Senin, 04 Juni 2012

Walayah Mu'minin



إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu bangunlah antara kedua fihak saudara kalian dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian mendapat rahmat. (QS.  49/Al-Hujuraat : 10)
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللهِ وَالَّذِينَ ءَاوَوْا وَنَصَرُوا أُولَئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَلَمْ يُهَاجِرُوا مَا لَكُمْ مِنْ وَلاَيَتِهِمْ مِنْ شَيْءٍ حَتَّى يُهَاجِرُوا وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلاََّ عَلَى قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah (orang-orang Muhajirin) dan orang-orang (Anshar) yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada atas kalian walayah (kewajiban melindungi) mereka sedikitpun, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam (urusan pembelaan) ajaran hidup, maka kalian wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kalian dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan. (QS. 8/Al-Anfaal : 72)

Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa mengabadikan kemuliaan orang Anshar (yaitu orang-orang Arab di Madinah yang beriman) memberi tempat kediaman kepada saudara-saudara seimannya dari Quraish yang hijrah dari Makkah yang disebut sebagai orang-orang Muhajirin.
Demikian pula memberikan pertolongan kepada saudara-saudara seimannya dari Quraish yang hijrah dari Makkah itu.
Orang-orang Anshar dan orang-orang Muhajirin bersatu padu dalam ikatan saling mempersaudarai satu sama lain dan dalam ikatan hubungan pemimpin dan yang dipimpin di atas jejak kenabian.

Empat hal yang diabadikan Allah dalam ayat tersebut yaitu :
Pertama : Saling memberikan perlindungan dari keterlantaran antar orang-orang beriman.
Kedua : Saling memberi pertolongan satu sama lain sesama orang beriman.
Ketiga : Bersatu padu dalam ikatan saling mempersaudarai satu sama lain sesama orang beriman.
Keempat : Dalam satu ikatan hubungan pemimpin dan yang dipimpin di atas jejak kenabian.
Adanya empat kondisi yang menjadi syarat itu dipenuhi terwujud adalah yang diperjuangkan oleh Rasulullah. Itulah Walayah Mu'minin

Sejak kematian Ali bin Abi Thalib, Walayah Mu'minin itu ditiadakan sedikit demi sedikit.
Sedangkan orang-orang yang non beriman berada dalam ikatan hubungan pemimpin dan yang dipimpin, hubungan saling mendukung satu sama lain. Inilah kerusakan dengan dihancurkan dan ditiadakannya Walayah Mu'minin. Yang terjadi adalah fitnah di (muka) bumi dan kerusakan yang besar.

وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ إِلاَّ تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي اْلأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ
Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kalian (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah (membangun Walayah Mu'minin ) itu, niscaya akan terjadi fitnah (yaitu kekacauan) di muka bumi dan kerusakan yang besar. (QS. 8/Al-Anfaal : 73)
  *) Baca : Shahifah Nabawiyah

BILA TIDAK BOLEH ADA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT TANPA KEDAULATAN,
MAKA PADA KEPEMIMPINAN RASULULLAH DAN KHULAFA-UR RASYIDIN TIDAK ADA KEDAULATAN SELAIN WALAYAH MU'MININ

Tak Tergadaikan dengan Standard Ekonomi dan Etnosentrisme

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ لَمَّا أَعْطَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَعْطَى مِنْ تِلْكَ الْعَطَايَا فِي قُرَيْشٍ وَقَبَائِلِ الْعَرَبِ وَلَمْ يَكُنْ فِي اْلأَنْصَارِ مِنْهَا شَيْءٌ وَجَدَ هَذَا الْحَيُّ مِنَ اْلأَنْصَارِ فِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى كَثُرَتْ فِيهِمُ الْقَالَةُ حَتَّى قَالَ قَائِلُهُمْ لَقِيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَوْمَهُ فَدَخَلَ عَلَيْهِ سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ هَذَا الْحَيَّ قَدْ وَجَدُوا عَلَيْكَ فِي أَنْفُسِهِمْ لِمَا صَنَعْتَ فِي هَذَا الْفَيْءِ الَّذِي أَصَبْتَ قَسَمْتَ فِي قَوْمِكَ وَأَعْطَيْتَ عَطَايَا عِظَامًا فِي قَبَائِلِ الْعَرَبِ وَلَمْ يَكُنْ فِي هَذَا الْحَيِّ مِنَ اْلأَنْصَارِ شَيْءٌ قَالَ فَأَيْنَ أَنْتَ مِنْ ذَلِكَ يَا سَعْدُ قَالَ يَا رَسُولَ اللهِ مَا أَنَا إِلاَّ امْرُؤٌ مِنْ قَوْمِي وَمَا أَنَا قَالَ فَاجْمَعْ لِي قَوْمَكَ فِي هَذِهِ الْحَظِيرَةِ قَالَ فَخَرَجَ سَعْدٌ فَجَمَعَ النَّاسَ فِي تِلْكَ الْحَظِيرَةِ قَالَ فَجَاءَ رِجَالٌ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ فَتَرَكَهُمْ فَدَخَلُوا وَجَاءَ آخَرُونَ فَرَدَّهُمْ فَلَمَّا اجْتَمَعُوا أَتَاهُ سَعْدٌ فَقَالَ قَدِ اجْتَمَعَ لَكَ هَذَا الْحَيُّ مِنَ اْلأَنْصَارِ قَالَ فَأَتَاهُمْ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَحَمِدَ اللهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ بِالَّذِي هُوَ لَهُ أَهْلٌ ثُمَّ قَالَ يَا مَعْشَرَ اْلأَنْصَارِ مَا قَالَةٌ بَلَغَتْنِي عَنْكُمْ وَجِدَةٌ وَجَدْتُمُوهَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَلَمْ آتِكُمْ ضُلاَّلاً فَهَدَاكُمُ اللهُ وَعَالَةً فَأَغْنَاكُمُ اللهُ وَأَعْدَاءً فَأَلَّفَ اللهُ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ قَالُوا بَلِ اللهُ وَرَسُولُهُ أَمَنُّ وَأَفْضَلُ قَالَ أَلاَ تُجِيبُونَنِي يَا مَعْشَرَ اْلأَنْصَارِ قَالُوا وَبِمَاذَا نُجِيبُكَ يَا رَسُولَ اللهِ وَِللهِ وَلِرَسُولِهِ الْمَنُّ وَالْفَضْلُ قَالَ أَمَا وَاللهِ لَوْ شِئْتُمْ لَقُلْتُمْ فَلَصَدَقْتُمْ وَصُدِّقْتُمْ أَتَيْتَنَا مُكَذَّبًا فَصَدَّقْنَاكَ وَمَخْذُولاً فَنَصَرْنَاكَ وَطَرِيدًا فَآوَيْنَاكَ وَعَائِلاً فَأَغْنَيْنَاكَ أَوَجَدْتُمْ فِي أَنْفُسِكُمْ يَا مَعْشَرَ اْلأَنْصَارِ فِي لُعَاعَةٍ مِنَ الدُّنْيَا تَأَلَّفْتُ بِهَا قَوْمًا لِيُسْلِمُوا وَوَكَلْتُكُمْ إِلَى إِسْلاَمِكُمْ أَفَلاَ تَرْضَوْنَ يَا مَعْشَرَ اْلأَنْصَارِ أَنْ يَذْهَبَ النَّاسُ بِالشَّاةِ وَالْبَعِيرِ وَتَرْجِعُونَ بِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رِحَالِكُمْ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَوْلاَ الْهِجْرَةُ لَكُنْتُ امْرَأً مِنَ اْلأَنْصَارِ وَلَوْ سَلَكَ النَّاسُ شِعْبًا وَسَلَكَتِ اْلأَنْصَارُ شِعْبًا لَسَلَكْتُ شِعْبَ اْلأَنْصَارِ اللَّهُمَّ ارْحَمِ اْلأَنْصَارَ وَأَبْنَاءَ اْلأَنْصَارِ وَأَبْنَاءَ أَبْنَاءِ اْلأَنْصَارِ قَالَ فَبَكَى الْقَوْمُ حَتَّى أَخْضَلُوا لِحَاهُمْ وَقَالُوا رَضِينَا بِرَسُولِ اللهِ قِسْمًا وَحَظًّا ثُمَّ انْصَرَفَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَفَرَّقْنَا
Dari Abu Sa'id Al-Hudhri, ia berkata : Tatkala Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam memberikan apa yang beliau bagikan harta dari pampasan perang (pada perang Hunain) kepada orang Quraisy (yang baru memeluk Islam / muallaf) dan kepada orang-orang Arab lainnya kecuali kaum Anshar yang tidak menerima apa-apa. Ada kelompok orang dari kaum Anshar yang merasa jengkel dengan itu dalam dirinya sehingga banyak omongan di kalangan mereka. Berkatalah orang diantara mereka : "Rasulullah  shallallaahu 'alaihi wa sallam sekarang telah bertemu dengan kaumnya sendiri" (Yakni kaum Quraisy dan orang-orang Makkah lainnya). Mendengar omongan itu Sa'd bin Ubadah datang kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam kemudian ia berkata : "Ya Rasulullah, ada sejumlah orang-orang Anshar merasa jengkel dalam diri mereka terhadap engkau karena apa yang engkau perbuat dengan harta pampasan perang ini yang engkau berikan, engkau bagikan kepada kaum engkau dan engkau berikan pembagian yang besar kepada kabilah-kabilah Arab dan tidak ada sesuatupun kepada golongan dari orang-orang Anshar ini".
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bertanya : "Sedangkan engkau, di mana posisi engkau dalam hal ini, wahai Sa'd ?"
Sa'd bin Ubadah menjawab : "Wahai Rasulullah, tidaklah aku ini melainkan hanyalah seorang pribadi dari kaumku (Anshar)"
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Kumpulkanlah kaummu kepadaku di tempat yang berpagar ini"
Abu Sa'id berkata : Maka Sa'dpun keluar dan mengumupulkan manusia di tempat berpagar itu.
Kemudian datanglah orang-orang dari kalangan Muhajirin kemudian meninggalkan mereka.
Dan datang pulalah  orang-orang yang lainnya, kemudian Sa'd menolak mereka.
Setelah mereka berkumpul, Sa'd mendatangi Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam dan berkata : Golongan orang-orang Anshar telah berkumpul untuk engkau (wahai Rasulullah )
Abu Sa'id berkata : Kemudian Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam mendatangi mereka kemudian beliau memanjatkan puja dan puji pada Allah yang adalah Dia Haq atasnya.
Kemudian Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda : Wahai sekalian kaum Anshar, mengapa ada omongan yang sampai kepadaku tentang kalian yaitu kejengkelan yang kalin merasa jengkel dalam diri kalian. Bukankah aku datang kepada kalian sedang kalian dalam keadaan sesat kemudian Allah memberi petunjuk kepada kalian ?. Dan kalian dalam keadaan menderita kemudian Allah menjadikan kalian berkecukupan? Kalian dalam keadaan bermusuhan, kemudian Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa mempersatukan hati kalian ?
Kebaikan dan kemuliaan utama adalah bagi Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah bertanya : Apakah kalian tidak menjawab aku, wahai sekalian orang-orang Anshar ?
Orang-orang Anshar menjawab : Dan dengan apakah lagi kami menjawab engkau ya Rasulullah ? Bagi Allah dan Rasul-Nyalah kebaikan dan keutamaan.
Rasulullah bersabda : Demi Allah, kalaulah kalian mau, tentu kalian dapat mengatakan yang kalian benar dan kalian dibernarkan : 'Engkau datang kepada kami sebagai orang yang didustakan maka kami membenarkan engkau.
Dan sebagai orang yang terancam bahaya kemudian kami beri pertolongan.
Dan sebagai buronan kemudian kami lindungi. Dan sebagai orang yang dalam kekurangan, kemudian kami berikan engkau berkecukupan.
Apakah kalian merasa jengkel dalam diri kalian, wahai sekalian orang-orang Anshar dalam masalah sampah dunia (yang kalian tidak mendapatkannya) yang dengannya aku jinakkan suatu kaum dalam rangka mereka mengislamkan diri. Sedangkan aku merasa cukup dengan kalian kepada keislaman kalian.
Apakah kalian tidak ridha wahai sekalian orang-orang Anshar, bahwa manusia pulang dengan membawa kambing dan unta. Sedangkan kalian pulang dengan Rasulullah dalam bawaan kalian.
Maka demi Dzat yang diri Muhammad ada di tangan-Nya, kalaulah bukan karena hijrah, sungguh aku adalah seorang pribadi dari Anshar. Dan kalaulah manusia berjalan di lereng gunung dan orang-orang Anshar berjalan di lereng gunung yang lain, sungguh aku berjalan di lereng yang ditempuh orang-orang Anshar.
Allahumma ya Allah. Karuniakalah rahmat pada kaum Anshar, kepada anak-anak kaum Anshar dan kepada cucu-cucu kaum Anshar.
Abu Sa'id Al-Khudhri berkata : Maka menangislah kaum Anshar sehingga janggut mereka basah oleh air mata. Dan mereka berkata : Kami ridha Rasulullah sebagai bagian dan jatah kami.
Kemudian Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam kembali dan berpisahlah kami. (HR. Ahmad)

Orang-orang Anshar ridha tetap menjadi bagian Walayah Mu'minin selamat dari peniadaannya sebagai standar kemenangan dan keberuntungan dari pada kemenangan dan keberuntungan itu digantikan dengan standar harta, jabatan dan prestise atau gengsi sosial.
Demikian pula Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam  secara rasional mengedepankan akal, seharusnya beliau membangun kekuatan dan kekuasaannya diatas kekuatan ekonomi bertandardkan penguasaan harta. Demikian pula di atas etnosentrisme Quraisy pada momentum itu. Tetapi belaiu tidak sudi menggadaikan walayah Mu'minin dengan standard kekuatan harta/ekonomi dan kekuatan