaknya emas di dunia ini. Dengan menguasai emas 'ushbah Yahudi menguasai monopoli industri, menguasai sumber daya alam, serta mengendalikan keuangan dan pasar.
Bermuamalahkan Dinar, karenanya semata untuk konsisten, istiqamah di jalan kehidupan yang diistiqamahi yakni shirath al-mustaqiim tidak mau yang dimurkai Allah al-maghdhuub 'alaihim dan pula dalam rangka tidak mau tertipu (adh-dhaaalliin)

Kemestian bermuamalahkan Dinar adalah kemestian menjalankan prinsip-prinsipnya yang antara lain adalah sebagai berikut :

1.      Tidak mengedepankan faham teologi, madzhab fiqh, madzhab politik, madzhab ekonomi, aliran thariqat, aliran kebatinan, aliran spiritualisme, ormas dan orpol apapun melainkan ayat-ayat Allah.

Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa berfirman :
الر تِلْكَ ءَايَاتُ الْكِتَابِ الْحَكِيمِ
Alif Laam Raa. Inilah ayat-ayat Al-Qur'an yang mengandung hikmah. (QS. 10/Yuunus : 1)
الر تِلْكَ ءَايَاتُ الْكِتَابِ الْمُبِينِ  إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Alif, laam, raa. Ini adalah ayat-ayat kitab (Al-Qur'an) yang nyata (dari Allah). Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kalian memahaminya. (QS. 12/Yuusuf : 1-2)

المر تِلْكَ ءَايَاتُ الْكِتَابِ وَالَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يُؤْمِنُونَ
Alif laam miim raa. Ini adalah ayat-ayat Al Kitab (Al-Qur'an). Dan Kitab yang diturunkan kepadamu dari Rabb-mu itu adalah benar; akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya). (QS. 13/Ar-Ra'd : 1)

Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa menyebut ayat-ayat Allah dalam Al-Qur'an, kemudian Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa menyebut peristiwa-peristiwa alam dimana Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa memberlakukan urusan-urusan pada alam itu dengan menyebutkan sebagai penjelasan setail-setail ayat-ayat Allah.
اللهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي ِلأَجَلٍ مُسَمًّى يُدَبِّرُ اْلأَمْرَ يُفَصِّلُ اْلآيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kalian lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan ayat-ayat (-Nya), supaya kalian meyakini pertemuan (mu) dengan Rabb kalian (QS. 13/Ar-Ra'd : 2)

Al-Kitab yang ayat-ayat-Nya dalam Al-Kitab itu difirmankan Allah adalah turun dari-Nya dalam (QS. 45/Al-Jaatsiyah : 1-2), kemudian Allah menyebutkan ayat-ayat-Nya pada peristiwa alam (QS. 45/Al-Jaatsiyah :  3-5) :
حم  تَنْزِيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
Haa Miim. Kitab (ini) diturunkan dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (QS. 45/Al-Jaatsiyah : 1-2)

إِنَّ فِي السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ َلآيَاتٍ لِلْمُؤْمِنِينَ  وَفِي خَلْقِكُمْ وَمَا يَبُثُّ مِنْ دَابَّةٍ ءَايَاتٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ   وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا أَنْزَلَ اللهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ رِزْقٍ فَأَحْيَا بِهِ اْلأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ ءَايَاتٌ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat ayat-ayat (Allah) untuk orang-orang yang beriman. Dan pada penciptaan kalian dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat ayat-ayat (Allah) untuk kaum yang meyakini, dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat pula ayat-ayat (Allah) bagi kaum yang berakal. (QS. 45/Al-Jaatsiyah :  3-5)
Kemudian pada Al-Qur'an Surat 45/Al-Jaatsiyah, ayat : 6 Allah menyebutkan : Itulah ayat-ayat Allah yang Kami tilawahkannya kepadamu dengan hak.
تِلْكَ ءَايَاتُ اللهِ نَتْلُوهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّ فَبِأَيِّ حَدِيثٍ بَعْدَ اللهِ وَءَايَاتِهِ يُؤْمِنُونَ
Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya; maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-keterangan-Nya. (QS. 45/Al-Jaatsiyah :  6)

Ayat-ayat Allah dalam Al-Kitab, Al-Qur-an dan ayat-ayat Allah dalam peristiwa alam, itulah ayat-ayat Allah yang ditilawahkan-Nya yang Allah firmankan juga pada Al-Qur'an, Surat  81 /At-Takwiir : 15-25 :

فَلاَ أُقْسِمُ بِالْخُنَّسِ  الْجَوَارِ الْكُنَّسِ  وَاللَّيْلِ إِذَا عَسْعَسَ  وَالصُّبْحِ إِذَا تَنَفَّسَ  إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ  ذِي قُوَّةٍ عِنْدَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ  مُطَاعٍ ثَمَّ أَمِينٍ  وَمَا صَاحِبُكُمْ بِمَجْنُونٍ  وَلَقَدْ رَآهُ بِاْلأُفُقِ الْمُبِينِ  وَمَا هُوَ عَلَى الْغَيْبِ بِضَنِينٍ  وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَيْطَانٍ رَجِيمٍ
Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-bintang, yang beredar dan terbenam, demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya, dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing, sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di fihak Allah yang mempunyai 'Arsy, yang dita'ati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya. Dan teman kalian (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila. Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang. Dan Dia (Muhammad) bukanlah seorang yang bakhil untuk menerangkan yang ghaib. Dan Al-Qur'an itu bukanlah perkataan syaitan yang terkutuk, (QS. 81 /At-Takwiir : 15-25)

Kemudian pada Al-Qur'an, Surat 81/At-Takwiir ayat 26, Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa meminta pertanggungjawaban manusia : Kemana kalian bermadzhab ?
فَأَيْنَ تَذْهَبُونَ
Maka kemanakah kalain bermadzhab ? (QS. 81/At-Tawiir : 26)
Ayat ini sering diterjemahkan dengan : Maka ke manakah kalian akan pergi?
Kata :
تَذْهَبُونَ
Kata yang transliterasinya adalah tadzhabuun ini berarti menempuh jalan pada tempat, waktu dam alat menuju tujuan jalan itu yang dalam bahasa Arabnya adalah :
مَذْهَبٌ
Transliterasinya adalah Madzhab

Tuntutan pertanggungjawaban Allah kepada manusia itu berarti apakah manusia mengedepankan faham teologi, madzhab fiqh, madzhab politik, madzhab ekonomi, aliran thariqat, aliran kebatinan, aliran spiritualisme, ormas dan orpol menggantikan bermadzhab Al-Quran yang praktik operasionalnya adalah Sunnah Kenabian Rasulillah shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Sedangkan Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa melarang hamba-hamba-Nya menjadi bagian dari pemecah belah ajaran hdiup ini
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لاَ تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ  مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَلاِ تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ  مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
Maka hadapkanlah wajah (arah hidup)-mu dengan lurus kepada ajaran hidup (yang diajarkan Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) ajaran hidup yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,. (Hadapkanlah arah hidupmu dengan lurus kepada ajaran hidup yang diajarkan Allah) dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kalian termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah (musyrik), yaitu orang-orang yang memecah belah ajaran hidup mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. (QS. 30/Ar-Ruum : 30-32)

Perintah Allah agar menghadapkan arah hidup dengan lurus, konsisten dan istiqamah kepada ajaran hidup yang diajarkan Allah dengan kembali bertaubat kepada-Nya adalah perintah untuk berhijrah kepada karakteristik Risalah Kenabian.
Baca selengkapnya : Prinsip Tak Bermadzhab Melainkan Ayat-ayat Allah

Pengabaian terhadap prinsip ini adalah kebodohan, dituntut pertanggungjawaban di hadapan Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa. Sehingga secara pasti, seberapa tangguh percaya diri dan seberapa penting seseorang sebagai bagian dari faham teologi, aliran thariqat, madzhab hukum, madzhab politik, madzhab ekonomi, beraliran spiritual, bersistem keyakinan, ritual dan moral keagamaan untuk menggantikan pembenaran dengan ketaatan pada kitab-kitab Allah dan sunnah kenabian Rasul-Nya, lebih-lebih dengan jelas mengesampingkan  Shahifah Nabawiyah  dan apalagi membelakanginya, maka adalah menyerahkan leher diri sendiri  untuk dijadikan bahan permainan game  'ushbah/ insiders Yahudi konspirator selayaknya di alam peternakan. Kemudian dari pada itu, untuk pada gilirannya digiring ke tempat penyembelihannya.


2.      Tidak menjadi bagian dari kepentingan harta, jabatan dan pengaruh duniawi dengan perebutannya

3.      Menjalankan agenda yang difirmankan Allah :

يَمْحَقُ اللهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.(QS. : 2/Al-Baqarah : 276)

4.      Kembali kepada nilai intrinsik ekonomi dengan dinar, dan dirham sebagai instrumennya untuk menarik diri dari tipuan sistem riba dengan nilai kosong uang kertas yang tidak ada nilai intrinsiknya

5.      Dinar dengan nilai intrinsiknya tidak ditimbun karenanya ia hanyalah hak untuk dimuamalahkan

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ اْلأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللهِ وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلاَ يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, (QS. 9/At-Taubah : 34)
يَوْمَ يُحْمَى عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ هَذَا مَا كَنَزْتُمْ لأَنْفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُونَ
Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu".(QS.9/At-Taubah : 35)

6.      Menjaga diri dari fitnah yang timbul dari emas dengan mengingat peristiwa sejarah fitnah emas pada Nabi Musa dan Nabi Isa serta sejarah masa depan.
a.       Peristiwa sejarah fitnah emas pada Nabi Musa
Ketika Nabi Musa berhadapan dengan Fir'aun, penguasa Mesir kuno itu ateis (ateis di Indonesia adalah orang komunis) dengan pernyataannya :
وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَاأَيُّهَا الْمََلأُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَاهَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي َلأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ
Dan berkata Fir`aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta". (QS. 28/Al-Qashash : 38)

Mendapati Nabi Musa berketuhanan Yang Mahaesa yaitu tidak mempertuhankan selain Allah, orang Yahudi dari Suku As-Samirah melancarkan ajaran ketuhanan yang mahaesa yang bukan Allah tetapi patung anak sapi dari emas.
قَالَ فَإِنَّا قَدْ فَتَنَّا قَوْمَكَ مِنْ بَعْدِكَ وَأَضَلَّهُمُ السَّامِرِيُّ
Allah berfirman: "Maka sesungguhnya kami telah menguji kaummu sesudah kamu tinggalkan, dan mereka telah disesatkan oleh Samiri. (QS. 20/Thaahaa : 85)
قَالُوا مَا أَخْلَفْنَا مَوْعِدَكَ بِمَلْكِنَا وَلَكِنَّا حُمِّلْنَا أَوْزَارًا مِنْ زِينَةِ الْقَوْمِ فَقَذَفْنَاهَا فَكَذَلِكَ أَلْقَى السَّامِرِيُّ  فَأَخْرَجَ لَهُمْ عِجْلاً جَسَدًا لَهُ خُوَارٌ فَقَالُوا هَذَا إِلَهُكُمْ وَإِلَهُ مُوسَى فَنَسِيَ
Mereka (Bani Israil) berkata: "Kami sekali-kali tidak melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami sendiri, tetapi kami disuruh membawa beban-beban dari perhiasan kaum (Mesir) itu, maka kami telah melemparkannya (ke dalam api yang telah dinyalakannya di satu lubang untuk dijadikan patung anak sapi), dan demikian pula Samiri melemparkannya", kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak lembu yang bertubuh dan bersuara, maka mereka berkata: "Inilah Tuhan kalian dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa".. (QS. 20/Thaahaa : 87-88)
وَاتَّخَذَ قَوْمُ مُوسَى مِنْ بَعْدِهِ مِنْ حُلِيِّهِمْ عِجْلاً جَسَدًا لَهُ خُوَارٌ أَلَمْ يَرَوْا أَنَّهُ لاَ يُكَلِّمُهُمْ وَلاَ يَهْدِيهِمْ سَبِيلاً اتَّخَذُوهُ وَكَانُوا ظَالِمِينَ
Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sembahan) dan mereka adalah orang-orang yang zalim. (QS. 7/Al-A'raaf : 148)


b.      Peristiwa sejarah fitnah emas pada Nabi Isa

Rencana Jahat Yahudi pada Nabi Isa :

30 A.D. Jesus Christ in the last year of his life uses physical force to throw the money changers out of the temple.  This was the only time during the the life of his ministry in which he used physical force against anyone.
When Jews came to Jerusalem to pay their Temple tax, they could only pay it with a special coin, the half-shekel. This was a half-ounce of pure silver, about the size of a quarter. It was the only coin at that time which was pure silver and of assured weight, without the image of a pagan Emperor, and therefore to the Jews it was the only coin acceptable to God.
Unfortunately these coins were not plentiful, the money changers had cornered the market on them, and so they raised the price of them to whatever the market could bear.  They used their monopoly they had on these coins to make exorbitant profits, forcing the Jews to pay whatever these money changers demanded.
Jesus threw the money changers out as their monopoly on these coins totally violated the sanctity of God's house.  These money changers called for his death days later.

Terdapat laporan tentang peristiwa yang terjadi pada tahun 30 M
'Isa 'alaihis-salam di tahun terakhir dari masa hidupnya menggunakan kekuatan fisik untuk mengusir para pedagang uang keluar dari tempat ibadah. Inilah satu-satunya peristiwa selama pelayanan rohaninya dimana ia menggunakan kekuatan fisik untuk melawan.

Ketika bangsa Yahudi pengikut 'Isa 'alaihis-salam datang ke Yerusalem untuk membayar zakat, mereka hanya dapat melakukan itu dengan satu koin khusus, setengah shekel, yakni sebuah koin yang beratnya setengan ounce dari perak murni, besarnya sekitar ukuran koin seperempat dolar. Ini adalah satu-satunya koin pada waktu itu yang terbuat dari perak murni dan bobotnya meyakinan, tanpa citra wajah Kaisar penyembah berhala, dan karena itu bagi pengikut 'Isa 'alaihis-salam adalah satu-satunya jenis koin yang bisa diterima oleh Allah.
Sayangnya koin jenis ini tidak tersedia secara memadai, pedagang uang telah memborongnya, lalu mereka menaikkan harganya terhadap apa yang dapat diterima pasar.
1 ounce = 31,103 gram
Mereka menggunakan monopoli yang mereka miliki atas koin-koin ini untuk meraup keuntungan melebihi batas kewajaran, memaksa pengikut 'Isa 'alaihis-salam untuk membayar berapapun juga harga yang diminta pedagang uang.
'Isa 'alaihis-salam menghalau pedagang uang itu keluar karena monopoli mereka atas koin-koin ini secara total melanggar kesucian rumah Allah. Para pedagang uang itu menuntut kematiannya beberapa hari kemudian.

c.       peristiwa sejarah fitnah emas pada masa yang akan datang.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَحْسِرَ الْفُرَاتُ عَنْ جَبَلٍ مِنْ ذَهَبٍ يَقْتَتِلُ النَّاسُ عَلَيْهِ فَيُقْتَلُ مِنْ كُلِّ مِائَةٍ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَيَقُولُ كُلُّ رَجُلٍ مِنْهُمْ لَعَلِّي أَكُونُ أَنَا الَّذِي أَنْجُو
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Kiamat tidak akan terjadi sehingga air sungai Eufrat surut dan menyingkapkan gunung emas. Diatas gunung emas itu orang-orang berperang, sehingga dari setiap seratus orang akan terbunu sembilan puluh sembilan orang. Setiap orang dari mereka berkata : Mudah-mudahan, akulah orang yang selamat itu. (HR. Muslim)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَقِيءُ اْلأَرْضُ أَفْلاَذَ كَبِدِهَا أَمْثَالَ اْلأُسْطُوَانِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ فَيَجِيءُ الْقَاتِلُ فَيَقُولُ فِي هَذَا قَتَلْتُ وَيَجِيءُ الْقَاطِعُ فَيَقُولُ فِي هَذَا قَطَعْتُ رَحِمِي وَيَجِيءُ السَّارِقُ فَيَقُولُ فِي هَذَا قُطِعَتْ يَدِي ثُمَّ يَدَعُونَهُ فَلاَ يَأْخُذُونَ مِنْهُ شَيْئًا
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Kelak bumi akan memuntahkan kekayaannya yang terpendam seperti gulungan dari emas dan perak. Lantas, datanglah pembunuh, ia berkata : 'Untuk inilah aku dulu membunuh' Datang pula orang yang memutuskan hubungan silaturahim, lalu ia berkata : 'Kaerna inilah aku memutus hubungan beriman silaturahimku' Datang pula pencuri, kemudian ia berkata : 'Karena inilah tanganku dihukum potong' Kemudian mereka meninggalkannya tanpa mengambilnya sedikitpun" (HR. Muslim)


7.      Dinar tidak berlogo/citra thaghut, gambar makhluk hidup atau lambang-lambang yang menyesatkan

Logo/citra, lambang atau simbol yang menyesatkan akan memastikan penganutnya menjadi bagian dari barisan yang dikendalikan 'ushbah insiders Yahudi konspirator melawan lafazh Allah yang kenyatannya lafazh Allah merupakan simbol missi ajaran-Nya.

Rabu, 09 November 2011

Lafazh Allah Merupakan Simbol dan Perlawanan Yahudi

Ketika Musa berkata kepada keluarganya: "Sesungguhnya aku melihat api. Aku kelak akan membawa kepada kalian khabar daripadanya, atau aku membawa kepada kalian suluh api supaya kalian dapat berdiang". Maka tatkala dia tiba di (tempat) api itu, diserulah dia: "Bahwa telah diberkati orang-orang yang berada di dekat api itu, dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Dan Mahasuci Allah, Rabb semesta Alam".
Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa berfirman :
يَامُوسَى إِنَّهُ أَنَا اللهُ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
"Hai Musa, sesungguhnya Akulah Allah, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana (QS. 27/An-Naml, 9)
Lafazh Allah pada ayat itu bisa ditulis dengan huruf Arab dalam berbagai font tetap saja merupakan tulisan lafazh Allah sekaligus bisa merupakan simbol, lambang atau citra.
Berikut ini beberapa font huruf Arab untuk menuliskan lafazh Allah yang dapat merupakan simbol, lambang atau citra.
Kemudian pada posisi perbandingannya adalah fenomena alam yang merepresentasikan pencitraan akan simol lafazh Allah


 Tumbuhan menjalar membentuk lafazh Allah pada pohon Akasia di Makasar

This acacia tree appeared on a news channel in Indonesia as well. Photos courtesy of Boyke Iskandar.

A Plant Fashions itself to Display the Name of Allah

 

Lafazh Allah pada formasi awan
Lokasi : Kings Park, Perth, Australia

Allah's name formed by beautiful clouds on Perth, Australia
Lafazh Allah ditampakkan awan diatas Gunung Lembu Langkawi




Allah's Name Appears on Clouds in Lembu's Mountain Langkawi, Indonesia
Date: 7th, October 2005

Lafazh Allah dikonfigurasikan lebah pada sarang madunya

Allah's Name Written by the Bees


Lafazh asma Allah yang dimunculkan oleh alam sedemikian jelas terang benderang merepresentasikan ayat-ayat Allah pada peristiwa alam membenarkan ayat-ayat Allah dalam kitab yang diwahyukan-Nya bahwa Allah  mengajarkan kepada manusia agar manusia dan jin tidak mempertuhankan selain Allah.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ
Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar memperhambakan diri untuk mempertuhankan hanya Aku (QS. 51 /Adz-Dzaariyaat : 56 )

Lafazh asma Allah yang adalah symbol, lambing, ayat Allah kebenaran ajaran Allah itu dilawan untuk dipadamkan oleh missi ‘ushbah Yahudi dengan simbol-simbol, lambang-lambang yang menyesatkan manusia menjadi tertipu dan membutakan manusia menjadi tersesat terhadap missi ajaran Allah.
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
Mereka bertujuan untuk memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci. (QS. 61/Ashy-Shaff, 8).

Perhatikanlah lafazh asma Allah yang merupakan symbol sebagai ayat-ayat-Nya berikut ini diganti dengan symbol yang menyesatkan : Menorah

Berikut ini adalah Menorah yang menjadi simbol Yahudi, berdiri megah setinggi 20 meter di sebuah bukit di Manado, Sulawesi Utara.










Menorah, Simbol Yahudi Berdiri Megah di Manado
Thursday, May 12, 2011, 21:24

Simbol Yahudi untuk misi rahasianya dalam rangka melawan misi AllahMisi Allah adalah untuk memenangkan ajaran-Nya atas sekalian ajaran hidup seluruhnya.
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan ajaran hidup yang benar untuk memenangkannya di atas segala ajaran hidup meskipun orang-orang musyrik benci. (QS. 61/Ashy-Shaff, 9).

Adapun misi dan tujuan  rahasia perlawanan Yahudi dengan simbol-simbol yang menyesatkan adalah sebagai berikut :

Protokol 'ushbah insiders Yahudi konspirator ke-19  sampai dengan ke-24 menyebutkan :

Ke-19. Hancurkanlah negara goyim (non Yahudi) dengan tumpukan hutang-hutang mereka, agar kita dapat mengeruk keuntungan dari belanja negara dan dari bunganya. Maka sekaligus kita dapat menguasai politik,, ekonomi dan sosial. Rakyat akan jatuh miskin dan utang luar negerinyapun bertambah. Sesungguhnya uang pinjaman itu telah dimanfaatkan para pejabat negara dalam mencari kesenangan pribadi, kemewahan dan hidup berfoya-foya.
Sesungguhnya pinjaman negara itu berbeda dengan pinjaman suatu badan usaha untuk perniagaan dan mencari keuntungan.

K e-20. Kita harus berjuang untuk menguasai kekayaan alam di bumi rakyat setempat, dengan cara pinjaman dari dana yang dikeluarkan pemerintah sendiri. Pada saat yang sama, kita harus berjuang menarik uang yang beredar di kalangan rakyat, sehingga kelak timbullah krisis moneter dan harga pasar duniapun dapat kita turunkan.

Ke-21. Bunga dari hutang negara harus kian tinggi yang dapat menyebabkan anggaran belanja negara kian membengkak. Dan mereka akan segera menaikkan pajak sehingga rakyat tertindas menderita. Maka untuk mengatasinya, negara itupun akan menambah hutangnya. Saat itulah bangsa Yahudi menanamkan modal pada perusahaan-perusahaan besar negara itu.

Ke-22. Kita mempunyai persediaan emas. Kita kuasailah politik suatu negara dengan emas, sehingga kita dapat mengatur, memaksakan peraturan dan perundang-undangan yang sesuai dengan keinginan kita, yakni "millah siasah Yahudi". Sehingga duniapun akan membuka mata bahwa sesungguhnya hanya bangsa Yahudilah yang terpilih dan terhormat di dunia ini.
Emas itu adalah merupakan landasan utama dalam perindustrian, niaga dan pertanian. Selama emas kita kausai, kita dapat menguasai industri, ekonomi dan hasil bumi suatu negara.

Ke-23. Lalu pada saat yang tepat, persekutuan Yahudi yang beragam bentuknya dapat menghancurkan semua peraturan yang bertentangan dengan keinginan bangsa Yahudi.
Maka tugas jaringan rahasia misi kita memperbudak non Yahudi dengan memperalat mereka kemudian adalah mengobarkan makar dan fitnah sehingga timbul kegagalan dalam pemerintahan. Pada kesempatan ini pemimpin Yahudi sedunia harus cepat menguasai keadaan (mengambil alih pemerintahan) menuju kekuasaan sedunia.

Ke-24. Pada akhir kekuasaan itu, terpilihlah raja Yahudi keturunan Daud dan semua pemuka Yahudi menjadi penasihat dan pusat pemimpin dunia. Dunia akan tunduk patuh kepada bangsa Yahudi yang lebih patut dihormati karena kepandaian dalam bersiasat. (A.D El Marzdedeq, DIM, AV, Jaringan gelap Fremasonry, Sejarah dan Perkembangannya hingga ke Indonesia, Syamil Cipta Media, Bandung, cet. Ke-3, 2007, hal. 111-112)

Lambang, simbol, logo bagi kebanyakan orang adalah dibuat untuk mewakili berbagai maksud, tujuan, makna hingga fungsi dan kedudukan yang berada dalam satu kaitan sehingga menjadi tanda pengenal yang mudah, sederhana dan cepat.
Tetapi lambang atau simbol bagi Yahudi adalah termasuk saror. Sedangkan saror itu sendiri berarti tersembunyi, sangat tersembunyi dan rahasia. Saror dalam jaringan rahasia misi Yahudi memperbudak non Yahudi dengan memperalatnya selain lambang,  atau simbol adalah juga relief, patung, angka, warna, sikap anggota tubuh, kode suara, sandi-sandi lainnya dan sebagainya.
Yosef Holet Berkata : "Kami tidak peduli jika satu saror terungkap, karena arti yang satu tertutup dengan saror kedua, jika saror kedua terungkap ia tertutup oleh saror ketiga dan seterusnya …………….." (Saror-saror-saror : 69) (A.D El Marzdedeq, DIM, AV, Jaringan gelap Fremasonry, Sejarah dan Perkembangannya hingga ke Indonesia, Syamil Cipta Media, Bandung, cet. Ke-3, 2007, hal. 116)

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam memilih dinar emas untuk bermuamalah maka orang-orang Yahudi (ahli kitab) pada firman Allah Subhanahu wa Ta'aalaa (QS. 3/Aali 'Imraan : 75) memilih dinar ( dalam hal ini adalah emasnya) untuk dikuasai (emasnya).adalah dalam rangka mengatur negara bangsa-bangsa sesuai dengan kehendak dan tujuannya sebagaimana yang dimaksud pada Protokol sesepuh  Yahudi ke-22 tersebut diatas.

Tujuan akhirnya adalah terpilihnya raja Yahudi keturunan Daud dan semua pemuka Yahudi menjadi penasihat dan pusat pemimpin dunia. Dunia akan tunduk patauh kepada bangsa Yahudi yang lebih patut dihormati karena kepandaian dalam bersiasat sebagaimana yang dimaksud pada Protokol sesepuh  Yahudi ke-24 tersebut diatas.

Dengan demikian missi Yahudi membangun pemerintahan dunia yang dirajai oleh orang dari ras mereka adalah merupakan penentangan terhadap yang dikehendaki oleh Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa yaitu mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan ajaran hidup yang benar untuk memenangkannya di atas segala ajaran hidup. (QS. 61/Ashy-Shaff, 9).

Di bumi yang diciptakan-Nya, Allah menghendaki penghapusan riba dan menumbuhsuburkan shadaqah dengan muamalahnya yang Rasulullah memilih dinar emas sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu,dalam hadits yang diriwayatkan oleh  Bukhari dan Muslim tersebut. Dengan penentangan Yahudi terhadap kehendak Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa tersebut maka missi bermuamalahkan Dinar Emas menjadi diposisikan sebagai fihak lain.

Dengan menengok sejarah, maka di fihak manakah ideologi negara Kerajaan Arab Saudi bila sejarahnya hingga detik ini sebagaimana dikutip ringkas berikut ini.

Raja Abdul Aziz bin Sa'ud, pendiri Saudi Arabia, berkuasa penuh mulai tahun 1926 sampai 1953. Pada mulanya, setelah memasuki Mekkah (8 Jumadil Ula 1343 H), beliau menolak berlakunya sistem uang kertas di wilayahnya, setelah memusnahkan uang kertas lira Turki sekuler yang beredar di Haramain. Pada masa dia memerintah jamaah haji dari penjuru dunia menggunakan belbagai jenis koin emas perak dari negerinya masing-masing. Namun koin dinar Hashimi dan real perak Austria - Maria Theresa, juga riyal perak Hijaz yang paling populer di sana.
Namun setelah dia wafat, penggantinya, Raja Sa'ud bin Abdul Aziz (1953-1964), bersikap lain. Sejak ia berkuasa, Pemerintah Kingdom of Saudi Arabian (KSA) mendirikan bank sentral yang bernama: Saudi Arabian Monetary Agency (SAMA) dan menerbitkan uang kertas riyal pada tahun 1961 melalui Dekrit Kerajaan 1.7. 1379 H, dalam pecahan 1 - 100 riyal.
Raja tergiur menerbitkan uang kertas karena lebih menguntungkan daripada mencetak koin-koin riyal perak. Ide uang kertas diambil dari keberhasilan SAMA atas penerbitan uang kertas receipt yang berlaku dalam uji coba pada musim haji sepanjang tahun 1953-1957. Dengan menerbitkan Haj Pilgrim Receipt dalam satuan riyal perak, SAMA mulai menarik semua jenis koin emas dan perak yang beredar di Haramain. Para jamaah haji dari luar negeri pun diwajibkan menukarkan koin emas perak yang mereka bawa. Setelah populer, kupon haji itu pun kemudian dinyatakan tidak berlaku lagi sejak Oktober 1963 dan finalnya tanggal 20 Maret 1964, diganti dengan uang kertas riyal.
ONH atau BPIH (Biaya Perjalanan Ibadah Haji) wajib dibayar dalam uang kertas dolar AS, bukan dengan uang kertas riyal! Sebab Kerajaan Saudi Arabia telah menyepakati pula berlakunya perjanjian Bretton Wood (1944), yang menyatakan bahwa dolar AS adalah satu-satunya mata uang yang berlaku untuk transaksi internasional. Segala transaksi dengan koin dinar Hashimi dan riyal perak (1 riyal = 4 dirham), termasuk koin real Maria Theresa di batalkan oleh negara.

Bila demikian adanya maka apakah fungsi simbol pada dua bendera Arab Saudi ?

Bendera Resmi Saudi Arabia
Bendera Sipil Saudi Arabia



The Saudi Arabian flag is only allowed for official purposes. Private citizens can fly a plain green flag with a golden palm tree over two crossed swords in the upper fly corner.
Bendera Saudi Arabia hanya diperbolehkan untuk acara resmi. Warga Negara secara perorangan dapat mengibarkan bendera hiaju polos dengan pohon palm emas diatas dua pedang menyilang di sudut atas bendera
Armand Noel du Payrat, 28 June 2002
We have a World Cup promotion poster in Japan which shows 32 national people with their national flag paintings on their faces. Only Saudi Arabia does not use the national flag but a green flag charged with a yellow palm above two crossed swords.
Pada poster promosi Piala Dunia di Jepang yang menampilkan putra 32 bangsa dengan lukisan bendera nasional di wajah mereka. Hanya Saudi Arabia yang tidak menggunakan bendera nasional melainkan bendera hijau yang bergambar palm kuning diatas dua pedang bersilang.
Nozomi Kariyasu, 28 June 2002

Karena itu tidak berlogo/citra thaghut, gambar makhluk hidup atau lambang-lambang yang menyesatkan menjadi Prinsip Muamalah Dinar

Prinsip Tak Bermadzhab Melainkan Ayat-ayat Allah


Tidak mengedepankan faham teologi, madzhab fiqh, madzhab politik, madzhab ekonomi, aliran thariqat, aliran kebatinan, aliran spiritualisme, ormas dan orpol apapun melainkan ayat-ayat Allah adalah prinsip beribadah ritual maupun ibadah muamalah.
Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa berfirman :
الر تِلْكَ ءَايَاتُ الْكِتَابِ الْحَكِيمِ
Alif Laam Raa. Inilah ayat-ayat Al-Qur'an yang mengandung hikmah. (QS. 10/Yuunus : 1)
الر تِلْكَ ءَايَاتُ الْكِتَابِ الْمُبِينِ  إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Alif, laam, raa. Ini adalah ayat-ayat kitab (Al-Qur'an) yang nyata (dari Allah). Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kalian memahaminya. (QS. 12/Yuusuf : 1-2)
 المر تِلْكَ ءَايَاتُ الْكِتَابِ وَالَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يُؤْمِنُونَ
Alif laam miim raa. Ini adalah ayat-ayat Al Kitab (Al-Qur'an). Dan Kitab yang diturunkan kepadamu dari Rabb-mu itu adalah benar; akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya). (QS. 13/Ar-Ra'd : 1)

Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa menyebut ayat-ayat Allah dalam Al-Qur'an, kemudian Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa menyebut peristiwa-peristiwa alam dimana Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa memberlakukan urusan-urusan pada alam itu dengan menyebutkan sebagai penjelasan setail-setail ayat-ayat Allah.
اللهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي ِلأَجَلٍ مُسَمًّى يُدَبِّرُ اْلأَمْرَ يُفَصِّلُ اْلآيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kalian lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan ayat-ayat (-Nya), supaya kalian meyakini pertemuan (mu) dengan Rabb kalian (QS. 13/Ar-Ra'd : 2)

Al-Kitab yang ayat-ayat-Nya dalam Al-Kitab itu difirmankan Allah adalah turun dari-Nya dalam (QS. 45/Al-Jaatsiyah : 1-2), kemudian Allah menyebutkan ayat-ayat-Nya pada peristiwa alam (QS. 45/Al-Jaatsiyah :  3-5) :
حم  تَنْزِيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
Haa Miim. Kitab (ini) diturunkan dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (QS. 45/Al-Jaatsiyah : 1-2)
 إِنَّ فِي السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ َلآيَاتٍ لِلْمُؤْمِنِينَ  وَفِي خَلْقِكُمْ وَمَا يَبُثُّ مِنْ دَابَّةٍ ءَايَاتٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ   وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا أَنْزَلَ اللهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ رِزْقٍ فَأَحْيَا بِهِ اْلأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ ءَايَاتٌ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat ayat-ayat (Allah) untuk orang-orang yang beriman. Dan pada penciptaan kalian dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat ayat-ayat (Allah)untuk kaum yang meyakini, dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat pula ayat-ayat (Allah) bagi kaum yang berakal. (QS. 45/Al-Jaatsiyah :  3-5)
Kemudian pada Al-Qur'an Surat 45/Al-Jaatsiyah, ayat : 6 Allah menyebutkan : Itulah ayat-ayat Allah yang Kami tilawahkannya kepadamu dengan hak.
تِلْكَ ءَايَاتُ اللهِ نَتْلُوهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّ فَبِأَيِّ حَدِيثٍ بَعْدَ اللهِ وَءَايَاتِهِ يُؤْمِنُونَ
Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya; maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-keterangan-Nya. (QS. 45/Al-Jaatsiyah :  6)

Ayat-ayat Allah dalam Al-Kitab, Al-Qur-an dan ayat-ayat Allah dalam peristiwa alam, itulah ayat-ayat Allah yang ditilawahkan-Nya yang Allah firmankan juga pada Al-Qur'an, Surat  81 /At-Takwiir : 15-25 :

فَلاَ أُقْسِمُ بِالْخُنَّسِ  الْجَوَارِ الْكُنَّسِ  وَاللَّيْلِ إِذَا عَسْعَسَ  وَالصُّبْحِ إِذَا تَنَفَّسَ  إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ  ذِي قُوَّةٍ عِنْدَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ  مُطَاعٍ ثَمَّ أَمِينٍ  وَمَا صَاحِبُكُمْ بِمَجْنُونٍ  وَلَقَدْ رَآهُ بِاْلأُفُقِ الْمُبِينِ  وَمَا هُوَ عَلَى الْغَيْبِ بِضَنِينٍ  وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَيْطَانٍ رَجِيمٍ
Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-bintang, yang beredar dan terbenam, demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya, dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing, sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di fihak Allah yang mempunyai 'Arsy, yang dita'ati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya. Dan teman kalian (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila. Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang. Dan Dia (Muhammad) bukanlah seorang yang bakhil untuk menerangkan yang ghaib. Dan Al-Qur'an itu bukanlah perkataan syaitan yang terkutuk, (QS. 81 /At-Takwiir : 15-25)

Kemudian pada Al-Qur'an, Surat 81/At-Takwiir ayat 26, Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa meminta pertanggungjawaban manusia : Kemana kalian bermadzhab ?
فَأَيْنَ تَذْهَبُونَ
Maka kemanakah kalain bermadzhab ? (QS. 81/At-Tawiir : 26)
Ayat ini sering diterjemahkan dengan : Maka ke manakah kalian akan pergi?
Kata :
تَذْهَبُونَ
Kata yang transliterasinya adalah tadzhabuun ini berarti menempuh jalan pada tempat, waktu dam alat menuju tujuan jalan itu yang dalam bahasa Arabnya adalah :
مَذْهَبٌ
Transliterasinya adalah Madzhab

Tuntutan pertanggungjawaban Allah kepada manusia itu berarti apakah manusia mengedepankan faham teologi, madzhab fiqh, madzhab politik, madzhab ekonomi, aliran thariqat, aliran kebatinan, aliran spiritualisme, ormas dan orpol menggantikan bermadzhab Al-Quran yang praktik operasionalnya adalah Sunnah Kenabian Rasulillah shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Sedangkan Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa melarang hamba-hamba-Nya menjadi bagian dari pemecah belah ajaran hdiup ini
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لاَ تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ  مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَلاِ تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ  مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
Maka hadapkanlah wajah (arah hidup)-mu dengan lurus kepada ajaran hidup (yang diajarkan Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) ajaran hidup yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,. (Hadapkanlah arah hidupmu dengan lurus kepada ajaran hidup yang diajarkan Allah) dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kalian termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah (musyrik), yaitu orang-orang yang memecah belah ajaran hidup mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. (QS. 30/Ar-Ruum : 30-32)
Adapun terjadinya perpecahan dalam ajaran hidup yang adalah sempurnanya perpecahan di kalangan umat manusia, dengan jelas Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa menyebutnya  yaitu
وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ  فَتَقَطَّعُوا أَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ زُبُرًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
Sesungguhnya (ajaran hidup bertauhid) ini, adalah ajaran hidup kalian semua, ajaran hidup yang satu dan Aku adalah Rabb kalian, maka bertakwalah kepada-Ku. Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan urusan ajaran hidup mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing). (QS. 23/Al-Mu'minun : 52-53)

Perintah Allah agar menghadapkan arah hidup dengan lurus, konsisten dan istiqamah kepada ajaran hidup yang diajarkan Allah dengan kembali bertaubat kepada-Nya adalah perintah untuk berhijrah kepada karakteristik Risalah Kenabian.

Pengabaian terhadap prinsip ini adalah kebodohan dituntut pertanggungjawaban di hadapan Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa. Sehingga secara pasti, seberapa tangguh percaya diri dan seberapa penting seseorang sebagai bagian dari faham teologi, aliran thariqat, madzhab hukum, madzhab politik, madzhab ekonomi, beraliran spiritual, bersistem keyakinan, ritual dan moral keagamaan untuk menggantikan pembenaran dengan ketaatan pada kitab-kitab Allah dan sunnah kenabian Rasul-Nya, lebih-lebih dengan jelas mengesampingkan  Shahifah Nabawiyah dan apalagi membelakanginya, maka adalah menyerahkan leher diri sendiri  untuk dijadikan bahan permainan game  'ushbah/ insiders Yahudi konspirator selayaknya di alam peternakan. Kemudian dari pada itu, untuk pada gilirannya digiring ke tempat penyembelihannya.
Karena itu pulalah, tidak mengedepankan faham teologi, madzhab fiqh, madzhab politik, madzhab ekonomi, aliran thariqat, aliran kebatinan, aliran spiritualisme, ormas dan orpol apapun melainkan ayat-ayat Allah menjadi Prinsip Muamalah Dinar.
 
 Risalah Kenabian
Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa mengamanatkan tugas mengemban missi risalah kepada para rasul-Nya dengan memberikan nubuwwah (kenabian).
Dan tidaklah nubuwwah itu diberikan tanpa ajaran yang diwahyukan yaitu al-kitab.
Dan sunnah tersejarahkannya al-kitab itu dalam peristiwa penerapan nabi-Nya dalam kehidupan nyata tak dapat dilepaskan dari al-kitab dan nubuwwah. Sunnah kesejarahan penerapan al-kitab oleh nabi-Nya itu dikenal sebagai sunnah nabi yang dalam pernyataan Allah disebutkan sebagai al-hukm.
Kitab Tafsir Al-Jalalain menjelaskan  al-hukm itu adalah al-hikmah. Dan Al-Qurthuby menjelaskan al-hikmah dalam Al-Qur'an Surat 62/Al-Jumu'ah : 2 itu adalah as-sunnah.
Jadi bila disebutkan nubuwwah (kenabian) yang dimaksudkan yang benar adalah nubuwwah (kenabian) yang tidak terlepas dari al-kitab dan al-hukm (sunnah kenabian)
Itulah Risalah kenabian atau missi Islam yang otentik, asli dan original yang diargumentasikan Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa.

Risalah kenabian atau missi Islam yang original, otentik inilah yang dengan keasliannya diargumentasikan Allah tak dapat digantikan dengan kepalsuan walaupun missi kenabian yang sebenarnya itu selama ini disembunyikan dari kebanyakan manusia. Pengenalan masyarakat terhadap Islam terus menerus dibelokkan ke antara Islam radikal atau fundamentalis di satu sisi dan  Islam moderat di sisi lain. Antara Islam literal dan Islam liberal. Antara Islam damai dan Islam kekerasan. Antara Islam tradisional dan Islam Wahabi. Antara Islam Indonesia dan Islam Arab. Pengenalan Islam yang menggelapkan risalah kenabian inilah yang dikedepankan untuk dikenal masyarakat selama ini. Pengenalan Islam yang jauh dari yang diargumentasikan Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa, walaupun Allah Rabb semesta alam menegaskan kenabian itu argumentasi-Nya.  

Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa berfirman :
مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللهِ وَلَكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ
Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya al-kitab, al-hukm (sunnah kenabian) dan nubuwwah (kenabian), lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kalian menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah" Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kalian menjadi orang-orang rabbani, karena kalian selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kalian tetap mempelajarinya.(QS. 3/Aali 'Imraan : 79)
وَتِلْكَ حُجَّتُنَا ءَاتَيْنَاهَا إِبْرَاهِيمَ عَلَى قَوْمِهِ نَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَنْ نَشَاءُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ  وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ كُلاًّ هَدَيْنَا وَنُوحًا هَدَيْنَا مِنْ قَبْلُ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِ دَاوُدَ وَسُلَيْمَانَ وَأَيُّوبَ وَيُوسُفَ وَمُوسَى وَهَارُونَ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ      وَزَكَرِيَّا وَيَحْيَى وَعِيسَى وَإِلْيَاسَ كُلٌّ مِنَ الصَّالِحِينَ  وَإِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَيُونُسَ وَلُوطًا وَكُلاًّ فَضَّلْنَا عَلَى الْعَالَمِينَ
Dan itulah hujjah (argumentasi) Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Rabb-mu Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui.
Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Ya`qub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan Zakaria, Yahya, `Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang saleh. Dan Ismail, Alyasa`, Yunus dan Luth. Masing-masingnya Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya). (QS. 6/Al-An'aam : 83-86)
أُولَئِكَ الَّذِينَ ءَاتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ فَإِنْ يَكْفُرْ بِهَا هَؤُلاَءِ فَقَدْ وَكَّلْنَا بِهَا قَوْمًا لَيْسُوا بِهَا بِكَافِرِينَ
Mereka itulah orang-orang yang telah kami berikan kepada mereka kitab, hikmah (sunnah kenabian) dan nubuwwah (kenabian). Jika orang-orang (Quraisy) itu mengingkarinya (yang tiga macam itu), maka sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang sekali-kali tidak akan mengingkarinya.(QS. 6/Al-An'aam : 89)

Rasulullah adalah penerus perjuangan Nabi Ibrahim :
إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهَذَا النَّبِيُّ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَاللهُ وَلِيُّ الْمُؤْمِنِينَ
Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim (dalam perjuangannya itu) ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), serta orang-orang yang beriman, dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman (QS. 3/Aali 'Imraan : 68)


Hijrah :
Hijrah diperintahkan Allah sebagai proses perubahan meniti jejak kenabian yang dasar, tujuan dan tata caranya mengikuti Al-kitab dan As-sunnah mengagendakan kepemimpinan dan persaudaraan (yang saling mempersaudarai)
وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ
Dan dari rujz berhijrahlah QS  74/Al-Muddatstsir : 5)
Rujz atau rijz atau rijs adalah 1) syirk (menyekutukan Allah), 2) ma'shiyat (perbuatan keji, mungkar dan perbuatan dosa lainnya) 3) adzab (siksa).
وَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَاهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيلاً
Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka katakan dan berhijrahlah dari (tinggalkanlah) mereka dengan cara yang baik. (QS. 73/Al-Muzzammil : 10)

Hijrah sebagai proses perubahan meniti jejak kenabian itulah keislaman seseorang didasarkan dan ditujukan.
Islam tidak didasarkan pada ketokohan figur seseorang, kesakralan sesuatu barang atau tempat, tidak juga kesakralan sesuatu momentum waktu.

Bukan dasar, Tatacara dan Tujuan Islam:
Islam yang dijelaskan dengan hijrah sebagai proses perubahan meniti jejak kenabian tidak didasarkan, ditatacarakan dan ditujukan pada :
Pertama : Ketokohan figur Muhammad.
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلاَّ رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللهُ الشَّاكِرِينَ
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS. 3/Aali 'Imraan : 144)

Kedua : Kesakralan sesuatu benda
لَنْ يَنَالَ اللهَ لُحُومُهَا وَلاَ دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. 22/Al-Hajj : 37)

Ketiga : Kesakralan suatu waktu.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَدِمَ رَسُولُ اللهِ الْمَدِينَةَ فَوَجَدَ الْيَهُودَ يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَسُئِلُوا عَنْ ذَلِكَ فَقَالُوا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي أَظْهَرَ اللهُ فِيهِ مُوسَى وَبَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى فِرْعَوْنَ فَنَحْنُ نَصُومُهُ تَعْظِيمًا لَهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْنُ أَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ فَأَمَرَ بِصَوْمِهِ
Dari Ibnu Abbas radiyallahu 'anhumaa katanya: Sewaktu Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam tiba di Madinah, baginda mendapati orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Ketika ditanya tentang puasa mereka itu, mereka menjawab: Hari ini adalah hari kemenangan yang telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa 'alaihis-salaam dan kaum Bani Israel dari Fir'aun. Kami merasa perlu untuk berpuasa pada hari ini sebagai suatu pengagungan kami pada-Nya. Lalu Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: Kami lebih berhak daripada kamu dan Nabi Musa dalam hal ini. Kemudian baginda memerintahkan para Sahabat supaya berpuasa pada hari tersebut (HR. Bukhari dan Muslim)

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : دَخَلَ اْلأَشْعَثُ بْنُ قَيْسٍ عَلَى عَبْدِ اللهِ وَهُوَ يَتَغَدَّى فَقَالَ يَا أَبَا مُحَمَّدٍ ادْنُ إِلَى الْغَدَاءِ فَقَالَ أَوَلَيْسَ الْيَوْمُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ قَالَ وَهَلْ تَدْرِي مَا يَوْمُ عَاشُورَاءَ قَالَ وَمَا هُوَ قَالَ إِنَّمَا هُوَ يَوْمٌ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ قَبْلَ أَنْ يَنْزِلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فَلَمَّا نَزَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ تُرِكَ 
Dari Abdullah bin Mas'ud radiyallahu 'anhu katanya: al-Asy'as bin Qais datang menemui Abdullah ketika beliau sedang makan. Abdullah berkata: Wahai Abu Muhammad marilah kita makan bersama. Dia menjawab: Bukankah hari ini adalah hari Asyura? Beliau kemudian bertanya: Kamu tahu apakah hari Asyura itu? Dia menjawab: Apakah ia? Beliau menjelaskan: Ialah merupakan hari di mana Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam berpuasa sebelum puasa bulan Ramadhan diwajibkan. Setelah puasa bulan Ramadhan diwajibkan, ia ditinggalkan (HR. Bukhari dan Muslim)

Keempat : kesakralan makhluk seperti malaikat.
أَلاَ ِللهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلاَّ لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللهِ زُلْفَى إِنَّ اللهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللهَ لاَ يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya".
Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (QS. 39/Az-Zumar : 3)

قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِهِ فَلاَ يَمْلِكُونَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنْكُمْ وَلاَ تَحْوِيلاً
أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّـهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا
Katakanlah: "Panggillah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah, maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya darimu dan tidak pula memindahkannya".
Orang-orang yang mereka seru (seperti malaikat-malaikat untuk mendekatkan diri kepada Allah) itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Rabb mereka. Siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan adzab-Nya; sesungguhnya adzab Rabb-mu adalah suatu yang (harus) ditakuti (QS. 17/Al-Israa' : 56-57)