Gertakan
Kebangsaan Yahudi Terhadap Iman Diatas Jejak Kenabian
قُلْ
إِنْ كَانَتْ لَكُمُ الدَّارُ اْلآخِرَةُ عِنْدَ اللهِ خَالِصَةً مِنْ دُونِ
النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Katakanlah:
“Jika kalian (menganggap bahwa) negeri akhirat (surga) itu khusus untuk kalian
di fihak Allah, lain dari manusia yang lain, maka inginilah kematian (kalian),
jika kalian memang benar. ( quran.com/2/94 )
وَلَنْ
يَتَمَنَّوْهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ وَاللهُ عَلِيمٌ
بِالظَّالِمِينَ
Dan
sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena
kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri). Dan
Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang zhalim. ( quran.com/2/95 )
Terhadap
kebohongan mereka itu, Allah memerintahkan kepada Rasulullah:
قُلْ
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ هَادُوا إِنْ زَعَمْتُمْ أَنَّكُمْ أَوْلِيَاءُ للهِ مِنْ
دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Katakanlah:
“Hai orang-orang yang adalah Yahudi, jika kalian mendakwakan bahwa sesungguhnya
kalian sajalah kekasih Allah lain dari manusia-manusia yang lain, maka
harapkanlah kematian kalian, jika kalian adalah orang-orang yang benar” ( quran.com/62/6 ).
وَلاَ
يَتَمَنَّوْنَهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ وَاللهُ عَلِيمٌ
بِالظَّالِمِينَ
Mereka
tiada akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan kejahatan yang
telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui
akan orang-orang yang zhalim. ( quran.com/62/7
).
Gertakan
orang-orang Yahudi bahwa negeri akhirat itu hanyalah untuk orang-orang Yahudi
yang beragama Yahudi dan Nasrani (quran.com/2/111 ) merupakan kebohongan dan kesombongan
mereka atas bangsa non Yahudi bahwa bangsa non Yahudi tidak layak masuk surga
Allah di akhirat. Bangsa Yahudi adalah kekasih-kekasih Allah sedangkan bangsa
Non Yahudi harus tunduk menjadi pelayan-pelayan bangsa kekasih Allah. Aanggapan mereka.
Itulah
diantaranya yang bangsa Yahudi memandang Non Yahudi binatang.
“Jehovah
created the non-jew in human form so that the jew would not have to be served
by beasts. The non-jew is consequently an animal in human form, condemned to
serve the jew day and night.” – Midrasch Talpioth, p. 225-L
“Tuhan
menciptakan non-Yahudi dalam bentuk manusia sehingga Yahudi tidak harus
dilayani oleh binatang (tetapi cukup
oleh manusia non-Yahudi). Non-Yahudi konsekuensinya adalah
binatang dalam bentuk manusia, dikutuk untuk melayani Yahudi siang dan
malam. http://vnnforum.com/showthread.php?t=3352
Sedangkan Yahudi beragama apapun
mereka, disebut beriman ataupun disebut kafir mereka itu, adalah penghuni surga dan adalah kekasih-kekasih Allah lain dari
manusia lain. Lain dari manusia lain.
Adapun
penghuni surga dan yang adalah kekasih-kekasih Allah secara spesial yang sebenarnya adalah
generasi beriman yang dibangun dan dipimpin diatas jejak kenabian, berbangsa
apapun mereka sebagai satu umat yang lain dari manusia lain. Lain dari manusia
lain. Sekali lagi bukan bangsa tertentu hatta Yahudi sekalipun yang lain dari
manusia lain itu.
Generasi
beriman yang dibangun dan dipimpin diatas jejak kenabian itu telah ditraktatkan dalam
lembaran kenabian tertulis yang dictum pertamanya adalah sebagai berikut:
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ هَذَا كِتَابُ مِنْ مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ
اْلأُمَّيِّ بَيْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ مِنْ قُرَيْشٍ وَيَثْرِبَ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ فَلَحِقَ بِهِمْ وَجَاهَدَ مَعَهُمْ أَنَّهُمْ أُمَّةٌ
وَاحِدَةٌ مِنْ دُوْنِ النَّاسِ
Dengan
asma Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Inilah naskah tertulis dari
Muhammad Nabi yang ummy antara orang-orang mukminin dan muslimin dari Quraisy
dan Yatsrib dan orang yang mengikutinya kemudian bergabung bersamanya dan
berjihad bersamanya. Bahwasanya mereka adalah umat yang satu tersendiri lain
dari manusia lainnya (http://non-gharqadian.blogspot.com/2010/11/shahifah-nabawiyah.html?m=1)
Sekali
lagi umat mu’minin adalah umat yang satu lain dari manusia lain. Lain dari
manusia lain.
Nusron Lebih Hebat daripada Nabi
Pernyataan
Highlight datang dari Nusron Wahid. Ketua Umum GP Anshor yang dipecat
dari Partai Golkar pasca mendukung Jokowi. Berikut ucapan beliau:
“Kita
ini orang Indonesia yang beragama Islam bukan orang Islam yang tinggal di
Indonesia. Kita lahir, sujud dan sholat di bumi Indonesia karena itu kita tidak
boleh mengotori Indonesia.”
Yang
ditraktatkan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam
diatas menunjukkan bahwa di mata Nusron, Muhammad tidak mampu berkata seperti
Nusron:
“Kita
ini orang Quraisy yang beragama Islam bukan orang Islam yang tinggal di negeri
Quraisy. Kita lahir, sujud dan sholat di bumi Quraisy karena itu kita tidak boleh
mengotori negeri Quraisy”. Di sini Nusron lebih hebat dari pada Nabi.
Apalagi
sahabat-sahabat Rasulullah (Anshar) dari Yatsrib sedemikian tololnya di mata
Nusron, mereka ahistoris tidak mampu mengatakan:
“Kita ini orang Yatsrib yang beragama Islam bukan orang Islam yang
tinggal di Yatsrib. Kita lahir, sujud dan sholat di bumi Yatsrib karena itu
kita tidak boleh mengotori Yatsrib.”
Pada
tahun ke-10 H/631 M di padang wuquf di Arafah, pada hari Jum’at tanngal 9
Dzulhijjah, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkhotbah dan bersabda:
Sesungguyhnya
darah kalian adalah suci atas kalian sebagaimana sucinya hari kalian ini, di
bulan suci kalian ini, di negeri kalian ini. Ingatlah setiap urusan Jahiliah
ada di bawah kedua kakiku ini diletakkan.
Dan
tuntut bela darah Jahilian telah diletakkan, dan sesungguhnya tuntut bela darah
yang pertama kali aku letakkan dari darah kita adalah darah Ibnu Rabi’ah bin
Al-Harits, adalah dia disusukan pada Bani Sa’d kemudian Hudzail membunuhnya.
Dan
riba Jahiliah telah diletakkan, dan riba yang pertama kali aku letakkan dari
kita adalah riba ‘Abbas bin Abdul Muththalib. Maka sesungguhnya ia telah
diletakkan semuanya.
Kini
Zionis Yahudi penguasa kerajaan riba bisa mengatakan apa yang dikhutbahkan oleh
Muhammad untuk penghapusan riba dan tuntut bela darah mu’minin yang tertumpah
diletakkan di bawah kaki Zionis. Persempit ruang untuk shadaqah karena semua
didominasi praktek riba dan darah Mu’minin yang tertumpah tak ada lagi tuntutan
bela.
Dan
Nusronpun dengan pernyataannya itu sama dengan menyatakan apa yang ditraktatkan
Muhammad di Yatsrib 1435 tahun yang lalu itu kini diletakkan di bawah kedua
telapak kaki Nusron.
Dan
diantara cara menghidupkan api peperangan demi peperangan adalah dengan
mengobarkan semangat kebangsaan bangsa-bangsa di seluruh dunia yang dibela
menghadapi misi kerasulan, misi kitab-kitab Allah dan ajaran-Nya dengan
memerangi Nabi Allah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta
pejuang-pejuangnya di belakang beliau.
Huyay
bin Akhthab, pemimpin kaum Yahudi Bani Nadhir mengobarkan semangat bangsa lain
yaitu kaum Quraisy untuk memerangi Nabi Muhammad dan kaum Muslimin di Madinah.
Missi Yahudi itu untuk membangkitkan semangat kebangsaan Quraisy termasuk
dengan mengatasnamakan agama. Missi Yahudi menyuarakan bahwa agama bangsa
Quraisy lebih mulia dari pada agama Muhammad, dan tuhan mereka lebih baik
daripada Tuhan Muhammad. www.islamnyamuslim.com/2014/03/syafiyah-istri-rasulullah-saw.html?m=1
Pada
tahun 5 H/626 M para pemimpin Yahudi termasuk para pendetanya meyakinkan para
penyembah berhala bangsa Quraisy di Makkah bahwa perang melawan Muhammad adalah
kebenaran yang harus dilaksanakan dan menghancurkan Muhammad adalah tindakan
yang diridhai Tuhan. Mereka juga berhujjah (berargumentasi) bahwa kepercayaan
orang-orang Quraisy jauh lebih baik dari pada agama Muhammad. Dan adat istiadat
serta tradisi jahiliah jauh lebih baik daripada ajaran-ajaran Al-Qur’an.
(Muhammad Al-Ghazaliy, FIQHUS SIRAH, Menghayati Nilai-nilai Riwayat Hidup
Rasulullah saw, Al-Ma’arif, Bandung, cet. Ke-10, tt, hal. 494)
Tak Ada Ulama Yang Mampu Koreksi
Tak
ada ulama yang mampu mengoreksi Nusron karena telah direncanakan seperti
berikut ini:
Ketika telah sampai saatnya bagi Tuan Penguasa Kedaulatan Seluruh Dunia
kita (Yahudi) untuk dinobatkan, maka tangan-tangan yang sama inilah yang akan menyapu
habis semua yang bisa menjadi penghalang kita.
Goyim
(non-Yahudi) telah kehilangan kebiasaan berpikir mereka tanpa digerakkan dengan
saran-saran dari spesialis-spesialis kita. Oleh karena itu mereka tidak bisa
melihat kepentingan mendesaknya apa yang kita akan seketika adopsi,
saatnya kerajaan kita datang, yakni itulah sedemikian esensialnya untuk
memberikan di sekolah-sekolah nasional seberkas ilmu pengetahuan sederhana yang
sebenar-benarnya, basis semua ilmu pengetahuan – yaitu ilmu pengetahuan tentang
struktur kehidupan manusia, tentang eksistensi sosial, yang membutuhkan
pembagian kerja, yang memastikan adanya pembagian manusia menjadi divisi-divisi
kepada kelas-kelas dan persyaratan-persyaratan. Hal ini esensial bagi semua
orang untuk mengetahui bahwa karena adanya perbedaan di dalam obyek-obyek
kegiatan manusia inilah maka tidak bisa ada persamaan ( equality ) apa pun,
sehingga dia dengan suatu aksi perbuatan berkompromi pada seluruh kelas tidak
bisa menjadi sama pertanggungjawabannya di depan hukum, yang akibatnya tidak mengenai
siapa pun kecuali kehormatan dirinya sendiri.
Sebenar-benarnya
ilmu pengetahuan tentang struktur masyarakat, ilmu yang kita larang Goyim
(non-Yahudi) memasuki rahasia-rahasianya, akan mendemonstrasikan kepada seluruh
manusia bahwa posisi-posisi dan kerja itu harus selalu tetap berada di dalam
suatu lingkaran tertentu, di mana posisi-posisi dan pekerjaan itu tidak boleh
menjadi sumber atau penderitaan (konsekuensi hasil bahagia atau risiko
sengsara) manusia, yang berkembang (terbangun) dari pendidikan yang tidak ada
hubungannya dengan pekerjaan, yang individu-individunya diperintah (harus)
melakukannya. Setelah menempuh studi tuntas akan (ajaran-ajaran dalam) ilmu
pengetahuan ini, orang-orang akan dengan sukarela tunduk patuh mentaati
otoritas kekuasaan (kita) dan mereka akan menerima posisi apa saja yang
ditentukan untuk mereka di dalam negara (kedaulatan seluruh dunia kita). Dalam
keadaan (di dalam) ilmu pengetahuan dan pengarahan yang ada yang telah kita
berikan untuk pengembangannya, rakyat, yang begitu saja mempercayai apa saja
yang laku dicetak (diciptakan untuk dipublikasikan – yaitu gantungan harapan,
cinta, perasaan dan ide dengan penuh pembelaan dan kesetiaan – berkat adanya
desakan-desakan yang sebenarnya ditujukan untuk menyesatkan mereka sendiri dan
berkat kedunguan mereka sendiri – yang adalah juga merupakan kebencian
buta terhadap semua kondisi yang mereka anggap berada di luar (ajaran)-nya,
karena mereka tidak memiliki pemahaman tentang makna kelas dan
(persyaratan-persyaratan) kondisi. http://www.jewwatch.com/jew-references-protocols-full-text-2-protocols-1-2-3.html#PROTOCOL%20No.%203