Selasa, 27 Januari 2015

Kehinaan Ternista Sekeridhaan Yahudi



QS. 2/Al-Baqarah : 120 - 121

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti ajaran hidup mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan hawa nafsu mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS. 2/Al-Baqarah : 120)

Orang-orang yang telah Kami beri al-Kitab kepadanya, mereka mentilawahnya dengan sebena-benar tilawahnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS. 2/Al-Baqarah : 121)

Mengenai firman Allah :


“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu sehingga kamu mengikuti agama mereka,”

Ibnu Jarir mengatakan: “Yang dimaksud dengan firman-Nya itu adalah, ‘Hai Muhammad, orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela kepadamu selamanya, karenanya agar tidaklah lagi engkau cari menjadikan keridhaan mereka dan  sejalan dengan mereka itu sebagai alasan, argumentasi, motivasi ataupun kepentingan. Akan tetapi tetaplah alasan, argumentasi, motivasi dan kepentinganmu untuk mencapai ridha Allah dengan segala sumberdaya mengajak mereka kepada kebenaran yang engkau diutus dengannya.’”
Kesempurnaan ajaran hidup dari Allah yang menyeluruh ini adalah menyeluruh bagi umat manusia dan menyeluruh sepanjang zaman sampai pembebasan Al-Quds (Masjid Al-Aqsha) dan dibunuhnya Dajjal, raja berdarah zion yang zhalim oleh orang-orang beriman bersama Isa bin Maryam dibawah kepemimpinan Al-Mahdi.

Ternistahinanya umat manusia terutama Non-Yahudi sekarang ini adalah kenyataan ternistahinanya alasan, argumentasi, motivasi ataupun kepentingan keridhaan Yahudi.
Ternista hina, darah non-Yahudi tertumpah dimana-mana tak ada otoritas sekecil apapun untuk menuntut bela. Demikian pula riba menjadi lintah darat penghisap darah semua penduduk bumi kecuali Yahudi, kehinaan yang dideritanya tak ada yang lebih buruk dan lebih jahat di sepanjang sejarah umat manusia. Ini tidak bisa diakhiri dengan undang-undang dan penegakan hukum di negara manapun di dunia hingga terbunuhnya Dajjal.
Dajjal adalah raja yang dinobatkan memegang kedaulatan menguasai umat manusia seluruh dunia yang Benjamin Disraeli, Perdana Menteri Inggris kenamaan berdarah Yahudi pada akhir abad ke 19 dalam catatan hariannya ia menulis :
"The world is governed by very different personages from what is imagined by those who are not behind the scenes," http://www.jewwatch.com/jew-occupiedgovernments-uk.html
“Sesungguhnya yang memerintah dunia adalah segelintir orang, jauh berbeda dari apa yang dibayangkan oleh orang yang tidak mengerti apa yang sebenaranya terjadi di balik layar”


Adapun keridhaan orang-orang Nasrani dijadikan alasan, argumentasi, motivasi ataupun kepentingan, ketidakmuliaannya sebagaimana surat yang ditulis aktor yang dimainkan oleh Zionis Yahudi, seorang Jendral berkebangsaan Amerika, Albert Pyke. Pyke menulis surat kepada Mazzini tertanggal 15 Agustus 1865, diantaranya mengatakan sebagai berikut :
“Kami akan melepas ikatan kelompok pengacau dan atheis agar bisa berbuat sekehendaknya. Kami akan mengadakan kerusuhan social yang menggemparkan, sehingga- bangsa-bangsa seluruh dunia tahu, bahwa akibat dari atheism mutlak adalah lahirnya kebrutalan dan pertumpahan darah. Pada saat itulah tidak ada lagi jalan bagi umat manusia di setiap penjuru bumi untuk menyelamatkan diri dari jenis manusia minoritas itu, yaitu Yahudi. Kemudian mereka menyusul para penganut ajaran Kristen akan kehilangan kepercayaan sendiri terhadap ajaran yang dianut. Ketika ideology setan tersingkap kami buka  dan manusia secara terang-terangan diajak (tak ada pilihan lain), karena orang Kristen telah menghancurkan ajarannya sendiri.

Mazzini seorang nasionalis sejati bagi negerinya, tokoh kemerdekaan Italia, tokoh revolusioner, bapak kebangsaan Italia actor persekongkolan internasional sampai meninggal dunia tahun 1872.

Kesempurnaan Ajaran Allah

Dan firman Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa,

 “Katakanlah: ‘Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar).’”

Artinya, “Katakanlah, wahai Muhammad, sesungguhnya petunjuk Allah yang Dia telah mengutusku dengannya adalah petunjuk yang sebenarnya, yaitu ajaran hidup lurus, benar, sempurna, dan menyeluruh.”

Peta masa depan dunia :
Pertama : Pembebasan umat manusia nista asasi dibawah kepemimpinan dan kemuliaan kaum Muaslimin

Musa menceritakan kepada kami dari Ibnu Luhai’ah dari Abu Az-Zubair dari Jabir, bahwasanya Jabir mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Senantiasa ada segolongan dari umatku  yang berperang diatas kebenaran, menang sampai hari kiamat. Beliau bersabda : Turunlah Isa bin Maryam ‘Alaihis-salam. Kemudian berkatalah Amir mereka (umat  Rasulullah) kemarilah, shalatlah tuan bersama kami. Kemudian Isa bin Maryam mengatakan : Tidak, sesungguhnya sebagian kalian atas sebagian yang lain adalah amir untuk Allah memuliakan umat ini (HR. Ahmad)

Kedua : Pembebasan manusia dari nista asasi ditandai terbunuhya Dajjal

Abu Kamil dan ‘Affan berkata : Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami dari Qatadah dari Mutharrif bin Abdullah bin Syikhkhir dari ‘Imran bin Hushain, bahwasanya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam  bersabda : Senantiasa ada sekelompok dari umatku yang berperang diatas kebenaran Mereka menang atas orang-orang yang memerangi mereka sampai kelompok terakhir mereka memerangi Dajjal” (HR. Ahmad)

Ketiga : Para pejuang pembebasan dari nista asasi tak termudharati oleh fihak yang menyelsihi

Ahmad bin Abdurrahman bin Wahb menceritakan kepada kami dari pamannya, Abdullah bin Wahb dari ‘Amr bin Al- Harits dari Yazid bin Abi Habib dari Abdurrhamna bin Syimasah Al-Mahry, ia berkata : Aku berada di Maslamah bin Mukhallad dan padanya ada Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash. Maka ‘Uqbah bin ‘Amir berkata : Adapun aku mendengar dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Senantiasa ada kelompok dari kalangan umatku yang berperang diatas urusan Allah ini, mereka orang-orang yang menang atas musuh-musuh mereka. Orang-orang yang menyelisihinya tidak akan memudharati mereka sehingga datang kepada mereka saat (kiamat) sedangkan mereka tetap demikian. (HR. Muslim)

Sa’id bin Manshur, Abu Ar-Rabi’ Al-‘Ataky dan Qutaibah bin Sa’id menceritakan kepada kami dari Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Abi Qilabah dari Abu Asma’ dari Tsauban, ia berkata, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Senantiasa ada suatu kelompok dari umatku yang berkemenangan diatas kebenaran, orang yang menelantarkan mereka tidak aakan bisa memudharati mereka sampai datangnya urusan Allah sedangkan mereka tetap dalam keadaan seperti itu (HR. Muslim)

Firman Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa,

“Dan sesungguhnya jika engkau mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”

Dalam ayat tersebut terdapat ancaman keras bagi umat yang mengikuti cara-cara orang-orang Yahudi dan Nasrani setelah umat ini mengetahui isi al-Qur’an dan Sunnah kenabian.

Tak Beriman pada Berita dari Rasulullah Teradzab Sengsara

Dan firman Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa,

“Orang-orang yang telah Kami berikan al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya.”

Abul ‘Aliyah mengatakan, Ibnu Mas’ud mengemukakan: “Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, sesungguhnya yang dimaksud dengan mem-bacanya dengan bacaan yang sebenarnya, adalah menghalalkan apa yang dihalal-kan-Nya dan mengharamkan-Nya apa yang diharamkan serta membacanya sesuai dengan apa yang diturunkan Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa, tidak mengubah kalimat dari tempatnya, dan tidak menafsirkan satu kata pun dengan penafsiran yang tidak seharusnya.”

Mengenai firman-Nya,
“Mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya.” 
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia mengatakan: “(Maksud ayat itu adalah), mereka mengikutinya dengan sebenar-benarnya.” Setelah itu Ibnu Abbas membaca ayat,
 
 “Dan bulan apabila mengiringinya,” (QS. 91/Asy-Syams: 2)

ia mengatakan, (kata ‘talaahaa’ pada ayat ini maksudnya) yaitu mengikutinya.

Firman Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa, .
 
 “Mereka itu beriman kepadanya,”

merupakan khabar (penjelasan) dari firman-Nya, .

“Orang-orang yang telah Kami berikan al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya.”

Artinya, “Barangsiapa di antara Ahlul Kitab yang menegakkan kitab Allah yang diturunkan kepada para nabi terdahulu dengan sebenar-benarnya, maka ia akan beriman kepada apa yang engkau bawa, hai Muhammad.

Sebagaimana firman Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa:

“Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil, dan (al-Qur’an), yang diturunkan kepada mereka dari Rabb mereka, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka.” (QS. 5/Al-Maidah : 66)

Artinya jika kalian benar-benar menegakkan (mengamalkan) Taurat, Injil, dan ِAl-Qur’an, beriman kepadanya dengan sebenar-benarnya, serta membenarkan kandungannya yang memuat berita-berita mengenai pengutusan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, sifat-sifatnya, perintah untuk mengikutinya dan membantu serta mendukungnya, niscaya hal itu akan menuntun kalian kepada kebenaran dan menjadikan kalian mengikuti kebaikan di dunia dan di akhirat, sebagaimana firman Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa :

“(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapatkan tertulis di dalamTaurat dan Injil yang ada di sisi mereka.” (QS. 7/Al-A’raf: 157)

Dan dalam hadits shahih Muslim disebutkan sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam :

Muhammad bin Ali Ash-Shan’any di Makkah mengkhabarkan kepada kami dari Ali bin Al-Mubarak Ash-Shan’any dari Zaid bin Al-Mubarak Ash-Shan’any dari Abdur-Razak darii Ma’mar dari Abu ‘Amr Al-Bashry dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhumaa, ia berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tak seorangpun yang mendengarku dari kalangan umat ini, tidak pula seorang Yahudi dan tidak pula seorang Nasrani sedangkan dia tidak beriman padaku melainkan ia masuk neraka.  (HR. Al-Hakim)

Yunus bin Abdul A’la Ash-Shadafy menceritakan kepadaku dari Ibnu Wahb dari ‘Amr bahwa Abu Yunus bercerita padanya dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya beliau bersabda : Demi Dzat yang diri Muhammad ada di tangan-Nya, tak seorangpun dari umat ini : Yahudi, tidak pula Nasrani, kemudian ia mati dan tidak beriman pada apa yang aku diutus dengannya kecuali ia adalh penghuni neraka” (HR. Muslim, dalam kitab Al-Ahkaam Al-Kubraa, Juz I, hal. 84)