إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا
بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena
itu bangunlah antara kedua fihak saudara kalian dan bertakwalah kepada Allah
supaya kalian mendapat rahmat. (QS.
49/Al-Hujuraat : 10)
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَهَاجَرُوا
وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللهِ وَالَّذِينَ
ءَاوَوْا وَنَصَرُوا أُولَئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَالَّذِينَ
ءَامَنُوا وَلَمْ يُهَاجِرُوا مَا لَكُمْ مِنْ وَلاَيَتِهِمْ مِنْ شَيْءٍ حَتَّى
يُهَاجِرُوا وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلاََّ
عَلَى قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya
pada jalan Allah (orang-orang Muhajirin) dan orang-orang (Anshar) yang
memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin),
mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang
beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada atas kalian walayah (kewajiban
melindungi) mereka sedikitpun, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika
mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam (urusan pembelaan) ajaran hidup,
maka kalian wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada
perjanjian antara kalian dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian
kerjakan. (QS. 8/Al-Anfaal : 72)
Allah Subhaanahu
wa Ta'aalaa mengabadikan kemuliaan orang Anshar (yaitu orang-orang Arab di
Madinah yang beriman) memberi tempat kediaman kepada saudara-saudara seimannya
dari Quraish yang hijrah dari Makkah yang disebut sebagai orang-orang Muhajirin.
Demikian pula
memberikan pertolongan kepada saudara-saudara seimannya dari Quraish yang
hijrah dari Makkah itu.
Orang-orang
Anshar dan orang-orang Muhajirin bersatu padu dalam ikatan saling
mempersaudarai satu sama lain dan dalam ikatan hubungan pemimpin dan yang dipimpin
di atas jejak kenabian.
Empat hal yang
diabadikan Allah dalam ayat tersebut yaitu :
Pertama : Saling
memberikan perlindungan dari keterlantaran antar orang-orang beriman.
Kedua : Saling memberi
pertolongan satu sama lain sesama orang beriman.
Ketiga : Bersatu padu
dalam ikatan saling mempersaudarai satu sama lain sesama orang beriman.
Keempat : Dalam satu
ikatan hubungan pemimpin dan yang dipimpin di atas jejak kenabian.
Adanya empat
kondisi yang menjadi syarat itu dipenuhi terwujud adalah yang diperjuangkan
oleh Rasulullah. Itulah Walayah Mu'minin
Sejak kematian
Ali bin Abi Thalib, Walayah Mu'minin itu ditiadakan sedikit demi sedikit.
Sedangkan
orang-orang yang non beriman berada dalam ikatan hubungan pemimpin dan yang
dipimpin, hubungan saling mendukung satu sama lain. Inilah kerusakan dengan dihancurkan
dan ditiadakannya Walayah Mu'minin. Yang terjadi adalah fitnah di (muka) bumi
dan kerusakan yang besar.
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ
بَعْضٍ إِلاَّ تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي اْلأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ
Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi
pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kalian (hai para muslimin) tidak
melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah (membangun Walayah Mu'minin )
itu, niscaya akan terjadi fitnah (yaitu kekacauan) di muka bumi dan kerusakan
yang besar. (QS. 8/Al-Anfaal : 73)
*) Baca : Shahifah Nabawiyah
BILA TIDAK BOLEH ADA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT TANPA KEDAULATAN,
MAKA PADA KEPEMIMPINAN RASULULLAH DAN KHULAFA-UR RASYIDIN TIDAK ADA KEDAULATAN SELAIN
WALAYAH MU'MININ
Tak Tergadaikan dengan Standard Ekonomi dan Etnosentrisme
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ لَمَّا
أَعْطَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَعْطَى مِنْ تِلْكَ
الْعَطَايَا فِي قُرَيْشٍ وَقَبَائِلِ الْعَرَبِ وَلَمْ يَكُنْ فِي اْلأَنْصَارِ
مِنْهَا شَيْءٌ وَجَدَ هَذَا الْحَيُّ مِنَ اْلأَنْصَارِ فِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى
كَثُرَتْ فِيهِمُ الْقَالَةُ حَتَّى قَالَ قَائِلُهُمْ لَقِيَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَوْمَهُ فَدَخَلَ عَلَيْهِ سَعْدُ بْنُ
عُبَادَةَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ هَذَا الْحَيَّ قَدْ وَجَدُوا عَلَيْكَ
فِي أَنْفُسِهِمْ لِمَا صَنَعْتَ فِي هَذَا الْفَيْءِ الَّذِي أَصَبْتَ قَسَمْتَ
فِي قَوْمِكَ وَأَعْطَيْتَ عَطَايَا عِظَامًا فِي قَبَائِلِ الْعَرَبِ وَلَمْ
يَكُنْ فِي هَذَا الْحَيِّ مِنَ اْلأَنْصَارِ شَيْءٌ قَالَ فَأَيْنَ أَنْتَ مِنْ
ذَلِكَ يَا سَعْدُ قَالَ يَا رَسُولَ اللهِ مَا أَنَا إِلاَّ امْرُؤٌ مِنْ قَوْمِي
وَمَا أَنَا قَالَ فَاجْمَعْ لِي قَوْمَكَ فِي هَذِهِ الْحَظِيرَةِ قَالَ فَخَرَجَ
سَعْدٌ فَجَمَعَ النَّاسَ فِي تِلْكَ الْحَظِيرَةِ قَالَ فَجَاءَ رِجَالٌ مِنَ
الْمُهَاجِرِينَ فَتَرَكَهُمْ فَدَخَلُوا وَجَاءَ آخَرُونَ فَرَدَّهُمْ فَلَمَّا
اجْتَمَعُوا أَتَاهُ سَعْدٌ فَقَالَ قَدِ اجْتَمَعَ لَكَ هَذَا الْحَيُّ مِنَ اْلأَنْصَارِ
قَالَ فَأَتَاهُمْ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَحَمِدَ اللهَ
وَأَثْنَى عَلَيْهِ بِالَّذِي هُوَ لَهُ أَهْلٌ ثُمَّ قَالَ يَا مَعْشَرَ اْلأَنْصَارِ
مَا قَالَةٌ بَلَغَتْنِي عَنْكُمْ وَجِدَةٌ وَجَدْتُمُوهَا فِي أَنْفُسِكُمْ
أَلَمْ آتِكُمْ ضُلاَّلاً فَهَدَاكُمُ اللهُ وَعَالَةً فَأَغْنَاكُمُ اللهُ
وَأَعْدَاءً فَأَلَّفَ اللهُ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ قَالُوا بَلِ اللهُ وَرَسُولُهُ
أَمَنُّ وَأَفْضَلُ قَالَ أَلاَ تُجِيبُونَنِي يَا مَعْشَرَ اْلأَنْصَارِ قَالُوا
وَبِمَاذَا نُجِيبُكَ يَا رَسُولَ اللهِ وَِللهِ وَلِرَسُولِهِ الْمَنُّ
وَالْفَضْلُ قَالَ أَمَا وَاللهِ لَوْ شِئْتُمْ لَقُلْتُمْ فَلَصَدَقْتُمْ
وَصُدِّقْتُمْ أَتَيْتَنَا مُكَذَّبًا فَصَدَّقْنَاكَ وَمَخْذُولاً فَنَصَرْنَاكَ
وَطَرِيدًا فَآوَيْنَاكَ وَعَائِلاً فَأَغْنَيْنَاكَ أَوَجَدْتُمْ فِي
أَنْفُسِكُمْ يَا مَعْشَرَ اْلأَنْصَارِ فِي لُعَاعَةٍ مِنَ الدُّنْيَا
تَأَلَّفْتُ بِهَا قَوْمًا لِيُسْلِمُوا وَوَكَلْتُكُمْ إِلَى إِسْلاَمِكُمْ
أَفَلاَ تَرْضَوْنَ يَا مَعْشَرَ اْلأَنْصَارِ أَنْ يَذْهَبَ النَّاسُ بِالشَّاةِ
وَالْبَعِيرِ وَتَرْجِعُونَ بِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي
رِحَالِكُمْ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَوْلاَ الْهِجْرَةُ لَكُنْتُ
امْرَأً مِنَ اْلأَنْصَارِ وَلَوْ سَلَكَ النَّاسُ شِعْبًا وَسَلَكَتِ اْلأَنْصَارُ
شِعْبًا لَسَلَكْتُ شِعْبَ اْلأَنْصَارِ اللَّهُمَّ ارْحَمِ اْلأَنْصَارَ
وَأَبْنَاءَ اْلأَنْصَارِ وَأَبْنَاءَ أَبْنَاءِ اْلأَنْصَارِ قَالَ فَبَكَى
الْقَوْمُ حَتَّى أَخْضَلُوا لِحَاهُمْ وَقَالُوا رَضِينَا بِرَسُولِ اللهِ
قِسْمًا وَحَظًّا ثُمَّ انْصَرَفَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَتَفَرَّقْنَا
Dari Abu Sa'id Al-Hudhri, ia berkata : Tatkala Rasulullah shallallaahu
'alaihi wa sallam memberikan apa yang beliau bagikan harta dari pampasan
perang (pada perang Hunain) kepada orang Quraisy (yang baru memeluk Islam /
muallaf) dan kepada orang-orang Arab lainnya kecuali kaum Anshar yang tidak
menerima apa-apa. Ada
kelompok orang dari kaum Anshar yang merasa jengkel dengan itu dalam dirinya
sehingga banyak omongan di kalangan mereka. Berkatalah orang diantara mereka : "Rasulullah
shallallaahu 'alaihi wa sallam sekarang
telah bertemu dengan kaumnya sendiri" (Yakni kaum Quraisy dan
orang-orang Makkah lainnya). Mendengar omongan itu Sa'd bin Ubadah datang kepada
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam kemudian ia berkata : "Ya
Rasulullah, ada sejumlah orang-orang Anshar merasa jengkel dalam diri mereka
terhadap engkau karena apa yang engkau perbuat dengan harta pampasan perang ini
yang engkau berikan, engkau bagikan kepada kaum engkau dan engkau berikan
pembagian yang besar kepada kabilah-kabilah Arab dan tidak ada sesuatupun
kepada golongan dari orang-orang Anshar ini".
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bertanya :
"Sedangkan engkau, di mana posisi engkau dalam hal ini, wahai Sa'd
?"
Sa'd bin Ubadah menjawab : "Wahai Rasulullah,
tidaklah aku ini melainkan hanyalah seorang pribadi dari kaumku (Anshar)"
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Kumpulkanlah kaummu kepadaku di tempat yang berpagar ini"
Abu Sa'id berkata : Maka Sa'dpun keluar dan mengumupulkan
manusia di tempat berpagar itu.
Kemudian datanglah orang-orang dari kalangan Muhajirin
kemudian meninggalkan mereka.
Dan datang pulalah orang-orang yang lainnya, kemudian Sa'd
menolak mereka.
Setelah mereka berkumpul, Sa'd mendatangi Rasulullah shallallaahu
'alaihi wa sallam dan berkata : Golongan orang-orang Anshar telah berkumpul
untuk engkau (wahai Rasulullah )
Abu Sa'id berkata : Kemudian Rasulullah shallallaahu
'alaihi wa sallam mendatangi mereka kemudian beliau memanjatkan puja dan
puji pada Allah yang adalah Dia Haq atasnya.
Kemudian Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam
bersabda : Wahai sekalian kaum Anshar, mengapa ada omongan yang sampai kepadaku
tentang kalian yaitu kejengkelan yang kalin merasa jengkel dalam diri kalian.
Bukankah aku datang kepada kalian sedang kalian dalam keadaan sesat kemudian
Allah memberi petunjuk kepada kalian ?. Dan kalian dalam keadaan menderita
kemudian Allah menjadikan kalian berkecukupan? Kalian dalam keadaan bermusuhan,
kemudian Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa mempersatukan hati kalian ?
Kebaikan dan kemuliaan utama adalah bagi Allah dan
Rasul-Nya.
Rasulullah bertanya : Apakah kalian tidak menjawab aku,
wahai sekalian orang-orang Anshar ?
Orang-orang Anshar menjawab : Dan dengan apakah lagi kami
menjawab engkau ya Rasulullah ? Bagi Allah dan Rasul-Nyalah kebaikan dan
keutamaan.
Rasulullah bersabda : Demi Allah, kalaulah kalian mau,
tentu kalian dapat mengatakan yang kalian benar dan kalian dibernarkan :
'Engkau datang kepada kami sebagai orang yang didustakan maka kami membenarkan
engkau.
Dan sebagai orang yang terancam bahaya kemudian kami beri
pertolongan.
Dan sebagai buronan kemudian kami lindungi. Dan sebagai
orang yang dalam kekurangan, kemudian kami berikan engkau berkecukupan.
Apakah kalian merasa jengkel dalam diri kalian, wahai
sekalian orang-orang Anshar dalam masalah sampah dunia (yang kalian tidak
mendapatkannya) yang dengannya aku jinakkan suatu kaum dalam rangka mereka mengislamkan
diri. Sedangkan aku merasa cukup dengan kalian kepada keislaman kalian.
Apakah kalian tidak ridha wahai sekalian orang-orang
Anshar, bahwa manusia pulang dengan membawa kambing dan unta. Sedangkan kalian
pulang dengan Rasulullah dalam bawaan kalian.
Maka demi Dzat yang diri Muhammad ada di tangan-Nya,
kalaulah bukan karena hijrah, sungguh aku adalah seorang pribadi dari Anshar.
Dan kalaulah manusia berjalan di lereng gunung dan orang-orang Anshar berjalan
di lereng gunung yang lain, sungguh aku berjalan di lereng yang ditempuh
orang-orang Anshar.
Allahumma ya Allah.
Karuniakalah rahmat pada kaum Anshar, kepada anak-anak kaum Anshar dan kepada
cucu-cucu kaum Anshar.
Abu Sa'id Al-Khudhri berkata : Maka menangislah kaum Anshar
sehingga janggut mereka basah oleh air mata. Dan mereka berkata : Kami ridha
Rasulullah sebagai bagian dan jatah kami.
Kemudian Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam
kembali dan berpisahlah kami. (HR. Ahmad)
Orang-orang Anshar ridha tetap menjadi bagian Walayah
Mu'minin selamat dari peniadaannya sebagai standar kemenangan dan keberuntungan
dari pada kemenangan dan keberuntungan itu digantikan dengan standar harta,
jabatan dan prestise atau gengsi sosial.
Demikian pula Rasulullah shallallaahu 'alaihi
wa sallam secara rasional
mengedepankan akal, seharusnya beliau membangun kekuatan dan kekuasaannya
diatas kekuatan ekonomi bertandardkan penguasaan harta. Demikian pula di atas
etnosentrisme Quraisy pada momentum itu. Tetapi belaiu tidak sudi menggadaikan
walayah Mu'minin dengan standard kekuatan harta/ekonomi dan kekuatan