Minggu, 02 Januari 2011

Devide et Impera, Penentangan Yahudi Terhadap Allah

Pernah mendengar kata 'politik belah bambu'? Kata ini menggambarkan cara orang yang memegang kekuasaan mengendalikan dan menggunakan kekuasaannya mengatur warga masyarakat sesuai kehendaknya. Cara itu digambarkan seperti orang yang sedang membelah bambu dimana sebagian diinjak sebagian lainnya diangkat. Di masyarakat kita telah banyak mengenyam asam garam dalam sejarah, dimana sebagian dari masyarakat diinjak, ditindas dikecilkan, distigma jahat dan dipersempit ruang geraknya sementara di bagian lain diangkat, diberi penghargaan, diberi dukungan dan diunggulkan. Dalam pengalaman sejarah dijajah oleh kolonialisme dan imperialisme, masyarakat juga telah banyak mengenyam asam garam dijadikan objek 'pecah belah dan kuasai' atau devide et impera.

Dalam ilmu politik dan sosiologi, divide and rule : memecah belah dan memerintah (berasal dari bahasa Latin divide et impera) (juga dikenal sebagai divide and conquer :  memecah belah dan menguasai) adalah kombinasi dari strategi politik, militer dan ekonomi untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan dengan memecah konsentrasi kekuasaan yang lebih besar ke dalam potongan yang secara individual kekuatannya menjadi lebih kecil dari pada fihak yang menerapkan strategi itu. Pada kenyataannya, sering kali mengacu pada strategi dalam hal mana kelompok-kelompok kekuatan yang kecil dicegah menjadi bagian dari lingkaran atas dan menjadi lebih kuat, karena dengan begitu ia sulit untuk memecah struktur kekuasaan yang ada.
Kaidah devide et impera atau divide ut regnes secara tradisional dikenal sebagai prinsip pemerintah Republik Prancis Lama. Atribusi ini tidak sepenuhnya dapat diandalkan, karena penguasa Romawi, Caesar, juga menggunakan taktik ini pada jaman dulu. (Wikipedia, The Free Encyclopedia)

Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa berfirman :

ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ شَاقُّوا اللهَ وَرَسُولَهُ وَمَنْ يُشَاقِقِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya; dan barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaan-Nya. (QS.8/Al-Anfaal : 13)
Pernyataan Allah tersebut ditujukan secara umum kepada orang-orang yang menentang Allah, tidak secara khusus kepada orang-orang Yahudi, namun demikian, pada kenyataannya devide et impera efektif diterapkan oleh ('ushbah/insider) Yahudi melawan tata kehidupan yang diajarkan Allah pada manusia yang untuk itu Allah mengutus para rasul-Nya sejak Adam hingga Muhammad ’alaihimus-salam. Tujuannya agar tata kehidupan ajaran Allah jangan sampai berjalan ditaati manusia melembaga menjadi institusi kehidupan. Tujuan ini adalah yang dimaksud dengan perjuangan setan baik dari kalangan jin maupun manusia (dalam hal ini setan yang terkutuk, asy-syaithan ar-rajiim dan setan yang dimurkai Allah, al-maghdhuub ‘alaihim, Yahudi).

Dalam hal dijadikan objek missi dan strategi 'pecah belah dan kuasai', dunia Islam bukan hanya umatnya baik komunitas jamaah, organisasi social, organisasi politik, organisasi massa maupun institusi keagamaan dan gerakan dakwahnya saja yang dijadikan objek.
Tetapi lebih jauh dan lebih mendasar dari itu institusi keyakinan berkeimanannya juga dijadikan objek devide et impera, 'pecah belah dan kuasai'.

وَلَقَدْ آتَيْنَا بَنِى إِسْرآءِيْلَ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى الْعَالَمِيْنَ
Dan sungguh telah Kami berikan kepada Bani Israil Al-Kitab (Taurat dan Injil), kekuasaan (pembawa missi kenabian), kenabian, dan Kami rizkikan kepada mereka dari yang baik-baik dan Kami beri keunggulan kepada mereka atas sekalian alam (QS. 45/Al-Jaatsiyah : 16)

Di anatara yang diberikan Allah kepada Yahudi Bani Israil yaitu : 1).Al-Kitab (Taurat dan Injil); 2). Kekuasaan pembawa missi kenabian (Sunnah kenabian); 3). Kenabian, 4). Rizki yang baik, 5).Keunggulan atas sekalian alam semesta, maka orang-orang Yahudi memilih nomor 4) dan nomor 5) yang bersifat duniawi dan memecah belah institusi nomor 1), 2) dan 3).

Pertama : Institusi Kitab Suci Pemberian Allah

Taurat dipecah belah dari Injil dan Al-Qur'an sebagaimana adanya keyakinan Pengikut Kitab Taurat yang anti Injil dan Al-Qur-an. Kemudian Taurat dan Injil dipecah belah dari Al-Qur'an, lahirlah kepercayan Kristiani mengimani Taurat dan Injil tetapi anti terhadap Al-Qur'an
Bahkan dikembangkan sampai pada tingkat yang mutakhir sebagian ayat-ayat Al-Qur'an setengah dipercaya sementara ayat-ayat Al-Qur'an yang lain ditolak mentah-mentah, diedit dengan tafsir yang bertentangan missi dan bahkan dilecehkan. Missi devide et impera, 'pecah belah dan kuasai' ini berwatak sangat Yahudi sebagaimana Allah Subhaanahu wa Ta'aala menunjuk hidung Yahudi ini dengan firman-Nya :

أَفَتُؤْمِنُوْنَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُوْنَ بِبَعْضٍ
Apakah kalian beriman pada sebagian Al-Kitab dan kufur pada sebagian yang lain? (QS. 2/Al-Baqarah : 85)

Kedua : Institusi Kenabiannya

Institusi kenabian Nabi Yusuf telah dipecah belah dari institusi kenabian Nabi Ya'qub oleh ('ushbah/insider) sepuluh saudara Yusuf. Nabi Yusuf dihilangkan jejaknya dari Nabi Ya'qub dengan dimasukkannya Nabi Yusuf ke dalam sumur sementara dilaporkan kepada Nabi Ya'qub bahwa Yusuf telah dimakan serigala. Kemudian pada perkembangan berikutnya institusi kenabian Nabi Ishak diakui sebagai putra sah Nabi Ibrahim dipisahkan dan dipecah belah dari Ismail yang pada jalur keturunannya lahir Muhammad bin Abdullah masing-masing dengan institusi kenabiannya.


Ketiga : Institusi Keagamaan Umat Islam dan Kenabian

Institusi yang dinisbahkan dengan keagamaan umat Islam juga dipecah belah dari institusi kenabian seorang Nabi.
Dalam kumpulan artikel Jurnal Justisia Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang edisi 25. Th. XI, 2004 dalam buku berjudul : Indahnya Kawin Sesama Jenis: Demokratisasi dan Perlindungan Hak-hak Kaum Homoseksual (Terbitan Lembaga Studi Sosial dan Agama/eLSA, 2005) disebutkan bahwa penulis curiga terhadap motif Nabi Luth dalam mengharamkan homoseksual, sebagaimana diceritakan dalam Al-Qur'an Surat 9/Al-A'raf : 80-84 dan Huud : 77-82). Semua itu, katanya, tidak lepas dari faktor kepentingan Luth itu sendiri, yang gagal menikahkan anaknya dengan dua laki-laki, yang kebetulan homoseks.

"Karena keinginan untuk menikahkan putrinya tidak kesampaian, tentu Luth amat kecewa. Luth kemudian menganggap kedua laki-laki tadi tidak normal. Istri Luth bisa memahami keadaan laki-laki tersebut dan berusaha menyadarkan Luth. Tetapi, oleh Luth, malah dianggap istri melawan suami dan dianggap mendukung kedua laki-laki yang dinilai Luth tidak normal. Kebencian Luth terhadap kaum homo disamping karena factor kecewa karena tidak berhasil menikahkan kedua putrinya juga karena anggapan Luth yang salah terhadap kaum homo" (hal. 39)
Institusi yang dinisbahkan dengan keagamaan umat Islam sebagai Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang ditegakkan sementara itu institusi kenabian Nabi Luth dihancurkan.

Institusi kenabian Muhammad bin Abdullah bahkan dibunuh karakternya dengan karikatur tabloid di Denmark dan dibenturkan dan didevide et impera terhadap kontroversi kenabian yang dimunculkan dan dilekatkan pada seorang Mirza Ghulam Ahmad yang melahirkan Jamaah kontroversial Ahmadiyah, suatu jamaah untuk memecah belah keimanan, dan mendevide et impera keutuhan dan kemenyeluruhan jamaah umat Islam global.

Keempat : Institusi Kepemimpinan Umat

Ketika Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa berfirman :

يَآأَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا أَطِيْعُوْااللهَ وَأَطِيْعُوْاالرَّسُوْلَ وَأُولِى اْلأَمْرِ مِنْكُمْ
Hai orang-orang yang beriman, taatlah pada Allah dan taatlah pada Rasul dan ulil amri dari kalangan orang-orang beriman  (QS. 4/An-Nisaa' : 59)

Institusi kepemimpinan tokoh-tokoh masyarakat muslim, kyai dan ulamanya yang seharusnya menjadi ulil amri dari kalangan orang-orang beriman satu sama lain diperselisihkan dengan perbedaan madzhab, organisasi, metode gerakan dakwah, kebangsaan, negara dan system politik. Ulama dari sesuatu partai politik dipertentangkan dengan ulama dari partai lainnya. Dengan demikian, orang-orang yang masih mempunyai sedikit ketaatan pada Tuhannya, dipecah belah ketaatannya dengan taat pada Tuhan, yess; taat pada Rasul, no. Ada juga ketaatan pada Tuhan dan Rasul-Nya dipecah belah dari ketaatan pada kepemimpinan tokoh-tokoh masyarakat muslim, kyai dan ulamanya yang seharusnya menjadi ulil amri dari kalangan orang-orang beriman.
Zionist Yahudi menggariskan program dalam The Protocols yang diantaranya disebutkan bahwa peraturan yang ditegakkan di masyarakat haruslah sesuai dengan konsep Yahudi, yakni berdirinya pemerintahan yang kuat yang dapat memaksa para pemuka agama lain (non Yahudi). Para pemuka agama itu harus ditekan, diintimidasi, kemudian ditahan. Lalu usahakanlah pula mempersengketakan antar agama sehingga tak mungkin lagi dirukunkan. Ketika itu sudah tidak mungkin lagi ada suatu Negara, agama maupun bangsa yang berani menghadapi Yahudi secara langsung, karena Yahudi telah memecahbelah mereka dari luar. Dengan adanya musuh-musuh mereka dari luar maupun dari dalam, sungguh sulit bagi mereka untuk bersatu. Semua pertikaian itu semata-mata menjadi keuntungan bagi kita (Yahudi).
(A.D. El Marzdedeq, Dim,Av, Jaringan Gelap Freemasonry, Sejarah dan Perkembangannya Hingga ke Indonesia, Syaamil Cipta Media, Bandung, cet. Ketiga, 2007, hal. 105)

Seberapa jauh missi dan strategi memecah belah dengan devide et impera ini efektif  dilancarkan terhadap institusi kitab suci, institusi kenabian dan institusi kepemimpinan umat, dapat dilaporkan bahwa sekecil apapun unit kebersamaan umat ini detail mengalami perpecahan hatta pada sesuatu kelompok pengajian, yayasan dan pengurus ta'mir mushalla sekalipun (sebagaimana pada masa orde baru di Indonesia oleh Presiden Soeharto dengan orang-orang militer – utamanya Angkatan Darat - aktif maupun pensiunannya), demikian juga institusi kepemimpinan unit terkecil masyarakat muslim yaitu kepemimpinan rumah tangga dalam lembaga pernikahan dengan batas-batas interaksinya antara yang muhrim dan bukan muhrim. Demikian pula keluarga multi ideology yang sangat dipromosikan (baca : diantaranya oleh Islam Liberal, Islam Moderat, Islam inklusif dan sebagainya).
Tujuan dipecahbelahnya tata kehidupan ajaran Allah jangan sampai berjalan ditaati manusia melembaga menjadi institusi kehidupan dengan devide et impera oleh 'ushbah/insiders Yahudi itu adalah terwujudnya Konspirasi Pemerintahan Dunia Yahudi yang disebut oleh Gary Allen : ESTABLISHING THE ESTABLISHMENT.
Politik belah bambu terhadap kitab Allah dimana ayat-ayat Allah yang memerintahkan berperang di jalan Allah diposisikan pada posisi yang diinjak sedangkan ayat-ayat Allah (yang tentu saja menurut tafsir hawa nafsu manusia non taat) tentang 'tidak ada paksaan dalam agama', demikian juga membawakan Islam 'dengan hikmah/bijak' demikian juga issue membawakan Islam pertengahan / ummatan wasatha, Islam moderat (masih menurut tafsir hawa nafsu), sedemikian diangkat pada posisi yang disponsori, dipromotori dan diberi penghargaan semacam hadiah Nobel.
Dengan politik belah bambu terhadap ayat-ayat Allah dalam kitab-kitab-Nya, di satu sisi sebagian umat memposisikan diri pada yang diangkat sebagai fihak pertama dari perpecahan, di sisi lain dengan semangat jihad sebagian umat memposisikan diri pada posisi konsisten pada 'gelar berjihad' yang disandangnya sebagai status quo (sekali lagi karena menurut jalan fikiran dan jalan perasaan sendiri tak terikat dengan shahifah nabawiyah sehingga terjebak dalam 'ashabiyah) sebagai fihak kedua.
Kemudian karena fihak kedua bergeser perjuangan dan pengorbanannya dari mempertahankan institusi (kitab Allah, kenabian dan kepemimpinan umat) yang diperjuangkan Rasulullah dengan shahifah nabawiyahnya menjadi mempertahankan posisi dirinya di jalan jihad berstatus quo 'ashabiyah maka kedua belah fihak menjadi sepenuhnya dalam kendali devide et impera 'ushbah/insiders Yahudi yang dengan mudah dan tersembunyi dapat mempermainkannya sebagai spare part instrumen dalam permainan game kapan dan dengan system apa saja dimana 'ushbah/insider Yahudi menghendaki. Dengan demikian membiarkan diri pada posisi yang diangkat ataupun yang diinjak pada politik belah bambu devide et impera penentangan 'ushbah/insiders Yahudi terhadap (ajaran) Allah itu sama-sama pasang badan untuk dila'nat Allah dalam shahifah nabawiyah sebagaimana Shofyan Tsauri memposisikan diri dalam kasus Abu Bakar Ba'asyir 'diBa'asyirkan'.
Membiarkan diri pada posisi yang diangkat ataupun yang diinjak ini merupakan pembenaran terhadap wasiat Kasisah (intelijen organisasi rahasia Yahudi, Freemasonry) pada para aktifisnya yang antara lain tersurat sebagai berikut :
"Terimalah pesan-pesanku wahai goyim (non Yahudi) dan kasisah-kasisah, terimalah semuanya dan telanlah, walaupun engkau tidak mengerti dan tidak mungkin engkau mengerti"
"Untukmu wahai goyim (non Yahudi) freemason (aktifis organisasi buatan Yahudi) cukuplah 33 tingkat dan untukku tidak akan terjangkau oleh otakmu" (A.D. El Marzdedeq, Dim,Av, Jaringan Gelap Freemasonry, Sejarah dan Perkembangannya Hingga ke Indonesia, Syaamil Cipta Media, Bandung, cet. Ketiga, 2007, hal. 121)
Sementara itu orang yang membiarkan diri pada posisi diangkat ataupun diinjak itu berlepas diri dari tanggung jawab menegakkan Shahifah Nabawiyah setelah kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddieq, Umar bin Khaththab, Usman binAffan dan Ali bin Abi Thalib yang mana ketiga khalifah yang terakhir itu dibunuh oleh fihak yang pasang badan untuk dila'nat dalam Shahifah Nabawiyah. Sementara itu pula, tak sedikit orang-orang yang menempuh jalan membela Islam, pada umumnya, Shahifah Nabawiyah diukur dan dihukumi sejauh yang dapat dinalar oleh otaknya tidak dalam keterikatan imannya pada Rasulullah. Di sisi lain tidak bisa memerdekakan diri dari keterikatan dengan agenda yang dikonspirasikan oleh 'ushbah/Insiders Yahudi menuju pembangunan sistem hukum dunia dan tata dunia yang didasarkan pada pemerintahan federal transnasional (to the development of a system of world law and a world order based upon transnational federal government (One World Government).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar