Minggu, 22 April 2012

BANK DUNIA DAN PERBUDAKAN BANGSA-BANGSA


Bila kiatab-kitab Allah yang diturunkan pada para nabi-nabi dan menjadi missi kenabian para Rasul-Rasul Allah adalah untuk manusia tidak beribadah, tidak meperhambakan diri, tidak memeprbudak diri melainkan hanya kepada Allah, Rabb semesta alam, maka berikut ini dinukilkan paparan Andrew C. Hitchcock secara time line yang menunjukkan bahwa Bank Dunia beroperasi untuk perbudakan bangsa-bangsa untuk menjadikan manusia lain sebagai budak manusia, sebagaimana ditulisnya dalam The History of Money Changers.

Pada tahun 1930, The Bank for International Settlements (BIS) didirikan oleh Charles G. Dawes (agen Rothschild dan Wakil Presiden di bawah Presiden Calvin Coolidge dari 1925-1929), Owen D. Young (agen Rothschild, pendiri RCA dan Pimpinan General Electric dari 1922 sampai 1939), dan Hjalmar Schacht dari Jerman (Presiden Bank Sentral Jerman/Reichsbank).
BIS disebut oleh para bankir sebagai “bank sentralnya bank-bank sentral.” Sementara IMF dan Bank Dunia berhubungan dengan pemerintah-pemerintah, BIS hanya berurusan dengan bank-bank sentral. Semua pertemuannya diselenggarakan secara rahasia dan melibatkan para bankir terkemuka dari bank-bank sentral seluruh dunia. Sebagai contoh Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve terdahulu, Alan Greenspan, pergi ke markas besar BIS di Basel,  Switzerland, sepuluh kali dalam setahun untuk pertemuan-pertemuan pribadi ini.
BIS juga mempunyai status sebagai penguasa dan kebal dari kendali Pemerintah. Daftar kekebalan itu secara ringkas tercatat di bawah ini:
1.      Kekebalan diplomatik untuk orang-orang dan apa yang mereka bawa (yaitu kantong-kantong diplomatik).
2.      Tak ada pajak atas transaksi-transaksi apapun, termasuk gaji yang dibayarkan kepada karyawan.
3.      Kekebalan sekelas Kedutaan Besar untuk semua bangunan dan/atau kantor-kantor yang dioperasikan oleh BIS di seluruh dunia termasuk Negeri China dan Mexico.
4.      Kegiatannya tidak diawasi atau diketahui oleh pejabat negara yang manapun, mereka tidak diaudit
5.      Bebas dari pembatasan-pembatasan imigrasi.
6.      Bebas untuk melakukan seluruh komunikasi dari jenis apapun dalam bentuk sandi.
7.      Bebas dari setiap yurisdiksi hukum, mereka bahkan mempunyai polisi mereka sendiri.

Dewan direktur BIS yang sekarang, hanya sebanyak lima yang dipilih dan sisanya bersifat permanen, adalah:
·         Nout H E M Wellink, Amsterdam (Chairman of the Board of Directors).
·         Hans Tietmeyer, Frankfurt am Main (Vice-Chairman)
·         Axel Weber, Frankfurt am Main
·         Vincenzo Desario, Rome
·         Antonio Fazio, Rome
·         David Dodge, Ottawa
·         Toshihiko Fukui, Tokyo
·         Timothy F Geithner, New York
·         Alan Greenspan, Washington
·         Lord George, London
·         Herve Hannoun, Paris
·         Christian Noyer, Paris
·         Lars Heikensten, Stockholm
·         Mervyn King, London
·         Guy Quaden, Brussels
·         Jean-Pierre Roth, Zurich
·         Alfons Vicomte Verplaetse, Brussels

Professor dari Universitas Georgetown dan sejarawan, Carroll Quigley, berkomentar atas pendirian bank sentral ini di dalam bukunya yang terbit tahun 1975, Tragedy and Hope, sebagai berikut,
“Para penguasa kapitalisme keuangan mempunyai sebuah rencana yang berjangkauan luas, tidak kurang dari menciptakan suatu sistem pengendalian keuangan dunia di tangan swasta yang mampu mendominasi sistem politik tiap negara dan ekonomi dunia secara keseluruhan. Sistem ini dirancang untuk dikendalikan secara feodalis oleh bank-bank sentral dunia yang bertindak dengan persetujuan bersama, melalui kesepakatan-kesepakatan rahasia yang dicapai dalam pertemuan dan konferensi yang sering diselenggarakan. Puncak dari sistem itu adalah Bank For International Settlements di Basel, Switzerland (*), sebuah bank swasta yang dimiliki dan dikendalikan oleh bank bank sentral kelas dunia yang mereka sendiri adalah perusahaan-perusahaan swasta.”                                                                
Masing-masing bank sentral berupaya mendominasi pemerintannya melalui kemampuannya untuk rnengendalikan pinjaman, memanipulasi pertukaran uang, mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi didalam negeri, dan mempengaruhi politisi-politisi yang kooperatif dengan hadiah-hadiah ekonomis dalam dunia bisnis".
(*) Tempat berlangsungnya Kongres Zionis Dunia yang pertama, yang diketuai oleh Theodor Herzl di tahun 1897.
Sejumlah kecil senator Amerika Serikat yang dipimpin oleh Henry Cabot Lodge, berjuang untuk menjauhkan Amerika Serikat dari Bank for International Settlements. Akan tetapi, meskipun Amerika Serikat menolak Bank Sentral Dunia ini, Federal Reserve masih mengirim para anggotanya untuk mengambil bagian dalam pertemuan-pertemuannya di Switzerland sampai 1994 ketika Amerika Serikat “secara resmi” diseret ke dalamnya.

Pada tahun 1934, dalam edisi 20 Juni-nya, majalah New Britain yang terbit di London memberitakan suatu pernyataan yang dibuat oleh Perdana Menteri Inggris terdahulu David Lloyd George bahwa,
“Inggris adalah budak dari suatu blok keuangan internasional.”
Juga di dalam artikel itu terdapat kata-kata berikut yang ditulis oleh Lord Bryce.
“Demokrasi tidak lagi memiliki musuh yang lebih gigih, tersembunyi dan membahayakan dari pada penguasa keuangan. Pertanyaan-pertanyaan mengenai Bank of England, tindakan-tindakan dan tujuan-tujuannya, tidak diizinkan oleh Pimpinan Dewan (House of Commons).”

Louis T.McFadden, anggota Kongres dari Pertai Republik dan ketua Komite Perbankan dan Mata Uang DPR dari 1920 sampai 1931, menyatakan,
“Melalui the Fed (sebutan Federal Reserve) rakyat sekarang kehilangan hak-hak mereka yang dijamin oleh konstitusi……. kebaikan umum menuntut kita untuk memeriksa tindakan pemerintah terhadap publik dan melihat kejahatan-kejahatan macam apa yang telah ia lakukan menyangkut kesejahteraan publik. Rakyat Amerika Serikat sekarang ini sedang mengalami penindasan yang sangat menyakitkan. Segala upaya telah dilakukan oleh the Fed untuk menyembunyikan   kekuasaannya, akan tetapi yang sebenarnya terjadi adalah the Fed telah merebut kekuasaan Pemerintah... Penggarongan Amerika Serikat oleh the Fed itu adalah kejahatan terbesar dalam sejarah …..Raja mana yang pernah merampok rakyat sampai seluas dan sedahsyat yang dilakukan the Fed terhadap kita., adalah suatu hal yang sangat merendahkan martabat bagi bangsa besar ini untuk membiarkan masa depannya diarahkan oleh sebuah dewan pemerintah yang berwatak khianat, yang bertindak atas dasar persetujuan rahasia dengan lintah darat internasional. Ketika the Fed disahkan, rakyat Amerika Serikat tidak menangkap kesan bahwa sebuah sistem dunia sedang disiapkan di sini ...sebuah negara super yang dikendalikan oleh bankir-bankir   internasional,  dan industriawan-industriawan internasional yang bertindak bersama-sama untuk memperbudak dunia untuk kesenangan mereka sendiri.”

Pada tahun 1935, semua emas yang berada di tangan warga negara Amerika akhirnya dimasukkan ke perbendaharaan di bawah perintah penyitaan Presiden Roosevelt tahun 1933  dengan harga $20.66 per ounce. Tanpa penjelasan, harga resmi emas itu kemudian dinaikkan menjadi $35 per ons. Satu-satunya petunjuk untuk memahami kenaikan harga ini adalah bahwa hanya orang asing yang bisa menjual emas mereka dengan harga baru yang lebih tinggi itu. Di manakah harga emas dunia ditentukan? Sejak 1919, di dalam ruang yang sama dari bank swasta N. M. Rothschild & Sons di London, pada jam 11: 00 pagi, secara hari per hari.
Oleh Karena itu Warburg dan teman-teman bankirnya yang menukar uang mereka ke dalam emas pada harga $20.66 sebelum peristiwa keruntuhan pasar modal dan mengirimkannya ke London, sekarang bisa mengirim kembali dan menjualnya kepada Pemerintah Amerika Serikat dengan harga baru yang lebih tinggi. Kaum pedagang uang mempunyai suatu kaidah hukum,
“Siapa yang mempunyai emas,dialah yang  membuat aturan.”
Presiden Roosevelt memerintahkan pembangunan sebuah tempat penyimpanan baru untuk menyimpan emas batangan dalam jumlah sangat besar yang disita secara tidak sah oleh pemerintah Amerika Serikat. Tempat penyimpanan itu berada di Fort Knox.

Pada tahun 1936,  tanggal 3 Oktober, anggota Kongres Louis McFadden, Ketua Komite Perbankan dan Mata Uang DPR dari 1920 hingga 1931, diracun sampai mati. Ini adalah usaha pembunuhan yang ketiga atas dirinya, sebelumnya ia pernah diracun dan ditembak.
Selama bertahun-tahun ia telah berusaha untuk membubarkan Federal Reserve, dan sebagaimana anda telah membaca sejauh ini, ia telah melontarkan pernyataan-pernyataan yang mengungkap rahasia kejahatan Federal Reserve. Ia telah diperingatkan untk mengundurkan diri, tetapi patriot besar Amerika ini mengutamakan rakyat yang ia wakili dari pada dirinya sendiri, seperti yang semestinya dilakukan oleh pejabat yang dipilih, dan sebagai akibatnya ia dibunuh oleh para bankir.

Pada tahun 1941, Sir Josiah Stamp, direktur Bank of England sepanjang tahun 1928-1941, membuat pernyataan  berikut mengenai perbankan,
Sistem perbankan modern menciptakan uang dari ketiadaan (out of nothing). Proses itu adalah barangkali bagian paling menakjubkan dan permainan sulap yang pernah ditemukan orang. Ide perbankan itu disusun dalam ketidakadilan dan dilahirkan dalam dosa. Bankir-bankir memiliki bumi ini. Jika anda mengambil harta benda mereka, tetapi membiarkan mereka memiliki kekuasaan untuk menciptakan uang, maka hanya dengan  menggerakkan  pena  mereka  akan menciptakan uang cukup untuk membeli kekayaan itu .kembali...
Ambillah kekuasaan yang besar itu dari mereka dan semua kekayaan yang besar seperti yang saya miliki akan lenyap, dan memang seharusnya ia lenyap, karena dengan begitu dunia ini akan menjadi tempat tinggal yang lebih baik dan lebih membahagiakan. Tetapi jika anda ingin terus menjadi budak para bankir dan membayar ongkos perbudakan anda sendiri, maka biarkanlah para bankir itu terus menciptakan uang dan mengendalikan kredit.”

Pada tahun 1944, pendapatan Amerika Serikat berkisar pada 183 milyar dolar, namun 103 milyar dolar dibelanjakan untuk Perang Dunia II. Ini adalah tiga puluh kali lipat dari tingkat belanja selama Perang Dunia I, Sebenarnya, 55% dari jumlah ongkos peperangan Sekutu diambil dari wajib pajak Amerika.
Di Bretton Woods, New Hampshire, rencana pendirian Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (pada awalnya dinamakan Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan atau IBRD nama “Bank Dunia” baru benar-benar dipakai pada 1975) disetujui dengan keikutsertaan Amerika Serikat secara penuh.
Para arsitek utama dari sistem Bretton Woods, dan karenanya MF, adalah Harry Dexter White dan John Maynard Keynes. Yang menarik, Harry Dexter White yang meninggal dalam 1946, dikenali sebagai mata-mata Soviet dengan nama sandi “Jurist” pada 16 Oktober 1950, dalam sebuah memo FBI. Juga, John Maynard Keynes adalah seorang warga negara Inggris.
Apa yang pada dasarnya dilakukan dua lembaga ini, adalah pengulangan pada tingkat dunia apa yang dihasilkan oleh National Banking Act tahun 1864 dan Federal Reserve Act tahun 1913 di Amerika Serikat. Mereka menciptakan sebuah kartel perbankan terdiri dari bank-bank sentral terkemuka di dunia yang dimiliki secara pribadi, yang secara berangsur-angsur meraih kekuasaan  untuk mendiktekan kebijakan-kebijakan kredit kepada bank-bank dari semua negara
Dengan cara yang sama Federal Reserve Act memberi hak mencipta mata uang nasional yang baru dinamakan Federal Reserve Notes, IMF telah diberi otoritas untuk mengeluarkan suatu mata uang dunia disebut ” Special Drawing Rights,” atau SDR. Setelah itu negara-negara anggota dipaksa membuat uang mereka dapat ditukarkan sepenuhnya dengan SDR.
IMF itu dikendalikan oleh dewan gubernurnya, yang terdiri kalau bukan dari para pemimpin berbagai bank sentral ya para menteri keuangan yang didominasi oleh bank- ank sentralnya. Juga, kekuatan suara dalam IMF memberi Amerika Serikat dan Kerajaan Inggris (Federal Reserve dan Bank of England), kendali efektif terhadapnya.

Pada tahun 1945, “Liga Bangsa Bangsa” yang kedua, sekarang diberi nama “Perserikatan Bangsa Bangsa,” disetujui. Perang Dunia II ciptaan para bankir sekarang membuahkan hasil sebagai akibat dari kelelahan fisik, emosional, dan mental yang diderita dunia setelah terjadinya Perang Dunia seri kedua ini. Cetak biru untuk Pemerintahan Dunia ini akan segera mempunyai sistem pengadilan internasionalnya sendiri juga.

Pada tahun 1946, Bank of England dinasionalisasi, yang mungkin tampak pada pandangan  pertama sebagai sebuah  langkah yang berjangkauan luas, tetapi sebenarnya hanya membuat sedikit perbedaan dalam praktek. Ya, negara memang memperoleh semua saham dalam Bank of England, dimana saham-saham itu sekarang dimiliki Departemen Keuangan dan disimpan dalam sebuah trust oleh Pengacara Departemen Keuangan.
Akan tetapi, pemerintah tidak punya uang untuk membayar saham-saham [pemilik swasta yang 80%] tersebut [yang sudah berkembang sejak 1694], maka  sebagai ganti menerima uang untuk saham-saham mereka, para pemegang saham swasta itu diberi saham-saham pemerintah (stocks). Meski negara sekarang menerima keuntungan dari operasi bank, ini dikompensasi oleh fakta bahwa pemerintah sekarang harus membayar bunga atas saham-saham baru (stocks) yang telah ia keluarkan untuk membayar saham-saham (shares) swasta itu.
Oleh karena itu, meski Bank of England kini milik pemerintah, faktanya adalah bahwa suplai uang Inggris sekali lagi hampir seluruhnya berada di tangan swasta, dengan 97% darinya berupa pinjaman berbunga dari satu jenis atau lainnya, yang diciptakan oleh bank komersial swasta.
Walhasil, bank itu sebagian besar dikendalikan dan dijalankan oleh mereka dari dunia perbankan komersial dan ekonomi konvensional. Para anggota Dewan Direkturnya, yang menetapkan kebijakan dan mengatur fungsi-fungsinya, diambil hampir seluruhnya dari lingkungan bank, asuransi, ahli ekonomi dan perusahaan besar.
Meski Bank of England disebut bank sentral, sekarang pada dasarnya merupakan sebuah badan pengatur yang mendukung dan mengatur sistem yang ada. la kadang-kadang dikenal sebagai “pemberi pinjaman alternatif terakhir,” mengingat salah satu fungsinya sebagai banknya para bankir adalah untuk mendukung setiap bank atau lembaga keuangan yang mendapat kesulitan dan mengalami kekurangan pada aset lancarnya.      
Yang menarik, dalam keadaan ini, ia tidak berkewajiban untuk menyingkapkan rincian dari langkah-langkah besar yang diambilnya, dengan alasan untuk menghindari krisis kepercayaan

Pada tahun 1950, setiap bangsa yang terlibat dalam Perang Dunia II hutangnya meningkat berkali lipat. Antara 1940 dan 1950, hutang pemerintah federal Amerika Serikat naik dari 43 milyar dolar menjadi 257 milyar dolar, suatu peningkatan sebesar 598%. Selama periode yang sama hutang Jepang meningkat sebesar 1.348 %, hutang Prancis meningkat sebesar 583%, dan hutang Kanada meningkat sebesar 417%.
Tampil di hadapan Senat pada tanggal 7 Februari, James Paul Warburg menyatakan,
“Kita akan mempunyai Pemerintahan Dunia, suka atau tidak suka. Satu-satunya persoalan adalah apakah Pemerintahan Dunia itu akan dicapai dengan penaklukan atau persetujuan.”
Pernyataan ini muncul ketika para bankir sentral mulai melaksanakan   rencana   mereka untuk   mewujudkan pemerintahan global yang mulai dengan rencana tiga langkah untuk  memusatkan sistem ekonomi dari seluruh dunia. Langkah-langkah itu adalah :
1.      Dominasi bank sentral atas ekonomi nasional di seluruh dunia.
2.      Memusatkan ekonomi regional melalui negara super seperti Uni Eropa, dan kesepakatan dagang regional seperti NAFTA.
Memusatkan Ekonomi Dunia melalui satu Bank Sentral Dunia, satu mata uang dunia, dan mengakhiri kemerdekaan nasional melalui penghapusan semua tarif oleh perjanjian-perjanjian seperti GATT

Pada tahun 1997, kurang dari dua bulan sebelum Tony Blair berkuasa di Inggris, sebuah masukan lain yang menarik dapat ditemukan di HANSARD, 5 Maret 1997, volume 578, No. 68, kolom 1869-1871, di mana Earl of Caithness membuat pernyataan yang terekam,
“Pemerintah yang akan datang harus menangani persoalan bangsa dengan penuh kegagahan dan keberanian, menerima tanggung jawab mereka untuk mengendalikan suplai uang dan berpindah dari  sistem moneter kita yang berbasis hutang. Duhai, akankah mereka bersedia? Jika mereka tidak bersedia, sistem moneter kita akan menghancurkan kita dan warisan menyedihkan yang telah kita tinggalkan kepada anak-anak kita akan menjadi sebuah bencana.”
Pada 6 Mei, hanya empat hari setelah pemilihan Tony Blair sebagai Perdana Menteri, Menteri Keuangannya, Gordon Brown, mengumumkan ia akan memberi Bank of England kemerdekaan penuh dari kendali politis.
Dalam bukunya yang terbit tahun 1997, Grand Chessboard, Zbigniew Brzezinski mengungkapkan bahwa Jerman adalah pemegang saham paling besar di dalam Bank Dunia. Ketika anda ingat bankir-bankir keturunan Rothschild dikatakan memiliki Jerman, “secara keseluruhan“, pada akhir perang Duni I, tidaklah sulit untuk melihat siapa yang mengendalikan Bank Dunia sekarang.

Pada tahun 2001, Profesor Joseph Stiglitz, mantan Chief Economist Bank Dunia, dan mantan Pimpinan Dewan Penasehat Ekonomi Presiden Clinton, membuka suara di depan publik tentang “Strategi Empat Langkah Bank Dunia”, yang dirancang untuk  memperbudak bangsa-bangsa di bawah kaki para bankir. Saya ringkaskan empat hal itu di bawah ini,

Langkah Satu : Privatisasi.
Sebenarnya ini merupakan kesempatan di mana para pemimpin nasional ditawari komisi 10 % yang akan disetor ke rekening rahasia mereka di bank..Swiss sebagai imbalan kesediaan mereka mengurangi harga jual aset-aset nasional beberapa milyar dolar. Penyuapan dan kebusukan, murni dan sederhana.

Langkah Dua : Liberalisasi Pasar Modal.
Ini adalah pencabutan setiap hukum yang mengenakan pajak atas uang yang  keluar dari perbatasan negara. Stiglitz menyebut ini siklus “uang panas”. Pada awalnya uang tunai masuk dari luar negeri untuk spekulasi di real estate dan mata uang, lalu ketika ekonomi di negeri tersebut mulai tampak menjanjikan, kekayaan dari luar ini seketika ditarik keluar lagi, menyebabkan ekonomi negeri itu roboh.
Bangsa tersebut lalu memerlukan bantuan IMF dan IMF menyediakannya dengan pura-pura memberi resep jalan keluar bahwa mereka mesti menaikkan tingkat bunga antara 30% hingga 80%. Hal ini terjadi di Indonesia dan Brazil, juga di negara-negara Asia dan Amerika Latin lainnya. Tingkat bunga yang lebih tinggi ini tentu saja memiskinkan suatu negeri, menghancurkan nilai properti, menyerang dan merusak produksi industri dan membuat kering perbendaharaan nasional.

Langkah Tiga : Penetapan Harga Sesuai Tuntutan Pasar.
Inilah aturan yang menuntut harga makanan, air dan gas rumah tangga dinaikkan yang dapat diduga akan mengakibatkan kerusuhan sosial pada masing-masing bangsa, sekarang lebih dikenal sebagai “Kerusuhan IMF.” Kekacauan-kekacauan ini   menyebabkan pelarian modal dan kebangkrutan pemerintah. Ini bermanfaat bagi perusahaan asing karena aset-aset bangsa tersebut yang masih tersisa dapat dibeli dengan harga yang serendah-rendahnya.

Langkah Empat : Perdagangan Bebas.
Inilah kesempatan bagi  perusahaan internasional untuk masuk dengan tiba-tiba ke Asia, Amerika Latin dan Afrika, sementara pada waktu yang sama Eropa dan Amerika memasang barikade pada pasar-pasar mereka sendiri untuk menahan masuknya produk pertanian dunia ketiga. Mereka juga memaksakan tarif-tarif bersifat memeras yang negara-negara ini harus membayar untuk produk farmasi bermerek, menyebabkan meningkatnya angka kematian dan penyakit.
Ada banyak pecundang di dalam sistem ini, tapi hanya sedikit pemenangnya - para bankir. Sebenarnya, IMF dan Bank Dunia telah membuat sistem penjualan listrik, air, telepon dan gas sebagai syarat pinjaman bagi setiap bangsa sedang berkembang. Ini diperkirakan nilainya mencapai 4 trilyun dolar dari aset-aset milik publik. Di bulan September tahun 2001 ini, Profesor Joseph Stigtitz dianugerahi Hadiah Nobel di bidang ekonomi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar