Sabtu, 21 Mei 2011

Menggunakan Tuhan Sebagai Semacam Dokter

Lynne Ali, tiga puluhan tahun, dari Dagenham di Essex, Inggris dengan terang-terangan mengakui dirinya menjadi 'tipikal remaja pesta kerasnya kulit putih'.
Gaya hidupnya adalah keluar rumah, mabuk dengan teman-teman dan bergaul bebas dengan laki-laki.
Ia mengatakan  bahwa ia bekerja paruh-waktu sebagai seorang DJ, sehingga ia benar-benar menjadi bagian dalamnya adegan klub.
Ia berkata : Aku digunakan untuk berdoa sejenak sebagai orang Kristen, tapi aku menggunakan Tuhan sebagai semacam dokter, untuk memperbaiki hal-hal yang ada dalam hidupku. Jika ada yang bertanya, aku mengatakan bahwa, pada umumnya, aku bahagia hidup di jalur cepat. "

Suatu saat ketika ia berusia 19 tahun, sesuatu yang dramatis terjadi yang ia katakan: "... dan itu seolah-olah segala sesuatu dalam hidupku sedang ditepatkan pada tempatnya. Aku berpikir, dengan itu semua, aku harus mencari sesuatu untuk yang aku merasa tidak terpenuhi oleh gaya hidup pesta minuman kerasku".
Kemudian apa yang ia cari, ia menemukannya dengan konversi masuk Islam.
Dengan menjalani hidup sebagai muslimah, ia mengatakan : "Aku bisa melihat kehidupanku sebelumnya dengan penglihatan dari sisi luar, dan aku tahu aku tidak akan kembali untuk itu".
"Aku sangat bersyukur aku menemukan jalan keluarku. Ini adalah nyata bagiku – Aku bahagia shalat lima kali sehari dan aku bergabung ke dalam jamaah hamba-hamba Allah di masjid. Aku tidak lagi menjadi budak masyarakat yang rusak dan aku tidak lagi menjadi budak harapannya yang rusak itu"  

Bersyukurnya ia, yang nyata baginya bahagia shalat lima waktu, bergabungnya ia ke dalam jamaah hamba-hamba Allah, keluarnya ia dari diperbudak oleh harapan kebanyakan orang yang rusak adalah jawaban dirinya membenarkan firman-firman Allah :
وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي اْلأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلاَّ يَخْرُصُونَ
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah) (QS. 6/Al-An'aam : 116)

Apa yang dijalani Lynne Ali menjadi Muslimah, ia bahagia dan bisa melihat tak berharganya dunia masa lalunya yang ia katakan : ‘For the first time, I could see my former life with an outsider’s eyes, and I knew I could never go back to that.

Dalam kebahagiaan dan kemuliaan yang tak terbatasi lagi bila masa lalu yang dilihatnya itu adalah kehidupan dunia ini seluruhnya sedangkan sisi dimana posisi dirinya yang melihat masa lalu di dunia itu adalah alam kemuliaan setelah meninggal dunia.

وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ   فَرِحِينَ بِمَا ءَاتَاهُمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلاَّ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ  يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِنَ اللهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ
Janganlah engkau mengira bahwa orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di fihak Rabb mereka dengan mendapat rezki,  mereka dalam keadaan gembira dengan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan ni`mat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan balasan nilai amal orang-orang yang beriman. (QS. 3/Aali 'Imraan : 169-171)

Bertaubat dari Menggunakan Tuhan sebagai Semacam Dokter

Bahwa apa yang diberikan testimonial itu, sebelum dan sesudahnya, untuk menghukuminya sepenuhnya kembali kepada Allah Subhaanahu Ta'aalaa di alam akhirat kelak, tetapi yang pasti itu adalah satu titik untuk melangkah menjalani pertaubatan. Yaitu pertaubatan dari berdo'a atau beribadat menggunakan Tuhan sebagai semacam dokter menuju beribadat untuk memenuhi undangan Allah yang difrimankan-Nya :
يَاأَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ   ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً   فَادْخُلِي فِي عِبَادِي  وَادْخُلِي جَنَّتِي
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Rabb-mu dalam keadaan meridhai lagi diridhai-Nya.  Maka masuklah (bergabung) ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku. (QS. 89/Al-Fajr : 27-30)

Menyandangkan Gelar Tuhan pada Nabi
اللهُ نُورُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لاَ شَرْقِيَّةٍ وَلاَ غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَضْرِبُ اللهُ اْلأَمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Allah adalah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah ceruk yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, pohon zaitun yang tidak bersifat timur dan tidak pula bersifat barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya, Allah memberikan hidayah (petunjuk) kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS 24/An-Nuur : 35)

Pada firman Allah itu jelas bahwa Allah adalah cahaya langit dan bumi, cahaya di atas cahaya untuk menegaskan bahwa Allahlah yang berwenang memberikan hidayah (petunjuk) bukan Rasulullah.
وَإِنَّ اللهَ لَهَادِ الَّذِينَ ءَامَنُوا إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Dan sesungguhnya Allah adalah Maha Pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang diistiqamahi. (QS. 22/Al-Hajj : 54)

Tetapi manusia tetap saja memburu kesenangan dunia, dalam arti menjadikan dunia dan kesenangannya sebagai surga yang abadi, melanggar ketentuan dari Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa. Maka yang ditemukan adalah serba kegelapan. Dalam keadaan di dalam kegelapan karena tidak beribadah untuk memenuhi undangan Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa, maka tetap dalam keadaan menggunakan kehendaknya sendiri tak mau tahu akan kehendak Allah akan segala ketentuan-ketentuan-Nya dalam Al-Qur'aan dan sunnah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam. Ketika itulah ia kemudian beribadah untuk menggunakan Tuhan sebagai semacam penerang hati atau penghibur di kegelapan dunia. Merasa tak dapat mengundang Tuhan sebagai semacam penerang atau penghibur itu, ia beragama Islam mulai menobatkan Rasulullah sebagai cahaya di atas cahaya. Sebagaimana orang Nasrani menyatakan Nabi Isa sebagai cahaya di atas cahaya.
Kemudian juga menyandangkan asma Allah Al-Hadi (Yang Maha Memberi hidayah/petunjuk) pada Rasulullah.
أَنْتَ نُوْرٌ فَوْقَ نُوْرِ
اَنْتَ شَمْسٌ اَنْتَ بَدْرٌ      
Engkau cahaya diatas cahaya

Engkaulah matahari.
Engkaulah bulan purnama.

اَنْتَ مِصْبَاحُ الصُّدُورِ
اَنْتَ اِكْسِيْرٌ وَغَالِى
Engkaulah pelita di dada.


Engkau yang menjadikan hidup ini abadi dan segala yang berharga yang mena'jubkan.

عَدَ تَحْرِيْرِ السُّطُوْرِ
وَصلاَةُ اللهُ عَلَى اَحْمَدْ
.tak terlukis tulisan kata.

Dan shalawat keberkahan Allah kiranya atas Ahmad,

صَاحِبُ الْوَجْهِ الْمُنِيْرِ
اَحْمَدُ الْهَادِى مُحَمَّدْ      
Wahai Muhammad, sang wajah nan mencahayai.
Wahai Ahmad, sang pemberi hidayah,


Padahal Rasulullah bukanlah Al-Haadi (yang memberi petunjuk)
وَمَا أَنْتَ بِهَادِي الْعُمْيِ عَنْ ضَلاَلَتِهِمْ إِنْ تُسْمِعُ إِلاَّ مَنْ يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا فَهُمْ مُسْلِمُونَ
Dan engkau (wahai Muhammad) sekali-kali bukanlah yang dapat memberi petunjuk (hidayah untuk memalingkan) orang-orang buta dari kesesatan mereka. Engkau tidak pula dapat menjadikan (seorangpun) mendengar, melainkan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami, lalu mereka berserah diri. (QS. 27 /An-Naml : 81)

Kreedo Nasrani diantaranya meyatakan :

Saya iman kepada satu Tuhan
Ayah yang maha Besar,
Pencipta langit dan bumi,
Dan segala sesuatu yang terlihat dan tak terlihat:

Dan kepada satu Tuhan Yesus Kristus,
Anak laki-laki Tuhan satu-satunya yang diperanakkan, Lahir dari Ayahnya
Sebelum alam seluruhnya,
Tuhannya Tuhan,
Cahayanya Cahaya,
Tuhan yang sebenarnya dari Tuhan yang sebenarnya,
Diperanakkan, tidak dibuat.

Bila Allah yang memperkenalkan diri-Nya kepada manusia Dialah Cahaya di atas cahaya (Nuurun 'alaa nuurin), yang berarti Dialah yang Maha Memebri petunjuk (Al-Haadi) maka penobatan Rasulullah maupun Nabi Isa sebagai cahaya diatas cahaya adalah penentangan terhadap  Nuurun 'alaa nuurin (Cahaya di atas cahaya), Dialah Allah, juga terhadap Al-Haadi (Yang Maha Pemberi hidayah), Dialah Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa.

Penobatan Rasulullah sebagaimana dalam bacaan shalawat badr itu pada dasarnya bukanlah watak asli dari awalnya orang beragama Islam yang bershalawat badr.  Penobatan Yasus sebagaimana dalam bacaan kreedo Nasrani itu pada dasarnya bukanlah watak asli dari awalnya orang beragama Nasrani. Watak (karakteristik) menentang  firman Allah itu yang asli sejak awalnya adalah karakteristik Yahudi.

Pengorganisasian kekuatan umat manusia secara rahasia oleh 'ushbah/insiders konspirasi Yahudi menerapkan asas yang diantaranya adalah asas humanisme. Pada asas humanisme itu dinyatakan : "Kemanusiaan itu harus kita jadikan tujuan selain dari Allah. Jadikanlah kemanusiaan itu sebagai Tuhan untuk disembah. Bentuklah etika kemanusiaan sebagai pengganti etika agama. Tidaklah cukup bagi kita hanya mengalahkan mereka (pemeluk agama) beserta peribadatannya dengan humanisme sejati, melainkan dengan humanisme harus dapat memusnahkan mereka itu. (Notulen Kongres Freemasonry Begardo 1911 dalam Asrar Masuniah) (Jaringan Gelap Freemasonry, Sejarah dan Perkembangannya Hingga ke Indonesia, A.D. El Marzdedeq, Dim.Av, Syamil Cipta Media, Bandung  cet. Ke-3, 2007, hal. 29)

Disebutkan oleh J.D. Buck, dalam bukunya Mystic Masonry : Satu-satunya diri Tuhan yang diterima Freemasonry adalah kemanusiaan sempurna…. Karenanya kemanusiaan adalah satu-satunya tuhan. (J. D. Buck, Mystic Masonry, Kessinger Publishing Company, September 1990, hal. 216) ( Baca : Harun Yahya )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar