Selasa, 07 Desember 2010

Perindu Surga Akhirat dan Pemburu Surga Dunia


Perindu Surga di Akhirat

Para perindu syurga yang dijanjikan Allah di alam akhirat kelak adalah orang-orang yang menjual dirinya kepada Allah. Dalam sejarah yang disunnahkan Rasulullah dan orang-orang yang beriman bersama beliau membangun kebersamaan, komunitas yang diperkuat dengan tanggungjawab saling mempersaudarai diantara mereka membangun kekuatan untuk membenarkan Allah, ajaran-Nya dan janji-Nya membela missi kenabian Rasul-Nya menghadapi kekuatan komunitas terpimpin para pengingkar dan para pendusta.

إِنَّ اللهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَاْلإِنْجِيلِ وَالْقُرْءَانِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kalian lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS. 9/At-Taubah : 111)

Pemburu Harta Surga Dunia

Para pemburu harta surga dunia dengan semangat kesukuan dan kebangsaan serta bahkan keagamaan yang tidak diajarkan Allah merupakan komunitas manusia terpimpin dengan kekuatannya mendustakan Allah, ajaran-Nya dan janji-Nya memerangi missi kenabian Rasul-Nya.
أُولَئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِاْلآخِرَةِ فَلاَ يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلاَ هُمْ يُنْصَرُونَ
Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong. (QS. 2/Al-Baqarah : 86)
وَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَزِينَتُهَا وَمَا عِنْدَ اللهِ خَيْرٌ وَأَبْقَى أَفَلاَ تَعْقِلُونَ
Dan apa saja yang diberikan kepada kalian, maka itu adalah kesenangan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di fihak Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kalian tidak memahaminya? (QS.28/Al-Qashash : 60)
فَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا عِنْدَ اللهِ خَيْرٌ وَأَبْقَى لِلَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Maka sesuatu apapun yang diberikan kepada kalian, itu adalah kesenangan hidup di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal. (QS. 42/Asy-Suuraa :  36 )
وَلاَ تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى
Dan janganlah engkau tujukan pandangan kedua matamu terarah kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami memberikan ujian bagi mereka dengannya. Dan karunia Rabb-mu adalah lebih baik dan lebih kekal. (QS. 20/Thaahaa : 131)

Pembela Tahta Surga Dunia

Para pembela tahta surga dunia dengan semangat kesukuan dan kebangsaan serta bahkan keagamaan yang tidak diajarkan Allah merupakan komunitas manusia terpimpin dengan kekuatannya mendustakan Allah, ajaran-Nya dan janji-Nya. Kekuatan itu juga memerangi missi kenabian Rasul-Nya.


إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ يَسْتَكْبِرُونَ   وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُوا ءَالِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَجْنُونٍ
Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada ilah yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri.  Dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?" (QS. 37/Ash-Shaaffaat : 36)
وَاتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللهِ ءَالِهَةً لِيَكُونُوا لَهُمْ عِزًّا
Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. (QS. 19/Maryam : 81)

Pada bulan Shafar tahun 4 Hijriyah sejumlah utusan dari Adhal dan Qarah meminta Rasulullah agar mengirim pengajar Islam dan yang membacakan Al-Qur'an di daerah mereka.
Rasulullah mengirim 11 orang  dipimpin oleh 'Ashim bin Tsabit. Sesampainya di daerah Hijaz dalam peprjalanan antara 'Ashfan dan Makkah yaitu tepatnya antara Rabigh dan Jiddah, di pangkalan air Ar-Raji' milik Bani Hudzail, para utusan dari Adhal dan Qarah tadi meminta bantuan penduduk perkampungan Hudzail. Ada seratus orang ahli panah mengepung  para sahabat Rasulullah itu dan membunuh para pengajar dan juru dakwah Islam itu kecuali Khubaib bin Ady dan Zaid bin Ditsnah. Kemudian orang-orang suku Bani Hudzail itu menjual Khubaib bin Ady dan Zaid bin Ditsnah ke Makkah kepada kekuatan terbesar saat itu yang memerangi Allah, Rasul-Nya dan Islam.
Khubaib bin Ady dibeli 'Uqbah bin Al-Harits, kemudian dibunuh dengan disalib di Tan'im oleh kekuatan dibawah ketokohan Abu Shofyan bin Harb.
Sedangkan Zaid bin Ditsnah dibeli Shafwan bin Umayyah lalu dibunuhnya pula.

Di era sekarang fenomena menjual hamba-hamba Allah untuk kepentingan harta dan tahta seperti itu menunjukkan tetap berlakunya  tipu muslihat memperdaya manusia diperjualbelikan kepada kekuatan yang dianggap berpengaruh besar untuk mendapatkan kekayaan harta dan kekuasaan tahta.
Aafia Siddiqui, seorang ibu hilang dari Karachi di negerinya sendiri Pakistan bersama ketiga anaknya pada 30 Maret 2003, sehari setelah surat kabar local memberitakan bahwa dirinya berada dalam tahanan dengan tuduhan "terorisme". Tetapi AS mengatakan bahwa Aafia ditangkap pada 17 juli 2008 oleh tentara Afghanistan di provinsi Ghazni. Aafia kemudian ditahan di penjara yang termasuk paling kejam kezhalimannya di Begram Afghanistan kemudian diadili dengan pengadilan yang hakim, jaksa dan pembelanya tak ada dari kekuatan Islam di negeri yang asing dari tanah air, bangsa dan agamanya. Yaitu di Amerika. Pengadilan di New York menyatakan bahwa Aafia (37) "terbukti" bersalah pada hari Rabu, 3 Februari 2010.

Bila dalam falsafah hukum Islam ada kaidah "kecenderungan", seperti yaitu haram melakukan sesuatu yang halal jika kecenderungannya berujung pada yang haram.
Hendaklah ini menjadi control pengendali ketaqwaan diri muslim apakah perbuatan-perbuatan halalnya bahkan perbuatan-perbuatan ibadahnya berada dibelakang kekuatan pemburu harta dan pembela tahta dunia yang berujung menyiksa dan membunuh mukmin, mengadudomba umat beriman hingga menista Islam. Membunuh orang beriman, adu domba dan menista Islam adalah misi melawan Islam.
Rasulullah menyerukan agar orang muslim memastikann diri di belakang atau menjadi bagian komunitas terpimpin perindu surga di alam akhirat.

عَن أَبِي مُوسَى اْلأَشْعَرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللهِ ز قَالَ مَنْ أَحَبَّ دُنْيَاهُ أَضَرَّ بِآخِرَتِهِ وَمَنْ أَحَبَّ آخِرَتَهُ أَضَرَّ بِدُنْيَاهُ فَآثِرُوا مَا يَبْقَى عَلَى مَا يَفْنَى
Dari Abu Musa Al-Asy'ari bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa mencintai keduniaannya berarti ia membiarkan dirinya dalam pemaksaan untuk mengabaikan atau mendustakan kehidupan akhiratnya. Dan barangsiapa mencintai akhiratnya ia bisa menundukkan untuk mengendalikan keduniaannya. Maka pastikanlah pilihan hak kalian pada kehidupan abadi (di akhirat) diutamakan atas kesenangan kehidupan yang fana yang pasti akan menjadi masa lalu yang ditinggalkan (HR. Ahmad)

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ بْنِ رِبْعِيٍّ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ مُرَّ عَلَيْهِ بِجَنَازَةٍ فَقَالَ مُسْتَرِيحٌ وَمُسْتَرَاحٌ مِنْهُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ مَا الْمُسْتَرِيحُ وَالْمُسْتَرَاحُ مِنْهُ فَقَالَ الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ يَسْتَرِيحُ مِنْ نَصَبِ الدُّنْيَا وَالْعَبْدُ الْفَاجِرُ يَسْتَرِيحُ مِنْهُ الْعِبَادُ وَالْبِلاَدُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ 
Dari Abu Qatadah bin Rib'ie radhiyallahu ‘anhu katanya: Satu usungan jenazah melintasi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu baginda bersabda: Yang beristirahat dan yang diistirahatkan adalah daripadanya. Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah! Apakah arti yang beristirahat dan yang diistirahatkan adalah daripadanya itu? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Hamba yang beriman (dengan kematiannya) itu ia beristirahat dari kepayahan dunia. Sedangkan hamba yang buruk kelakuannya, (dengan kematiannya itu) para hamba (Allah), negeri, pohon-pohonan dan hewan semua merasa tenteram diistirahatkan dari kejahatannya (HR. Bukhari dan Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar