Kamis, 16 Desember 2010

Hijrah Menghadapi Radikalisme Dosa Yahudi

Penyimpangan Yahudi dan Nasrani dari Ajaran Tauhid.

Ajaran tauhid adalah missi semua Nabi dan Rasul Allah;

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلاَّ نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا فَاعْبُدُونِ
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum engkau, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada ilah (yang hak untuk dipertuhankan) melainkan Aku, maka ibadatilah olehmu sekalian akan Aku". (QS. 21/Al-Anbiyaa' : 25)

Tetapi Yahudi melawan ajaran Allah itu dengan menggunakan ajaran yang dibuatnya sendiri dan Nasrani mengikuti kesesatan yang dibuat oleh Yahudi.

Penyimpangan Yahudi dan Nasrani dari ajaran tauhid yang diwahyukan Allah itu difrmankan Allah dalam Al-Qur'an yang antara lain adalah
Pertama : Memberikan pemujaan dan hak ketuhanan yang disembah kepada selain Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ

Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dila`nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? (QS. 9/At-Taubah : 30)

Kedua : Memberikan hak ketuhanan kpada selain Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa untuk ditaati, dipatuhi, hak untuk membuat syari’at serta undang-undang dalam kehidupan.
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ

Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putera Maryam; padahal tidaklah mereka diperintah kecuali memperhambakan diri mengibadati hanya kepada Ilah (Sesembahan) Yang Mahaesa; tidak ada ilah (sesembahan yang hak dipertuhankan) selain Dia. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS. 9/At-Taubah : 31)


Ketiga : Membuat kitab sesuai dengan selera mereka sendiri dan mereka merubah kitab suci dari aslinya.

فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلاً
Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. (QS. 2/Al-Baqarah : 79)

مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ

Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merubah perkataan dari tempat-tempatnya. (QS. 4/An-Nisaa’  : 46)

Keempat : Suka mencampuradukkan antara yang haq dan yang bathil dan menyembunyikan kebenaran.
يَاأَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَلْبِسُونَ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui? (QS. 3/Ali ‘Imraan : 71)


Ada tiga biang kesalahan yang diperintahkan Rasulullah kepada kita agar waspada yang beliau sabdakan sebagai berikut :
إِيَّاكُمْ وَالْكِبْرَ فَإِنَّ إِبْلِيْسَ حَمَلَهُ الْكِبْرُ عَلَى أَنْ لاَ يَسْجُدَ لأَِدَمَ وَإِيَّاكُمْ وَالْحِرْصَ فَإِنَّ آدَمَ حَمَلَهُ الْحِرْصُ عَلَى أَنْ أَكَلَ مِنَ الشَّجَرَةِ وَإِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ ابْنَىْ آدَمَ إِنَّمَا قَتَلَ أَحَدُهُمَا صَاحِبَهُ حَسَدًا فَهُنَّ أَصْلُ كُلِّ خَطِيْئَةٍ  (رواه ابن عساكر عن ابن مسعود)
Waspada dan jauhilah sombong karena sesungguhnya iblis terbawa sifat sombong sehingga ia menolak perintah Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa untuk ia bersujud menghormati Adam 'alaihis-salaam; waspada dan jauhilah serakah karena sesungguhnya Adam 'alaihis-salaam terbawa sifat serakah sehingga ia makan dari pohon yang dilarang oleh Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa. Dan waspada serta jauhilah dengki kare sesungguhnya kedua putra Adam 'alaihis-salaam, salah seorang dari keduanya membunuh saudaranya hanya karena dengki. Maka ketiga sifat tercela itulah asal segala kesalahan (HR. Ibnu 'Asyakir dari Ibnu Mas'ud)

Kemudian marilah kita mengenal asal segala kesalahan itu adalah akar segala dosa, radikalisme dosa, fundamentalisme dosa.

Rencana Jahat Yahudi pada Nabi Isa :

Terdapat laporan tentang peristiwa yang terjadi pada tahun 30 M
'Isa 'alaihis-salam di tahun terakhir dari masa hidupnya menggunakan kekuatan fisik untuk mengusir para pedagang uang keluar dari tempat ibadah. Inilah satu-satunya peristiwa selama pelayanan rohaninya dimana ia menggunakan kekuatan fisik untuk melawan.

Ketika bangsa Yahudi pengikut 'Isa 'alaihis-salam datang ke Yerusalem untuk membayar zakat, mereka hanya dapat melakukan itu dengan satu koin khusus, setengah shekel, yakni sebuah koin yang beratnya setengan ounce dari perak murni, besarnya sekitar ukuran koin seperempat dolar. Ini adalah satu-satunya koin pada waktu itu yang terbuat dari perak murni dan bobotnya meyakinan, tanpa citra wajah Kaisar penyembah berhala, dan karena itu bagi pengikut 'Isa 'alaihis-salam adalah satu-satunya jenis koin yang bisa diterima oleh Allah.
Sayangnya koin jenis ini tidak tersedia secara memadai, pedagang uang telah memborongnya, lalu mereka menaikkan harganya terhadap apa yang dapat diterima pasar.
1 ounce = 31,103 gram
Mereka menggunakan monopoli yang mereka miliki atas koin-koin ini untuk meraup keuntungan melebihi batas kewajaran, memaksa pengikut 'Isa 'alaihis-salam untuk membayar berapapun juga harga yang diminta pedagang uang.
'Isa 'alaihis-salam menghalau pedagang uang itu keluar karena monopoli mereka atas koin-koin ini secara total melanggar kesucian rumah Allah. Para pedagang uang itu menuntut kematiannya beberapa hari kemudian. Baca :  The History of the “Money Changers”
  
Inilah yang diceritakan bahwa orang-orang Yahudi dengan segala tipu dayanya ingin membunuh Nabi Isa, diantaranya dengan fitnahan keji  "Ingin menjadi Raja Yahudi" yang disampaikannya pada penguasa Romawi. Tetapi Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa menyelamatkan Nabi Isa 'alaihis-salaam dan sebagai gantinya Yudas Iskariot tersalib di Golgota.
Kemudian orang-orang Yahudi menindaklanjuti rencana jahatnya dengan menjadikan Saul (Paulus) mengajarkan ajaran tandingan. Saul mendirikan ajaran baru yang mempertuhankan Isa 'alaihis-salamm dan Ruhul Qudus, kemudian menjadikan Mariyam sebagai ibu Tuhan. Saul berhasil mengadopsi adat istiadat Romawi dan filsafat Yunani ke dalam Nasrani. Demikian pula ajaran kepercayaan kepada unsur ketuhanan yang diyakininya ada pada api, matahari, cahaya serta dewa-dewa seperti dalam agama Figria, Hindu, Budha. Saulpun telah menghapus khitan dan menghalalkan babi.

Pengakuan Yahudi Menolak Mengakui Allah : Keselamatannya Karena Akal Sendiri

Pada peristiwa tahun 30 M itu justru orang-orang Yahudi menampilkan kesombongannya terhadap missi Nabi Isa melaksanakan peribadatan di Rumah Allah dan membayar zakat mentaati Allah.
Pada saat yang sama kepentingan Yahudi yang tidak beriman itu terbawa keserakahannya dengan menguasai perdagangan uang dan kedengkiannya berkobaran semangat menjual data palsu kepada penguasa Romawi berupa fitnah Nabi Isa memimpin kaum beriman dikatakannya ingin menjadi raja.

Diantara pernyataan-pernyataan Yahudi adalah :
"Sesungguhnya telah berulang terjadi, penguasa goyim (non-Yahudi) itu hendak memusnahkan bangsa Israil. Ingatlah tatkala para Fir'aun hendak memusnahkan bangsa Israil, yang terkena bahaya adalah Fir'aun dan tentaranya sendiri, sedangkan bangsa Israil selamat".
Yahudi mengakui demikian, tentu karena Yahudi adalah Yahudi bukan karena Allah yang Mahakuasa.
Yahudi juga menyatakan :
"Manakala bangsa Arab baru, atas nama Islam mengambil Yatsrib da Khaibar dari tangan bangsa Israil dan bangsa Israil terusir, bangsa Israil bisa merasuk ke dalamnya sehingga merekapun pecah karena jarum berbisa Yahudi telah ada dalam dada-dadanya".
Inilah testimonial Yahudi bahwa suntikan berbisa Yahudi telah merasuk kedalam dada non-Yahudi sehingga Ali bin Abi Thalib dibunuh mengakhiri kepemimpinan dunia diatas jejak kenabian dan terpecahbelahnya umat muslimin dalam faham teologi, kemudian aliran sufi dan madzhab fiqih telah dimulai.

Kemudian tak kurang lagi Yahudi menyatakan :
"Tatkala Yahudi Andalusia terusir, Yahudipun mendapat keuntungan besar karena akal Yahudi sendiri. Yahudi tersingkir dari Spanyol, tetapi ditemukan benua baru yang sangat menguntungkan bangsa Israil".
Itulah ditemukannya benua Amerika. Amerika tetap dan terus dijadikan sebagai Amerika untuk kepentingan akar (radikalisme, fundamentalisme) segala kesalahan dan dosa.
Kemudian pada kenyataannya yang kita saksikan adalah klaim Yahudi yang menyatakan sebagai berikut :
"Wahai penakluk Eropa, bangsa Yahudi bukanlah kambing perahan. Dan bangsa Yahudi bekerja memasuki hati-hatimu dan ke dalam jantungmu. Pada suatu saat jantung dan hatimu berhenti dan bangsa Yahudi mengganti dengan hati dan jantung yang lain sehingga otakmu akan menuruti hati yang baru".


Hijrah Diperintahkan Allah.
وَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَاهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيلاً
Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan berhijrahlah meninggalkan mereka dengan cara yang baik. (QS. 73/Al-Muzzammil : 10)
Dalam berhijrah yang diperintahkan Allah dalam firman-Nya ini, hijrah berarti meninggalkan orang-orang yang menentang ajaran Allah dan Rasul-Nya. Jadi, meninggalkan orang-orangnya dalam penentangan terhadap Allah.

Perintah berhijrah pada perintah Allah yang lain adalah :
وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ
Dan ar-rujz tinggalkanlah (berhijrah daripadanya), (QS. 74/Al-Muddatstsir : 5)
Dalam berhijrah yang diperintahkan Allah dalam firman-Nya ini, hijrah berarti meninggalkan perbuatan dosa, missi dan tujuannya serta adzab karena dosa itu.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ تَدْرُونَ مَنِ الْمُسْلِمُ قَالُوا اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ قَالَ تَدْرُونَ مَنِ الْمُؤْمِنُ قَالُوا اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ مَنْ أَمِنَهُ الْمُؤْمِنُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ السُّوءَ فَاجْتَنَبَهُ
Dari Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash ia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallama bersabda : Kalian mengetahui siapakah orang muslim itu ?
Para sahabat berkata : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.
Rasulullah bersabda : Yaitu orang yang umat muslimin selamat dari lisan dan tangannya.
Rasulullah bersabda : Kalian tahu siapakah orang mukmin itu
Para sahabat berkata : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.
Rasulullah bersabda : Yaitu orang yang umat mukminin terjaga amanatnya akan jiwa dan hartanya. Sedangkan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan keburukan dan menjauhinya (HR. Ahmad)


Hijrah untuk Menjayakan Ajaran Kebenaran dari Allah

Sekalipun demikian, setiap peristiwa sejarah manusia sebagaimana peristiwa alam adalah rencana Allah yang berjalan dan menjadi kenyataan. Berhijrah dari dosa, berhala dan adzab menuju ketaatan dan surga, meninggalkan keterpurukan dan kebangkrutan menuju kejayaan di dunia dan di akhirat telah difirmankan Allah menjadi perintah kepada hamba-hamba-Nya. Oleh karena itu, dalam hal apapun inilah yang Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman :
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan ajaran yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala ajaran-ajaran meskipun orang-orang musyrik benci. (QS. 61/As-Shaff : 9)

Pada 592 tahun setelah Isa 'alaihis-salam diumpankan oleh kaumnya pada penguasa Romawi untuk divonis hukum mati disalib, pada tahun 622 M Rasulullah masuk Yatsrib hijrah dari Makkah. Bagitu masuk Yatsrib Rasulullah membangun masjid dan mengikat seluruh komponen masyarakat Yatsrib kedalam ikatan perjanjian saling mempersaudarai intern orang-orang beriman dan antara orang-orang beriman bersama Rasulullah dengan orang-orang Yahudi Bani Quraizhah, Bani Nadhir dan Bani Qainuqa’. Ikatan perjanjian itu adalah Shahifah Nabawiyah.
Rasulullah hijrah dari kemusyrikan, dosa dan kema'shiyatan masyarakat Makkah menuju tegaknya kepemimpinan kenabian sehingga tipu daya dari radikalisme dosa Yahudi di Yatsrib yang kemudian dinamakan Madinah dan di Khaibar menjadi tidak bekerja lagi dan Makkah dibebaskan dari mempertuhankan selain Allah.

Rabu, 08 Desember 2010

Konspirasi Yahudi : Kebangkitan Kebangsaan Menghancurkan Kepemimpinan Dunia Islam

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ لاَ تَسْفِكُونَ دِمَاءَكُمْ وَلاَ تُخْرِجُونَ أَنْفُسَكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ ثُمَّ أَقْرَرْتُمْ وَأَنْتُمْ تَشْهَدُونَ

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kalian (yaitu): kalian tidak akan menumpahkan darah kalian (membunuh orang), dan kalian tidak akan mengusir diri kalian (saudara kalian sebangsa) dari kampung halaman kalian, kemudian kalian berikrar (akan memenuhinya) sedang kalian mempersaksikannya. (QS. 2/Al-Baqarah : 84)

ثُمَّ أَنْتُمْ هَؤُلاَءِ تَقْتُلُونَ أَنْفُسَكُمْ وَتُخْرِجُونَ فَرِيقًا مِنْكُمْ مِنْ دِيَارِهِمْ تَظَاهَرُونَ عَلَيْهِمْ بِاْلإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَإِنْ يَأْتُوكُمْ أُسَارَى تُفَادُوهُمْ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ إِخْرَاجُهُمْ أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلاَّ خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

Kemudian kalian (Bani Israil) membunuh diri kalian (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kalian dari kampung halamannya, kalian bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kalian tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagi kalian. Apakah kalian beriman kepada sebahagian Al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripada kalian, melainkan kenistaan hina dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kalian perbuat. (QS. 2/Al-Baqarah : 85)

Pada dokumen yang berjudul ‘Karl Haushofer (1869-1946), Tokoh Yahudi di Balik Tragedi Holocaust’ dilaporkan bahwa terjadi pembunuhan dan pengusiran orang Yahudi yang sebenarnya dikonspirasikan oleh kelompok kecil ‘ushbah Yahudi sendiri untuk mimpi mereka membangun Negara Israel Raya, kerajaan Nabi Sulaiman yang mereka klaim dijanjikan untuk mereka di tanah Palestina hingga tanah-tanah di sekitarnya. Berikut adalah laporan itu.

Seorang Profesor Yahudi ternyata punya andil andil besar dalam kasus pengejaran dan pembunuhan orang-orang Yahudi yang dilakukan Nazi-Jerman dalam Perang Dunia II. Profesor Karl Haushofer namanya.

Karl Ernst Haushofer lahir di Munich, Bavaria (Jerman), pada 27 Agustus 1869. Dia terlahir dari keluarga Yahudi Jerman, dari pasangan Max Haushofer, seorang ekonom, dan Frau Adele Haushofer. Lulus dari sekolah atas, Karl muda mendaftar sebagai tentara Bavaria. Karir di dinas ketentaraan, Karl menamatkan pendidikan di Lembaga Pendidikan Ketentaraan Bavaria (Kriegschule), Akademi Artileri (Artillerieschule), dan Bavarian War Academy (Kriegsakademie). Tahun 1896 Karl muda menikah dengan Martha Mayer Doss, juga seorang Yahudi.

Haushofer meneruskan pendidikannya hingga menjadi perwira tinggi dan berdinas di Angkatan Perang Kerajaan Jerman dan karirnya melejit hingga menduduki jabatan sebagai Staff Corp di tahun 1899. Bahkan pada tahun 1903, Karl Haushofer diangkat menjadi tenaga pengajar di Bavarian Kriegsakademie.

Tahun 1908, Haushofer dikirim ke Jepang guna mempelajari sistem ketentaraan di negeri Matahari Terbit itu. Di Jepang, Haushofer juga didaulat menjadi instruktur resimen artileri tentara Nippon. Dari Jepang, Haushofer yang menguasai banyak bahasa asing selain Jerman, seperti Inggris, Perancis, dan Rusia, ditugaskan melawat ke beberapa negara Timur Jauh seperti Korea, India, Tibet, Cina, dan lain-lain.

Selama bertugas di Timur Jauh inilah, Haushofer yang memang telah lama tertarik dengan ajaran-ajaran mistis dari Timur melanjutkan penelitiannya. Dia juga menerjemahkan beberapa literatur Budhisme dan Hindu. Menurut sejumlah peneliti, ketertarikan Haushofer terhadap ajaran mistis-esoteris bukan tanpa sebab. Latar belakang keluarganya dipercaya memang telah bersentuhan dengan hal-hal seperti ini. Haushofer merupakan salah satu tokoh dari sebuah persaudaraan mistis pemuja setan (Kabbalah).

Dari perjalanannya keliling Timur Jauh inilah, Haushofer kemudian memperkenalkan sebuah Teori Geo-Politik yang dinamakan “The Heartland Theory” yang intinya berbunyi: “Siapa pun yang bisa menguasai Heartland maka ia akan mampu menguasai World Island”.

Heartland (jantung bumi) merupakan sebutan bagi wilayah Asia Tengah, dan World Island mengacu pada kawasan Timur Tengah. Kedua kawasan itu merupakan kawasan kaya minyak bumi dan juga gas. Teori ini sesungguhnya bukan otentik dari Haushofer, namun adaptasi dari Sir Alfrod McKinder (1861-1947), seorang pakar geopolitik asal Inggris terkemuka abad ke-19. Nicholas Spykman, seorang sarjana Amerika, menambahkan teori ini dengan mengatakan, “Siapa pun yang bisa menguasai World Island, maka ia menguasai dunia.” (Di Milenium ketiga, teori ini dianut oleh Gedung Putih sehingga Bush berambisi menguasai Afghanistan, Irak, dan negeri-negeri sekitarnya).

Haushofer dikenal dekat dengan perwira-perwira Jerman, bahkan berkawan akrab dengan dua tokoh Nazi, Adolf Hitler dan Sekretarisnya, Rudolf Hess. Kepada Hitler, Haushofer menyodorkan teori geopolitik dan juga teori ras unggul bangsa Arya. Buku karangan Hitler yang diasisteni Hess berjudul “Mein Kampf” (Perjuanganku, 1926)—buku ini menjadi buku suci Partai Nazi—dilatarbelakangi teori yang dikemukakan Haushofer. Menurut Haushofer, agar bangsa Jerman bisa menjadi bangsa terkuat di dunia, maka ras Arya harus memurnikan dirinya dan menyingkirkan semua orang Jerman yang bukan berasal dari ras ini. Teori Charles Darwin—juga Yahudi—pun dikemukakan oleh Haushofer sehingga Adolf Hitler menjadi semakin jatuh dalam pengaruhnya.

Berkat pengaruh dari Haushofer inilah, ketika Nazi berkuasa, maka dilakukan pemurnian ras Arya secara besar-besaran. Semua orang Jerman yang bukan berasal dari ras ini dikejar-kejar dan dihancurkan, secara khusus orang Yahudi yang memang banyak mendiami wilayah Jerman menjadi target utama. Masa lalu Hitler yang memiliki hubungan yang buruk dengan orang Yahudi menambah kebenciannya terhadap bangsa yang satu ini. Secara diam-diam Haushofer memprovokasi Hitler agar terus mengejar dan mengusir orang-orang Yahudi dari Jerman dan kawasan sekitarnya.

Mengapa seorang Haushofer yang juga Yahudi Jerman berbuat seperti ini? Jawabannya bisa ditemukan dalam sebuah pertemuan rahasia 13 keluarga berpengaruh Yahudi di Judenstaat, Frankfurt, Bavaria, di kediaman Sir Mayer Amschell Rothschild pada tahun 1773. Saat itu Rotshchild melontarkan dua rencananya. Pertama, menyusun 25 program penguasaan dunia yang kemudian kita kenal sekarang sebagai Protokolat Zionis. Yang kedua, Rotshchild menyebut nama Adam Weishaupt—seorang mantan Yesuit—untuk mendirikan dan memimpin organisasi konspiratif modern bernama Illuminati. Pertemuan Frankfurt ini menyepakati, mereka harus menemukan kembali harta karun King Solomon yang mereka yakini terbenam dalam reruntuhan Haikal Sulaiman yang ada di bawah Masjidil Aqsha di Yerusalem. Caranya adalah dengan merebut Yerusalem dari tangan bangsa Palestina yang sudah ribuan tahun mendiaminya.

Seorang tokoh Yahudi bernama Theodore Hertzl ditugaskan menemui Sultan Abdul Hamid II yang kala itu menjadi Khalifah Turki Utsmaniyah agar mau menyerahkan Tanah Palestina bagi bangsa Yahudi. Sultan menolak mentah-mentah permintaan ini walau kemudian Hertzl mengiming-imingi Sultan dengan harta berlimpah. Sultan tidak bergeming sedikit pun. “Selama jantungku masih berdetak dan darahku masih mengalir, aku haramkan Tanah Palestina bagi kalian wahai Yahudi, ” demikian jawaban dari Sultan. Akibatnya Hertzl dan petinggi Yahudi geram dan membuat satu strategi untuk meruntuhkan khilafah dengan memunculkan seorang Turki Muda bernama Mustafa Kemal Attaturk. Sultan Abdul Hamid II pun tersingkir. Kekhalifahan Turki Utsmani dibubarkan, dan Mustafa Kemal Attaturk menjadi pemimpin Turki dan mensekulerkan negeri itu. Satu penghalang telah tumbang. Walau demikian Yerusalem belum bisa diduduki.

Theodore Hertzl kemudian menyelenggarakan Kongres Internasional Zionisme (1897) yang diselenggarakan di Basel, Swiss. Kongres ini menyepakati bahwa seluruh Yahudi-Diaspora, istilah bagi orang-orang Yahudi yang masih terserak di seluruh dunia, agar secepatnya melakukan imigrasi ke Promise Land atau yang menurut mereka Kota Suci Yerusalem. Seruan Kongres Internasional Zionis ini tidak ditanggapi dengan antusias. Banyak keluarga Yahudi yang sudah mapan di Eropa dan Amerika enggan pindah ke Yerusalem. Meraka menolak seruan itu walau para ketua Zionis memaksanya.

Akhirnya tidak ada jalan lain, imigrasi Yahudi ke Palestina harus melalui jalan paksaan. Harus ada satu kondisi yang memaksa orang-orang Yahudi-Diaspora agar mau pindah ke Palestina. Akhirnya Haushofer berhasil dengan gemilang mendekati Hitler dan kemudian—tanpa disadari—ulah Nazi mengejar-ngejar orang Yahudi mengakibatkan banyak orang Yahudi yang kabur dari negerinya dan berbondong-bondong ke Palestina.

Seperti yang telah dikemukakan oleh Norman Finkeltstein dalam “The Holocaust Industry” atau Frederich Toben, peristiwa Holocaust sesungguhnya didalangi oleh kaum Zionis-Yahudi guna memaksa orang-orang Yahudi lainnya agar mau pindah ke Palestina, lewat tangan Hitler. Bahkan Norman Finkelstein yang juga berdarah Yahudi menentang cara-cara kotor Zionis ini. Dalam bukunya, Finkelstein membongkar mitos holocaust dan menyebutnya sebagai proyek pemerasan yang dilakukan Zionis terhadap negara-negara Eropa dan juga dunia, dengan mengorbankan kaum Yahudi Eropa yang sebenarnya enggan untuk ke Palestina.

Di akhir Perang Dunia II, Haushofer ditangkap oleh pasukan Sekutu. Pada tanggal 13 Maret 1946, Haushofer dan isterinya melakukan bunuh diri di Pähl, Jerman Barat. Mengikut jejak Adolf Hitler dan Eva Braun yang melakukan bunuh diri saat Berlin jatuh ke tangan Sekutu setahun sebelumnya.

Sumber : http://forumom.com/news/?p=907

Selasa, 07 Desember 2010

Perindu Surga Akhirat dan Pemburu Surga Dunia


Perindu Surga di Akhirat

Para perindu syurga yang dijanjikan Allah di alam akhirat kelak adalah orang-orang yang menjual dirinya kepada Allah. Dalam sejarah yang disunnahkan Rasulullah dan orang-orang yang beriman bersama beliau membangun kebersamaan, komunitas yang diperkuat dengan tanggungjawab saling mempersaudarai diantara mereka membangun kekuatan untuk membenarkan Allah, ajaran-Nya dan janji-Nya membela missi kenabian Rasul-Nya menghadapi kekuatan komunitas terpimpin para pengingkar dan para pendusta.

إِنَّ اللهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَاْلإِنْجِيلِ وَالْقُرْءَانِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kalian lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS. 9/At-Taubah : 111)

Pemburu Harta Surga Dunia

Para pemburu harta surga dunia dengan semangat kesukuan dan kebangsaan serta bahkan keagamaan yang tidak diajarkan Allah merupakan komunitas manusia terpimpin dengan kekuatannya mendustakan Allah, ajaran-Nya dan janji-Nya memerangi missi kenabian Rasul-Nya.
أُولَئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِاْلآخِرَةِ فَلاَ يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلاَ هُمْ يُنْصَرُونَ
Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong. (QS. 2/Al-Baqarah : 86)
وَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَزِينَتُهَا وَمَا عِنْدَ اللهِ خَيْرٌ وَأَبْقَى أَفَلاَ تَعْقِلُونَ
Dan apa saja yang diberikan kepada kalian, maka itu adalah kesenangan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di fihak Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kalian tidak memahaminya? (QS.28/Al-Qashash : 60)
فَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا عِنْدَ اللهِ خَيْرٌ وَأَبْقَى لِلَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Maka sesuatu apapun yang diberikan kepada kalian, itu adalah kesenangan hidup di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal. (QS. 42/Asy-Suuraa :  36 )
وَلاَ تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى
Dan janganlah engkau tujukan pandangan kedua matamu terarah kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami memberikan ujian bagi mereka dengannya. Dan karunia Rabb-mu adalah lebih baik dan lebih kekal. (QS. 20/Thaahaa : 131)

Pembela Tahta Surga Dunia

Para pembela tahta surga dunia dengan semangat kesukuan dan kebangsaan serta bahkan keagamaan yang tidak diajarkan Allah merupakan komunitas manusia terpimpin dengan kekuatannya mendustakan Allah, ajaran-Nya dan janji-Nya. Kekuatan itu juga memerangi missi kenabian Rasul-Nya.


إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ يَسْتَكْبِرُونَ   وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُوا ءَالِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَجْنُونٍ
Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada ilah yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri.  Dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?" (QS. 37/Ash-Shaaffaat : 36)
وَاتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللهِ ءَالِهَةً لِيَكُونُوا لَهُمْ عِزًّا
Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. (QS. 19/Maryam : 81)

Pada bulan Shafar tahun 4 Hijriyah sejumlah utusan dari Adhal dan Qarah meminta Rasulullah agar mengirim pengajar Islam dan yang membacakan Al-Qur'an di daerah mereka.
Rasulullah mengirim 11 orang  dipimpin oleh 'Ashim bin Tsabit. Sesampainya di daerah Hijaz dalam peprjalanan antara 'Ashfan dan Makkah yaitu tepatnya antara Rabigh dan Jiddah, di pangkalan air Ar-Raji' milik Bani Hudzail, para utusan dari Adhal dan Qarah tadi meminta bantuan penduduk perkampungan Hudzail. Ada seratus orang ahli panah mengepung  para sahabat Rasulullah itu dan membunuh para pengajar dan juru dakwah Islam itu kecuali Khubaib bin Ady dan Zaid bin Ditsnah. Kemudian orang-orang suku Bani Hudzail itu menjual Khubaib bin Ady dan Zaid bin Ditsnah ke Makkah kepada kekuatan terbesar saat itu yang memerangi Allah, Rasul-Nya dan Islam.
Khubaib bin Ady dibeli 'Uqbah bin Al-Harits, kemudian dibunuh dengan disalib di Tan'im oleh kekuatan dibawah ketokohan Abu Shofyan bin Harb.
Sedangkan Zaid bin Ditsnah dibeli Shafwan bin Umayyah lalu dibunuhnya pula.

Di era sekarang fenomena menjual hamba-hamba Allah untuk kepentingan harta dan tahta seperti itu menunjukkan tetap berlakunya  tipu muslihat memperdaya manusia diperjualbelikan kepada kekuatan yang dianggap berpengaruh besar untuk mendapatkan kekayaan harta dan kekuasaan tahta.
Aafia Siddiqui, seorang ibu hilang dari Karachi di negerinya sendiri Pakistan bersama ketiga anaknya pada 30 Maret 2003, sehari setelah surat kabar local memberitakan bahwa dirinya berada dalam tahanan dengan tuduhan "terorisme". Tetapi AS mengatakan bahwa Aafia ditangkap pada 17 juli 2008 oleh tentara Afghanistan di provinsi Ghazni. Aafia kemudian ditahan di penjara yang termasuk paling kejam kezhalimannya di Begram Afghanistan kemudian diadili dengan pengadilan yang hakim, jaksa dan pembelanya tak ada dari kekuatan Islam di negeri yang asing dari tanah air, bangsa dan agamanya. Yaitu di Amerika. Pengadilan di New York menyatakan bahwa Aafia (37) "terbukti" bersalah pada hari Rabu, 3 Februari 2010.

Bila dalam falsafah hukum Islam ada kaidah "kecenderungan", seperti yaitu haram melakukan sesuatu yang halal jika kecenderungannya berujung pada yang haram.
Hendaklah ini menjadi control pengendali ketaqwaan diri muslim apakah perbuatan-perbuatan halalnya bahkan perbuatan-perbuatan ibadahnya berada dibelakang kekuatan pemburu harta dan pembela tahta dunia yang berujung menyiksa dan membunuh mukmin, mengadudomba umat beriman hingga menista Islam. Membunuh orang beriman, adu domba dan menista Islam adalah misi melawan Islam.
Rasulullah menyerukan agar orang muslim memastikann diri di belakang atau menjadi bagian komunitas terpimpin perindu surga di alam akhirat.

عَن أَبِي مُوسَى اْلأَشْعَرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللهِ ز قَالَ مَنْ أَحَبَّ دُنْيَاهُ أَضَرَّ بِآخِرَتِهِ وَمَنْ أَحَبَّ آخِرَتَهُ أَضَرَّ بِدُنْيَاهُ فَآثِرُوا مَا يَبْقَى عَلَى مَا يَفْنَى
Dari Abu Musa Al-Asy'ari bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa mencintai keduniaannya berarti ia membiarkan dirinya dalam pemaksaan untuk mengabaikan atau mendustakan kehidupan akhiratnya. Dan barangsiapa mencintai akhiratnya ia bisa menundukkan untuk mengendalikan keduniaannya. Maka pastikanlah pilihan hak kalian pada kehidupan abadi (di akhirat) diutamakan atas kesenangan kehidupan yang fana yang pasti akan menjadi masa lalu yang ditinggalkan (HR. Ahmad)

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ بْنِ رِبْعِيٍّ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ مُرَّ عَلَيْهِ بِجَنَازَةٍ فَقَالَ مُسْتَرِيحٌ وَمُسْتَرَاحٌ مِنْهُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ مَا الْمُسْتَرِيحُ وَالْمُسْتَرَاحُ مِنْهُ فَقَالَ الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ يَسْتَرِيحُ مِنْ نَصَبِ الدُّنْيَا وَالْعَبْدُ الْفَاجِرُ يَسْتَرِيحُ مِنْهُ الْعِبَادُ وَالْبِلاَدُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ 
Dari Abu Qatadah bin Rib'ie radhiyallahu ‘anhu katanya: Satu usungan jenazah melintasi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu baginda bersabda: Yang beristirahat dan yang diistirahatkan adalah daripadanya. Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah! Apakah arti yang beristirahat dan yang diistirahatkan adalah daripadanya itu? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Hamba yang beriman (dengan kematiannya) itu ia beristirahat dari kepayahan dunia. Sedangkan hamba yang buruk kelakuannya, (dengan kematiannya itu) para hamba (Allah), negeri, pohon-pohonan dan hewan semua merasa tenteram diistirahatkan dari kejahatannya (HR. Bukhari dan Muslim)

Minggu, 21 November 2010

Hukum Sekuler dan Hukum Ibadah

Kaidah Hukum Sekuler

Bila lapar dengan sendirinya membutuhkan makan tidak memerlukan perintah Allah, inilah kaidah hukum sosial dan hukum ekonomi sekuler, tidak membutuhkan perintah Allah.

Kaidah hukum sosial dan hukum ekonomi sekuler ini akan menjadi jelas kepentingannya dengan melihat induk ideologinya yaitu ideologi penolakan terhadap kitab-kitab Allah dan ajaran kenabian pada para Rasul-Nya yang disebutkan Allah dalam Al-Qur'an.

وَاتَّخَذَ قَوْمُ مُوسَى مِنْ بَعْدِهِ مِنْ حُلِيِّهِمْ عِجْلاً جَسَدًا لَهُ خُوَارٌ أَلَمْ يَرَوْا أَنَّهُ لاَ يُكَلِّمُهُمْ وَلاَ يَهْدِيهِمْ سَبِيلاً اتَّخَذُوهُ وَكَانُوا ظَالِمِينَ
Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sembahan) dan mereka adalah orang-orang yang zhalim. (QS. 7/Al-A'raaf : 148)
Al-'ijl yang disebutkan dalam firman Allah tersebut adalah patung anak sapi dari emas. Sifat patung emas itu adalah 1) duniawi, 2).simbol status sosial. 3) simbol status ekonomi yang dibanggakan 4) materialistik yang dijadikan standard nilai. 5) dasar kepercayaan yang diyakini dalam hati yang  penerapannya berwujud penolakan mentaati kitab Allah dan ajaran kenabian. 6) akibat pastinya adalah kemurkaan Allah 7) demikian pula keterpurukan dalam kehidupan dunia.

إِنَّ الَّذِينَ اتَّخَذُوا الْعِجْلَ سَيَنَالُهُمْ غَضَبٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَذِلَّةٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُفْتَرِينَ
Sesungguhnya orang-orang yang menjadikan anak lembu (sebagai sembahannya), kelak akan menimpa mereka kemurkaan dari Rabb mereka dan kehinaan dalam kehidupan di dunia. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang membuat-buat kebohongan. (QS. 7/Al-A'raaf : 152)

Ideologi penolakan terhadap kitab Allah itu dipilih karena : a) kesombongan diri tanpa alasan yang datangnya dari Allah, b) tahu jalan berpetunjuk tetapi tidak mau c) mendustakan ayat-ayat Allah,   d)  mendustakan alam akhirat
Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari bukti-bukti kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat (Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai daripadanya.
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan akan menemui akhirat, sia-sialah perbuatan mereka. Mereka tidak diberi balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. 7/Al-A'raaf : 146-147)
Penolakan terhadap kitab-kitab Allah dan ajaran kenabian pada Rasul-Rasul-Nya itu  menjadi ideologi yang induknya ada pada orang-orang Yahudi sebagaimana tersebut dalam firman-firman Allah itu

Kaidah Hukum Ibadah kepada Allah

Shiyam di bulan Ramadhan mentaati perintah Allah, nilainya adalah pembenaran hamba Allah pada kehendak Khaliq. Butuhnya si hamba akan perintah Khaliq-nya utntuk dita'ati lebih mendesak dikedepankan dari pada butuhnya si lapar akan makan. Inilah keadilan hukum ibadah di bulan Ramadhan.
Shiyamnya hamba Allah yang berhukum ibadah ini adalah dipenuhinya kebutuhan penghambaan dirinya akan perintah Khaliqnya untuk ditaati dengan tidak menunda ataupun menghutangnya. Alangkah indah akhlak hamba Allah itu, ia menegakkan keadilan berhukum ibadah di hadapan yang Mahaluas rahmat-Nya, pada saat umumnya banyak manusia atas nama legalitas hukum sosial dan hukum ekonomi sekuler berlaku serakah dengan melanggar keadilan hukum ibadah kepada Dzat yang menciptakan dirinya lengkap dengan perut yang ada lapar dan kenyangnya dan ada pula hawa nafsunya.
Demikian pula bila ia makan, ia menegakkan hukum ibadah memenuhi kebutuhan penghambaan dirinya akan perintah Rabb-nya untuk ditaati.


Itulah artinya, sejak dari petani, peternak, nelayan, pekerja penyedia bahan bakar, pembuatan perlengkapan masak hingga menjadi nasi, masakan sayur, ikan, daging, minuman menjadi hidangan makan di hadapannya, adalah wujud berjalannya hukum sosial dan hukum ekonomi. Bagi hamba Allah, itu tidak cukup memenuhi kebutuhan dasar penghambaan dirinya akan perintah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang untuk ditaati, melainkan berjalannya hukum sosial dan hukum ekonomi itu sebagaimana semertinya dimakmumkan mengikuti di belakang hukum ibadah menegakkan keadilan pada Rabb semesta alam.
Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa Maha Mengetahui kebutuhan dasar manusia akan perintah itu untuk ditaati, berfirman :  

يَاأَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي اْلأَرْضِ حَلاَلاً طَيِّبًا وَلاَ تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. 2/Al-Baqarah : 168)

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: تُلِيَتْ هَذِهِ اْلآيَةُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  "يَاأَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي اْلأَرْضِ حَلاَلاً طَيِّبًا" فَقَامَ سَعْدُ بْنُ أَبِي وَقَاصٍ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ اُدْعُ اللهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مُسْتَجَابَ الدَّعْوَةِ فَقَالَ "يَا سَعْدُ أَطِبْ مَطْعَمَكَ تَكُنْ مُسْتَجَابَ الدَّعْوَةِ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَقْذِفُ اللُّقْمَةَ الْحَرَامَ فِي جَوْفِهِ مَا يُتَقَبَّلُ مِنْهُ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا وَأَيـُّمَا عَبْدٌ نَبَتَ لَحْمُهُ مِنَ السُّحْتِ وَالرِّبَا فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ"
Dari Ibnu 'Abbas, ia berkata : Dibacakan ayat 168, surat 2/Al-Baqarah : "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi"  itu pada Nabi   shallallahu 'alaihi wa sallam, Kemudian Sa'ad bin Abi Waqash berdiri dan berkata : "Ya Rasulallah, berdo'alah kepada Allah agar Allah menjadikan aku orang yang mustajabah do'anya!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab : "Wahai Sa'ad, baikkanlah makananmu niscaya engkau orang yang mustajabah do'anya. Demi Dzat yang diri Muhammad ada di tangan-Nya, sesungguhnya seorang laki-laki memasukkan sesuap makanan haram kedalam lambungnya, tidaklah diterima ibadah dari padanya itu empat puluh hari. Dan mana saja seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari makanan haram dan riba, maka nerakalah yang layak baginya" (HR. Ibnu Katsir)

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا ِللهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepada kalian dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kalian beribadah. (QS. 2/Al-Baqarah : 172)

كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَلاَ تَطْغَوْا فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِي وَمَنْ يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِي فَقَدْ هَوَى
Makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami berikan kepada kalian, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpa kalian. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia. (QS. 20/Thaahaa : 81)


Kebutuhan Dasar pada Hukum Ibadah

Kebutuhan dasar hamba Allah akan perintah Allah untuk ditaati adalah kebutuhan dasar akan hukum ibadah, juga adalah kebutuhan dasar akan tegaknya keadilan dirinya kepada yang Mahakuasa.
Kebutuhan dasar inilah yang penegak shalat lima waktu setidaknya 17 kali sehari mengajukan permohonan kepada Rabbal-'izzati.

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ  صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ
Tunjukilah kami jalan yang lurus untuk istiqamah, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka.
Allahumma ya Allah, perjalankanlah kami di jalan untuk konsisten yang di jalan itu Habil dibunuh oleh Qabil karena Qabil dengki. Habil dibunuh oleh sesamanya dalam satu keluarga yang bapaknya, pemimpinnya, nabinya adalah sama yaitu Adam 'alaihis-salaam.
Allahumma ya Allah, perjalankanlah kami di jalan untuk teguh pendirian yang di jalan itu diantara Nabi-Nabi-Mu dibunuh oleh penerus penyembah tuhan yang disimbolkan dengan patung anak sapi dari emas. Nabi Zakaria dan Nabi Yahya dibunuh oleh sesamanya dalam satu ras dan kebangsaan Yahudi.
Allahumma ya Allah, perjalankanlah kami di jalan untuk kami tetap mentaati-Mu yang dijalan itu Nabi-Mu divonis hukuman salib untuk dibunuh oleh sesamanya dalam satu ras dan kebangsaan Yahudi.
Allahumma ya Allah, perjalankanlah kami di jalan untuk kami tetap mengakkah keadilan berhukum ibadah, berpenghambaan diri menyembah hanya pada-Mu yang di jalan itu Rasulullah bersama keluarganya terpaksa mengurung diri di lembah pemukiman, syi'ib Bani Hasyim. Rasulullah dan kaum muslimin pengikutnya, diikuti orang-orang bani 'Abdul Muththalib kecuali Abu Lahab, diboikot dengan tidak ada hubungan jual beli apapun, tidak ada hubungan perkawinan dan hubungan lain apapun dengan dunia luar sampai selama dua tahun. Kelaparan yang dideritanya tak menggeser kebutuhannya akan perintah Allah untuk ditaati.
 Allahumma ya Allah, perjalankanlah kami di jalan untuk kami tetap mengakkah keadilan berhukum ibadah, berpenghambaan diri menyembah hanya pada-Mu yang di jalan itu Hamzah bin Abdul Muththalib dibunuh dan dicincang oleh missi penolakan terhadap kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya, dan Engkaupun mengajarkan kesabaran :

وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ   وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلاَّ بِاللهِ وَلاَ تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلاَ تَكُ فِي ضَيْقٍ مِمَّا يَمْكُرُونَ
Dan jika kalian memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadakalian. Akan tetapi jika kalian bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.
Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. (QS. 16/An-Nahl : 27)

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ  صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ  غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ
Allahumma ya Allah, perjalankanlah kami di jalan untuk istiqamah, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka, bukan jalan orang-orang menghukum Nabi Isa dengan hukuman salib untuk membunuhnya.

وَلاَ الضَّالِّينَ
Dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Bukan jalannya orang-orang sesat tertipu penyaliban orang yang diserupakan Allah dengan Nabi Isa *) oleh orang-orang Yahudi, yang dipandangnya sebagai keagungan dan kemuliaan menanggung penderitaan untuk missi penebusan dosa. Kemudian dipuja-puja, dan bahkan Nabi Isapun dipertuhankan.
Bukan pula jalannya orang-orang sesat tertipu oleh angan-angan surga di dunia, kemudian surga dunia itu dipertuhankan pula. Bukan jalannya orang-orang yang pandangannya pada surga di akhirat tak kunjung sehat dari keburaman bahkan kebutaan. Kalaupun angan-angan surga dunia itu dipercaya dan dijadikan tempat bergantungnya segala cita-cita hidup dengan tata cara keagamaan maka jadilah agama ia materialisme.

*) : Al-Qur'an, Surat 4/An-Nisaa' 157:
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلاَّ اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا
dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, `Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan `Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) `Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah `Isa.

KEPEMIMPINAN DUNIA DIATAS JEJAK KENABIAN

Hawa Nafsu Yang Dipertuhankan Menjadi Oposan Allah :
Ketika hawa nafsu menjadi penentu langkah dan kepuasannya menjadi dasar setiap sikap, keputusan dan tindakan maka ia telah menjadi dipersaingkan pada Allah yang dipertuhankan.

Hawa nafsu dengan demikian telah dipuja dan disembah menjadi oposan Allah oleh pengikutnya yang setia. Tidakkah terlihat oleh pandangan manusia hawa nafsu yang diberi kekuasaan tertinggi seperti itu pada kehidupan yang sama sebenarnya hanya Allahlah yang hak untuk dipertuhankan tanpa sesuatu yang lain sedikitpun.

أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ    هَــوَاهُ   أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلاً
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? (QS. 25/Al-Furqaan : 43)
وَلاَ تَدْعُ مَعَ اللهِ إِلَهًا ءَاخَرَ  لاَ إِلَــهَ إِلاَّ هُوَ   كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلاَّ وَجْهَهُ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. BagiNyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (QS. 28/Al-Qashash : 88)


Hawa Nafsu Oposan Wahyu :
Ketika hawa nafsu menjadi penentu langkah dan kepuasannya menjadi dasar setiap sikap, keputusan dan tindakan maka ia telah menjadi oposan yang menentang dan menjadikan hawa nafsu sebagai pesaing wahyu Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa.
Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa berfirman :
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ    الْــهَوَى     إِنْ هُوَ إِلاَّ   وَحْيٌ يُـوحَى
Dan tiadalah ia berbicara (dengan Al Qur'an itu) menurut kemauan hawa nafsunya. Tiada lain ia hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), (QS. 53/An-Najm : 3-4)


Hawa Nafsu Oposan Syariah :
Ketika hawa nafsu menjadi penentu langkah dan kepuasannya menjadi dasar setiap sikap, keputusan dan tindakan maka ia telah menjadi oposan yang menentang dan menjadikan hawa nafsu sebagai pesaing syariah Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa.
ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى    شَـرِيْـعَـةٍ   مِنَ اْلأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلاَ تَتَّبِعْ   أَهْـوَاءَ   الَّذِينَ لاَ يَعْلَمونَ
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.(QS. 35/Al-Jaatsiyah : 18)


Hawa Nafsu, Oposan Hidayatullah :
Ketika hawa nafsu menjadi penentu langkah dan kepuasannya menjadi dasar setiap sikap, keputusan dan tindakan maka ia telah menjadi oposan yang menentang dan menjadikan hawa nafsu sebagai pesaing hidayah Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa.

Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa berfirman :

فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ   أَهْـوَاءَهُـمْ   وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنَ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ    هُـدًى مِنَ اللهِ    إِنَّ اللهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim. (QS. 28/Al-Qashash : 50)


Kepemimpinan Hawa Nafsu, Oposan Kepemimpinan Khalifah Allah di Bumi :
Ketika hawa nafsu menjadi penentu langkah dan kepuasannya menjadi dasar setiap sikap, keputusan dan tindakan maka ia telah menjadi oposan yang menentang dan menjadikan hawa nafsu sebagai pesaing ideology kenabian yang diamanatkan Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa agar manusia mengemban amanat kekhalifahan di bumi.
Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa berfirman :
يَادَاوُدُ إِنَّاجَعَلْنَاكَ    خَلِيـفَةً فِي اْلأََرْضِ   فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلاَ تَتَّبِعِ    الْهَـوَى    فَيُضلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ
Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (QS. 38/Shaad: 26)

Ideologi Hawa Nafsu, Oposan Ideologi Kenabian/Diatas Manhaj Kenabian :


Ketika hawa nafsu menjadi penentu langkah dan kepuasannya menjadi dasar setiap sikap, keputusan dan tindakan maka ia telah menjadi oposan yang menentang dan menjadikan hawa nafsu sebagai pesaing ideology kenabian yang diamanatkan Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa dan telah diperjuangkan Rasulullah Muhammad shallallaahu 'alaihi wa aalihi wa sallam dan diteruskan oleh keempat Khulafa-ur Raasyidiin.

عَنْ حُذَيْفَةُ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ
Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda : “Adalah 1). nubuwah ini ada pada kalian apa yang Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa kehendaki terjadi. Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa mengangkatkan manakala Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian akan ada 2). khilafah di atas manhaj nubuwah, maka terjadilah apa yang Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa kehendaki terjadi. Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa mengangkatnya manakala Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian akan ada 3). (pemegang) kekuasaan dinastik yang berlaku aniaya dan zhalim pada rakyatnya, maka terjadilah apa yang Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa kehendaki terjadi. Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa mengangkatnya manakala Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian akan ada 4). (pemegang) kekuasaan dictator yang sewenang-wenang, maka terjadilah apa yang Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa kehendaki terjadi. Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa mengangkatnya manakala Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian akan ada 5). khilafah di atas manhaj nubuwah (HR. Ahmad, Musnad Al-Kuufiyyin, no. 17680)

Dalam hadits diatas kepemimpinan no. 1), 2) dan 5) adalah kepemimpinan ideology nubuwah (kenabian). Sedangkan no. 3) dan 4) adalah kepemimpinan ideology non kenabian.
Bagan Antara Kepemimpinan Ideologi Kenabian dan Non kenabian
Tampilnya Abu Bakr Ash-Shiddiq, 'Umar ibnul-Khaththab, 'Utsman bin 'Affan dan 'Ali bin Abi Thalib memimpin dunia Islam sebagai pemegang khilafah 'alaa minhaajin-nubuwwah / Khulafa-ur-Rasyidin al-Mahdiyyin menandai berakhirnya kepemimpinan kenabian langsung di tangan Rasulullah.
Kemudian wafatnya 'Ali bin Abi Thalib melatarbelakangi tampilnya Mu'awiyah bin Abi Sufyan memegang kepemimpinan dunia diperkuat dengan munculnya faham-faham teologi.

Munculnya faham teologi, kemudian juga aliran shufy serta pada gilirannya berrkembang madzhab fiqh menandai berakhirnya kepemimpinan dunia yang disebut Rasulullah khilafah 'alaa minhaajin-nubuwwah / Khulafa-ur-Rasyidin al-Mahdiyyin.

Berikutnya, faham kebangsaan (nasionalisme) dihidupkan di Turki oleh sastrawan-sastrawan Yahudi Perancis dengan icon Kemal Attaturk, kemudian menular ke jazirah Arab dan juga ke bangsa-bangsa muslim diatas jejak peta kolonialisme menampilkan pemimpin-pemimpin bangsa negeri setempat. Tampilnya faham kebangsaan dengan pemimpin-pemimpin negeri setempat itu menandai berakhir dan lepasnya kepemimpinan dunia 1924 dari tangan kekhalifahan (kepemimpinan dunia di tangan orang muslim yang disebut oleh Rasulullah sebagai mulk 'aadhdhan (kerajaan yang menggigit / dinastik)
Kini di puncak kejayaan dictator otoriter global Yahudi (al-mulk al-jabriyah al-yahudiyah al-'aalamiyah) berjubah keagamaan dan bertoga akademik DEMOKRATIS ini yang akan menandai kehancurannya adalah makin kehilangannya relefansi faham teologi, aliran shufy, madzhab fiqh, teori sosiologi, ormas, orpol dan sebagainya pada peran pentingnya urusan kepemimpinan dunia.

Yang menjadi makin relevan adalah peringatan sbb :

Apakah kebijakan seperti Jerman yang lebih mendukung kebijakan pembangunan Afghanistan dimana Jerman mengajak masyarakat internasional untuk fokus menyelesaikan masalah ekonomi dan rekonstruksi Afghanistan. Ataukah kebijakan militer seperti yang tetap diagresikan AS tak akan memudharati hamba-hamba Allah yang menjawab permintaan Allah untuk berjihad membela diterapkan ajaran Islam dengan ketaatan yang jauh dari tergoda keasyikan puas-puasan perdebatan faham teologi, aliran shufy, madzhab fiqh, teori sosiologi, ormas, orpol.
Tetap waspadalah para mujahidin bila perjuangan Islam ini digadaikan untuk membela kebangsaan Afghanistan atau suku bangsanya maka akan mengkhianati perjuangan Rasulullah sebagaimana andaikan Quraisy membela kebangsaannya atas Khazraj dan Aus ataupun hatta Yahudi. Atau sebaliknya. Niscayalah Allah menarik dukungan bala tentaranya yang kalian tidak melihatnya.
Ingatlah dukungan bala tentara yang dikirimkan Allah ketika Mujahidin menanggalkan kebangsaannya mengikat diri dalam satu persaudaraan iman membela dienullah menghadapi tentara canggih missi kafirin Uni Sovyet. Tetapi setelah Sovyet keluar dari bumi Afghanistan, banyak yang mulai mengedepankan kebangsaan ataupun kesukuannya maka tampak jelas Allah menarik dukungan bala tentaranya. Karena dengan mengedepankan kebangsaan ataupun kesukuannya berarti walaupun tetap bertingkah laku harian sebagi muslim, tetaplah berarti mengkhianati disatukannya Quraisy, Khazraj, Aus dll. lebur dalam ikatan saling mempersaudari dalam iman yang ditraktatkan Rasulullah. Dengan pengkhianatan itu pastilah kekuatan golongan umat Islam dengan segala identitas, atribut dan formalitas Islaminya termakan kekuatan dictator global dengan deklarasi universalnya bangsa-bangsa yang lebih merupakan implementasi protocol Yahudi yang perjanjiannya dibayar dengan bai’at yang diantaranya terjadi pada tahun 1717. Dengan demikian syahadatain umat Islam dirusak dan dibatalkan oleh pemimpin-pemimpinnya berlepas diri dari perjuangan Rasulullah mengikat orang-orang beriman pengikutnya dalam perjanjian saling mempersaudarai yang merupakan induk sunnah beliau berideology kenabian. Dengan demikian umat yang beridentitas, beratribut dan berformalitas muslim dibawa oleh pemimpinnya untuk membiarkan Rasulullah menanggung sendiri risiko perjuangannya membela misi kenabian walaupun dengan nyanyian, syair dan berbagai kesenian menyanjung beliau dan mendendangkan vocal-vocal shalawat.

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لاَ تَزَالُ عِصَابَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُونَ عَلَى أَمْرِ اللهِ قَاهِرِينَ لِعَدُوِّهِمْ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ السَّاعَةُ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ
Dari 'Uqbah bin Amir berkata : Aku mendengar Rasulullah bersabda : "Akan senantiasa ada 'ishaabah (jama'ah) dari umatku yang berperang memperjuangkan urusan (ajaran) Allah. Mereka mengalahkan musuh-musuh mereka.
Orang-orang yang menyelisihi (missi) mereka tidak akan memudharati mereka sampai datang kiamat, sedang keadaan mereka tetap (konsisten) seperti itu"(HR. Muslim).

Ali bin Abi Thalib : Demi Allah, sungguh jika Rasulullah wafat atau terbunuh, aku akan berperang di jalan apa yang beliau berperang sehingga aku mati.


Allah menarik dukungan bala tentara dan pertolongan-Nya dari orang-orang yang tidak konsisten pada Brigade Al-Quds, Hamas dan barisan manapun juga.

Khilafah 'alaa minhajin-nubuwah I telah terbukti setelah kepemimpinan kenabian beliau berada pada empat khalifah yang beliau menyebutnya sebagai Khulafa-ur-Rasyidin al-Mahdiyyiin.

عَنْ عِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ قَالَ صَلَّى لَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْفَجْرَ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا فَوَعَظَنَا مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ لَهَا اْلأَعْيُنُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ قُلْنَا أَوْ قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ كَأَنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَأَوْصِنَا قَالَ أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ كَانَ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ يَرَى بَعْدِي اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ (رواه  أحمد)
Al-Irbath bin Sariah, berkata : Pada suatu hari kami shalat bersama Rasulullah, kemudian beliau berdiri menghadap kami (selesai shalat shubuh) kemudian beliau meberikan pengajaran kepada kami suatu pesan ajaran perpisahan yang airmata berlinang, hati tersentuh jadi bergetar. Kemudian dikatakan pada beliau : Wahai Rasulullah, rasanya engkau meberikan pengajaran kepada kami pesan ajaran perpisahan, maka wasiatkanlah pesan pengajaran kepada kami!. Kemudian beliau bersabda : 'Kalian wajib bertaqwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada Allah, Rasul-Nya dan pemimpin orang-orang mukmin dari kalian*)) walaupun pemimpin itu seorang budak dari suku bangsa Habsyi. Dan sesudahku kelak kalian akan mendapati perselisihan yang banyak maka kalian wajib (berpegang teguh pada Al-Qur'an dan) memegangi sunnahku dan sunnah Khulafa-ur-Rasyidin al-Mahdiyin, dan pegang teguhlah sunnah itu dan gigitlah dengan gigi geraham, dan jagalah dirimu dari perkara yang diada-adakan karena sesungguhnya setiap yang diada-adakan adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah sesat (HR. Imam Ahmad)
*) Taat kepada Allah, Rasul-Nya dan ulil amri minal-mukminin (pemimpin-pemimpin dari kalangan orang-orang beriman) :
Khilafah 'alaa minhajin-nubuwah II yang dinubuwatkan Rasulullah akan tampil kelak memimpin dunia, beliau menyebutkannya sebagai Khalifatullah Al-Mahdy.
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْتَتِلُ عِنْدَ كَنْزِكُمْ ثَلاَثَةٌ كُلُّهُمُ ابْنُ خَلِيفَةٍ ثُمَّ لاَ يَصِيرُ إِلَى وَاحِدٍ مِنْهُمْ ثُمَّ تَطْلُعُ الرَّايَاتُ السُّودُ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ فَيَقْتُلُونَكُمْ قَتْلاً لَمْ يُقْتَلْهُ قَوْمٌ ثُمَّ ذَكَرَ شَيْئًا لاَ أَحْفَظُهُ فَقَالَ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَبَايِعُوهُ وَلَوْ حَبْوًا عَلَى الثَّلْجِ فَإِنَّهُ خَلِيفَةُ اللهِ الْمَهْدِيُّ
Dari Tsauban radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah bersabda : Akan berperang tiga kekuatan di sisi perbendaharaan kalian. Mereka semua adalah kekuatan tiga putra khalifah. Tetapi tak satupun dari tiga kekuatan itu yang berhasil menguasainya. Kemudian muncullah (kekuatan dengan) bendera-bendera hitam dari arah timur. Kemudian mereka membunuh kalian dengan pembunuhan yang belum pernah dialami oleh kaum manapun sebelum kalian.

Kamudian, kata Tsauban, Rasulullah menyebutkan sesuatu yang aku tidak hafal, lalu beliau bersabda : "Maka jika kalian mendapatinya, berbai'atlah kalian padanya walaupun dengan merangkak diatas salju. Karena sesungguhnya ia adalah Khalifatullah al-Mahdy" (HR. Ibnu Maajah)

Wahai hamba-hamba Allah yang bertaqwa.
Alangkah indahnya ketaqwaan ini. Permintaan Rabbi al-‘aalamiin di masjid-masjid, di tempat kerja, sama halnya dengan yang di medan perang jihad di jalan Allah tak dijawab lain kecuali dengan ketaatan.
Ketaatan menjawab permintaan Allah itu adalah jalan sekaligus tujuan mencintai Allah dan dicintai, jauh dari terbawa penasaran bersuluk-suluk mencari-cari cinta di jalanan sufi.

Pada ketaatan menjawab permintaan Allah inilah dari petak sujud disini ke seluruh medan sejarah, dari menit-menit saat ini ke skala waktu jam saat ini kemudian ke hari hingga ke seluruh kurun sejarahnya adalah jalan sekaligus tujuan dirahmati dan diridhai dengan kebesertaan Allah. Tidak ada buang-buang waktu hanyut terbawa arus kegemaran dalam perdebatan teologi mencari tuhan dan rahmat seharga kasih gerejani.

Alangkah indahnya ketaqwaan hamba-hamba Allah ini menjawab larangan Allah dengan ketaatan menjauhi yang dilarang itu, jauh dari tergoda keasyikan gemar menang-menangan perdebatan madzhab haram dan madzhab makruhnya rokok .
Karena indahnya surga di alam akhirat yang dijanjikan Allah sangat didepan mata hamba Allah sehingga senjata yang bisa melukai dan membunuh dirinya tak membuatnya buram (apalagi buta tersumbat) menatap surga itu. Sedangkan penggila dunia tatapannya terhadap surga di alam akhirat tersumbat (klilipen) harta dan tahta duniawi.